Nita pun meninggalkan teman-teman ceweknya dan lebih memilih untuk kembali bersama Megan dan Samy.
"Heyooo. Yaudah sekarang kita ke kantin aja kali, ya?
Arka sama Juan harusnya udah ke kantin, sih." ajak Samy pada Megan dan Nita."Eh, Nit. Lo kalau mau gabung sama mereka, gapapa kok," sambung Samy tidak enak jika harus memihak pada Nita terus.
"Nggak. Gapapa kok. Aku malah pengen sama kalian aja, hehhe," jawab Nita senang karena dirinya malah bisa bergabung dengan cowok-cowok.
"Ok. Let's go." ajak Samy pada Megan dan Nita keluar dari ruangan.
Seiring berjalannya di lorong. Mereka bertiga tampak bercakap-cakap.
"Eh. Aku gak sabar buat nanti mau pergi sama kalian," ucap Nita semangat.
"Kamu beneran gak ikut?" tanya Nita pada Megan memastikan apakah dirinya beneran tidak ingin bergabung atau berubah pikiran.
"Nggak." balas Megan singkat dengan ekspresi datar.
"Masa gak ikutt?" tanya Nita seketika berdiri di depan Megan. "Ikutt dongg... Masa gak ikut sih..." ucap Nita dengan muka gemas nya.
"Apaan sih." balas Megan mendorong Nita pelan.
Setibanya mereka di Kantin. Rupanya Megan, Nita, dan Samy tidak melihat adanya Juan dan Arka.
"Mereka pada kemana, ya?" tanya Samy pada kedua temannya.
"Tau deh. Pada kemana, ya?" tanya Megan balik.
"Biasanya pada ke Kantin, sih. Tapi gak tau nih sekarang pada kemana," jawab Samy menjelaskan situasi biasanya.
"Oh, gitu. Yaudah, kita tunggu aja dulu disini. Kalian pada gak beli makan?" tanya Nita yang dirinya juga ingin membeli makan.
"Gue nitip aja deh, Sam. Eh, tapi ada apa aja, ya?" tanya Megan yang tadinya dirinya hanya mau menitip namun dirinya tidak tahu ada makanan apa saja yang ada di Kantin tersebut.
"Ciah, elu mah. Pinter-pinter beloon kadang-kadang," ucap Samy menoyor kepala Megan.
"Gue lupa," jawab Megan.
"Yaudah. Bareng-bareng aja deh kalau gitu," ajak Nita pada kedua temannya.
Mereka bertiga nampak akrab sambil melihat ada makanan apa saja di Kantin tersebut.
"Nah ini" tunjuk Nita pada makanan yang ia tuju.
"Aku beli ini aja, deh. Nanti sisanya buat jajan nanti," sambung Nita."Bu, aku beli ini ya," ucap Nita menunjuk makanan yang ia maksud.
"Panggil saya, tante aja atuh, neng," jawab Ibu Kantin.
"Oh, ok, Tante. Iya aku beli ini aja ya, Tan. Bakwan nya baru kan, Tan?" tanya Nita memastikan.
"Iya, pasti dong, sayang. Kan baru tante goreng juga. Masih hangat kok, itu," jawab Ibu Kantin dengan pasti.
Sembari Nita memesan makanan, Megan dan Samy secara bersamaan juga sedang memesan makan.
"Bu, saya beli yang ini satu ya," ucap Megan menunjuk Nasi Kuning yang ia ingin pesan.
"Ok. Ada lagi?" tanya Ibu Kantin.
"Sama air putih deh satu. Udah itu aja, Bu,"
"Ok. Ditunggu sebentar ya, nanti tante anter," jawab Ibu Kantin.
Ibu Kantin yang menjual makanan tersebut nampak seperti orang tua murid. Maka itu, rata-rata murid di SMA JAYA HARAPAN memanggil Ibu Kantin tersebut dengan sebutan "tante". Ya, panggilan tersebut sudah dibiasakan sejak lama dan inilah yang menjadikan sekolah ini nampak beda dengan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEGANIO
Fiksi RemajaSEDANG PROSES REVISI BEBERAPA PART Maaf kalau ada ketidaktepatan kata, karena masih dalam tahap belajar Terjadinya sebuah peristiwa yang mungkin membuat kita harus beradaptasi dan hidup dalam perubahan yang baru. Cerita ini mengisahkan perjalanan...