Setelah arahan yang diberikan dari Bu Murni selesai, semua kelompok pun bergegas untuk ke tempat tugas mereka masing-masing.
Arka, Juan, Samy, Megan, dan Nita berjalan menuju ke Taman belakang. Sambil mereka berjalan, mereka berbincang mengenai pembagian tugasnya.
"Eh, aku ngapain nanti?" tanya Nita kepada teman-temannya.
"Lihat aja nanti," jawab Arka.
"Ok."
Setiba nya mereka di Taman, mereka tidak kaget bahwa memanglah Taman di belakang ternyata luas sekali.
"Udah gini ya, Arka sama Juan lo yang nyapu daun-daun bertebaran, gue sama Samy bagian siram tanaman," ucap Megan nampak seperti pemimpin yang sedang memberi arahan ke teman-temannya.
"Aku ngapain?" sahut Nita kebingungan dia harus apa.
"Lo? Lo mau nya apa?"
"Bebas sih."
"Yaudah, lo bantuin kita-kita aja. Yang sekiranya lo bisa bantu, lo bantu."
"Ok, makasi ya."
Nita yang bingung harus kemana, akhirnya ia memutuskan untuk menghampiri Juan dan Arka.
"Hai, ada yang bisa aku bantu?"
"Boleh, lo bantu kita nyapu bagian sana ya," ucap Juan sambil menunjuk ke ujung Taman.
"Ok."
Nita yang merasa lelah akhirnya tanpa ia sadari ia berteriak dan membuat teman-teman cowoknya kaget.
"Ah, cape banget. Ribet banget sih. Padahal baru hari pertama sekolah, udah di kerjain kayak gini," kesal Nita yang tidak disengaja di dengar oleh cowok-cowok.
Ternyata sebelah Nita ada Megan yang tidak sengaja mendengar ocehan Nita.
"Yah kita emang salah sih. Kerjain aja kangen ngedumel mulu!" ucap Megan jutek.
"Capek astaga, udah ini daun gak bisa diajak kerja sama, udah di sapu malah terbang-terbang." kesal Nita.
"Ya emang gitu," jawab Megan cuek.
"Ih, kamu gak ngerti ya. Ini debu nya pada masuk ke mata aku lagi!" ucap Nita kesal menggaruk mata nya.
"Ya kalau lo gak mau kerjain, ya gapapa, nanti tinggal gue bilangin ke Bu Murni," jawab Megan dengan tertawa kecil.
"YAUDAHH AKU GAK USAH KERJAIN. NGAPAIN JUGA SIH YAA, DIKIRA KITA CLEANING KALI YE!" oceh Nita lalu duduk di kursi.
"Yaudah. Lo gak mau kerjain gapapa. Palingan nanti gue aduin aja." jawab Megan ketus membuat Nita berdiri lagi dan melanjutkan pekerjaannya.
"Iya," jawab Nita kesal sambil ngoceh-ngoceh sendiri dalam hati.
Setelah pekerjaan Megan selesai, Megan beralih ke tempat lain dan meninggalkan Nita dan tanpa disadari.
Dari ujung kejauhan
"Eh, itu Nita bukan yang tidur disitu?" tanya Juan panic ke teman-teman nya.
"Eh iya, kenapa itu?" jawab Arka.
"Kita kesana deh, dia kenapa lagi?"
Megan yang melihat hal tersebut tanpa berkata-kata, ia langsung bergegas dan.
"Awas," ucap Megan langsung mengangkat tubuh Nita.
"Azekkk perhatian juga nih lo, bos," sahut Juan senyum-senyum ke Megan
"Ya, gak?" sambung Juan iseng.
Megan yang tidak merespon, langsung meletakkan Nita diatas kursi dan membangunkan Nita.
"BANGUNNN," ucap Megan khawatir.
Nita tidak merespon dan membuat cowok-cowok tersebut khawatir.
"Duh, nih cewek kenapa lagi?" desak Juan khawatir melihat keadaan Nita yang tidak bangun-bangun daritadi.
"Iya, dia kenapa dah," ucap Arka bingung.
"Meg, lo apain anjirrr?" tanya Juan sinis ke Megan.
"Gak gue apa-apain," jawab Megan cuek dan memanglah dirinya tidak bersalah.
