"Kurang lebih begitu, deh," jelas Nita menceritakan panjang lebar, "Tapi, kalian, please janji ya, jangan cerita ke siapa-siapa, apalagi nyindir-nyindir Vania nya,"
"Iya, lah. Ngapain nyindir-nyindir. Gak penting juga. Untung juga gak ada kan." celetuk Samy, "Wait, jadi ini bener kan, orang tua yang dekat itu maksud nya ortu lo sama sama Vania, Nit?" tanya Samy.
"Iya, hehe. Kalian please yang jangan nyindir-nyindir. Aku gak mau kejadian ini terulang lagi," Nita memohon pada keempat teman-temannya.
"Iya, santai aja. Tapi, lo sebelumnya udah sempet jelasin belum, Nit? Atau lo pada udah selesain gitu?" tanya Juan.
"Beberapa kali aku ajak dia buat pemberesan, tapi dia nya gak mau dengerin aku. Sampai akhirnya dia pindah sekolah di tahun depannya dan aku gak tau dia pindah kemana waktu itu. Orang tua aku juga gak ngasih tau aku dia pindah nya kemana, padahal orang tua ku kenal sama papa mama nya Vania," jelas Nita.
"Oh gitu. Lo emang gak cocok sih main sama dia," celetuk Megan membuat Nita diam sejenak.
Nita mengerutkan kening, "Maksud?"
"Gaya lo gak cocok sama dia."
"Oh... Jadi kamu suka nya sama cewek-cewek yang stylish gitu, ya?"
"Nggak."
"Dih, apaan sih. Gak jelas banget,"
"Udah-udah, lama kelamaan juga tipe dia lo, Nit, lo santai aja," ledek Juan.
"Hehhe," Nita tersipu malu.
Megan dan keempat temannya meninggalkan Kantin dan mereka kembali menuju Aula, tempat dan acara terakhir dalam kegiatan MPLS tahun ini.
Di pertengahan jalan, "Kalian ke Aula, ya," perintah salah satu panitia.
"Iya, Kak," ucap Nita, "Ini mau ke Aula, kok,"
Setibanya mereka berlima tiba di Aula, ternyata tidak disangka kalau di dalam Aula sudah ramai.
"Woiii...," panggil Juan, "Kita duduk mana, ya?"
"Hmm," Nita mencari tempat kosong, "Kayaknya itu, bisa, deh," Nita menunjuk tempat yang kosong.
"Ini gak sesuai kelompok kan duduknya?" tanya Nita.
"Bentar," Juan bertanya pada salah satu panitia yang dekat dengan dirinya, "Kak, ini sesuai kelompok atau gimana?"
Panitia yang sedang memegang kertas, "Kelompok, ya."
"Kelompok ges. Yaudah, berarti kita mencar lagi, ya. Meg, bawa nih anak orang, jagain, ya," ucap Juan.
"Bukan urusan gue. Dia bukan anak kecil." gumam Megan.
"BURUAN." ucap Megan meminta Nita cepat bergegas.
Waktu sudah pukul 10.00 dan tiba saat nya untuk dimulai nya sesi yang baru. Sesi kali ini hanya berisi closing dan pemberian reward bagi murid yang memenuhi nominasi. .
Panitia mengambil mic, "Tes... Suara aku jelas, kan?" ucap Farrel selaku ketua panitia.
"Jelas, Kak," jawab seluruh murid.
"Baik, makasi, guys. Ok, tanpa berlama-lama lagi, siapa nih disini yang udah antusias menunggu announcement hari ini? Tapi, sebelumnya seperti apa yang diarahkan di awal kemarin, kalian semua udah punya yel-yel, kan? Nah, sebelum pembagian reward kita mau, kalian yel-yel berkelompok dulu, ya," jelas Farrel, "Yuk... Mungkin aku boleh undang Celine kali, ya, biar aku gak sendirian disini,"
Celine kaget merasa dipanggil, "Gue?"
"Iya, sini, Cel, temenin."
"Cieee," seru panitia-panitia sekitar dengan suara pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEGANIO
Teen FictionSEDANG PROSES REVISI BEBERAPA PART Maaf kalau ada ketidaktepatan kata, karena masih dalam tahap belajar Terjadinya sebuah peristiwa yang mungkin membuat kita harus beradaptasi dan hidup dalam perubahan yang baru. Cerita ini mengisahkan perjalanan...