"Lo serius? Kok bisa gini sekarang?" tanya Juan memastikan.
"Ya, gue gak tau, Jun. Tau-tau dia udah tergeletak gitu," jawab Megan karena emang dirinya tidak tahu kenapa Nita tergeletak.
"Hm yaudah."
"Kayaknya dia kecapean, yaudah biarin dia istirahat di UKS aja kali, ya," ucap Juan.
"Iya."
"Yaudah, kita lanjut tugas kita deh. Meg, lo bisa bantu kan tugasnya Nita? Ngebantu nyapu-nyapu area nya dia tadi," ucap Juan memberi arahan pada Megan agar Megan bisa membantu pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh Nita.
"Ya."
"Yaudah, kita bawa dia ke UKS dulu ya. Biar dia istirahat," ucap Juan mengajak teman-temannya untuk membawa Nita ke UKS.
"Lo pada gak ada yang berniat bantu kah?" tanya Juan inisiatif apakah tidak ada yang mau membawa Nita ke UKS.
Megan yang hanya diam, tiba-tiba
"Udah, biar gue aja yang gotong dia. Lo pada lanjutin tugasnya, biar cepat selesai," ucap Megan sambil mengangkat tubuh Nita.
"Benar?" tanya Juan memastikan.
"Iya. Daripada tugas kita gak selesai-selesai. Toh gue cuma taruh ini anak ke UKS setelah itu gw tinggal."
"Oh yaudah."
Megan yang akhirnya mengangkut tubuh Gadis itu dan membawa nya ke UKS. Setiba nya di UKS..
"Bu, saya titip dia disini ya. Saya gak tau daritadi kenapa gak bangun-bangun," ujar Megan kepada Bu Arni sang penjaga ruang UKS tersebut.
"Ok, Nak. Ini dia baru ya pingsan nya?" jawab Bu Arni bingung dan segera memberi penanganan kepada Nita.
"Tadi kita ditugaskan untuk membersihkan Taman, Bu. Trus tiba-tiba dia udah tergeletak begitu aja."
"Ok, Nak. Biar ibu tangani dia disini. Kamu boleh tinggal. Makasi, Nak."
"Saya..."
Ketika Megan hendak mengeluarkan kata dari mulutnya, tiba-tiba Gadis itu terbangun dan bingung kenapa dirinya sudah terbaring di ruangan tersebut.
"Ini, saya.." ucap Nita belum selesai.
"Iya, kamu tadi pingsan, nak. Makanya kamu dibawa kesini. Sudah kamu istirahat aja disini. Teman kamu yang membawa kamu kesini," ucap Bu Arni.
"Oh. Makasi ya, Bu."
"Kamu gak mau mengucapkan terima kasih juga sama temen kamu ini? Dia loh yang bawa kamu kesini," ucap Bu Arni sambil terkikih kecil.
Nita yang hanya melirik Megan dan Megan tetap lah bersikap dingin seolah tidak memperdulikan Nita.
"Kalau gitu, saya izin tinggal ya, Bu. Masih ada tugas di luar," ucap Megan untuk pamit meninggalkan ruangan tersebut.
"Ok, Nak. Terima kasih ya. Kamu baik banget, Nak," jawab Bu Arni sambil membelai rambut Megan.
"Hehhe sama-sama, Bu."
Megan pun akhirnya meninggalkan ruangan tersebut dan sambil berjalan sedikit demi sedikit Megan melirik ke hadapan Nita, namun ketika Nita melihat Megan, Megan langsung membuang muka, agar tidak ketahuan oleh Nita bahwa dirinya sedang memperhatikan Nita.
Aku seperti tahu bahwa kamu sebenarnya peduli sama aku. Tapi, aku tidak tahu bagaimana untuk membuat kamu sadar dan mengakui nya. Makasi orang baik.
- Zellanita Maudya -
KAMU SEDANG MEMBACA
MEGANIO
Ficção AdolescenteSEDANG PROSES REVISI BEBERAPA PART Maaf kalau ada ketidaktepatan kata, karena masih dalam tahap belajar Terjadinya sebuah peristiwa yang mungkin membuat kita harus beradaptasi dan hidup dalam perubahan yang baru. Cerita ini mengisahkan perjalanan...