22

14.1K 196 2
                                    

Perkataan tetangga Lily, Semakin menambah pikiran buruk pada diri James Holland.

"Apa sebaiknya aku lapor polisi ya?" ucap James Holland yang dilanda cemas akan keadaan Lily yang menghilang berapa hari tanpa kabar berita sama sekali.

James Holland berjalan mondar mandir di depan pintu apertemen Lily selama berapa menit.

"James," sapa Lily yang kaget melihat keberadaan James Holland di depan pintu apertemennya.

suara Lily yang lemah membuat James Holland menoleh ke arah belakang.

James Holland segera berlari kecil ke arah Lily.

"Li, ke mana saja kamu beberapa hari ini? Apa yang kamu lakukan?" cercah James Holland dengan segala pertanyaan.

James Holland berlari ke arah Lily karena melihat wajah Lily yang memar dan bibir yang masih bengkak.

"Ini?"

Tatapan mata James Holand mulai tajam saat melihat luka di wajah Lily.

"Aku ditabrak orang, lalu kena tampar karena katanya, aku merusak mobilnya."

"Siapa orang itu? Katakan padaku. Aku akan membuat perhitungan dengannya sekarang ini," sahut James Holland dengan nada marahnya.

"Tidak tahu, soalnya kejadianya malam hari, James. Orangnya juga sudah kabur," dusta Lily.

"Besok dan seterusnya, aku akan menjemputmu pulang kerja. Daripada terjadi hal yang tidak di inginkan," kata James Holland memutuskan.

"Tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Aku keluar saat liburan dan ada penutupan jalan di sekitar sini."

James Holland kembali berpikir, beberapa hari di sekitar tempat tinggal Lily memang ada perbaikan jalan.

"James, boleh minta berapa obat lagi?" pinta Lily pelan.

"Tentu saja, Ayo ke rumah sakit dulu. Aku periksa luka di tubuhmu," ajak James Holland.

Lily hanya bisa tersenyum, ia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya pada James Holland. Dia takut James Holland akan kena pecat karena dirinya dan bagaimana nasib ibunya nanti.

Perusahaan SAG dan rumah sakit adalah tempat James Holland bekerja ada sedikit hubungan. Jadi, lebih baik Lily memutuskan menanggung semuanya sendirian daripada melibatkan orang baik sebaik James Holland.

James Holland mengamati setiap gerak gerik Lily di dalam mobil sejak tadi.

"Li, kamu lapar?" tanya James Holland membuyarkan lamunan Lily.

"I-iya, James. Ada apa?" sahut Lily tergagap.

"Bagaimana kalau kita makan dulu, ada tempat bagus yang baru buka di sekitar sini. Aku rasa makanan di sana sangat enak," kata James Holland menjelaskan.

"Hmm, aku tidak bawa uang," jawab Lily malu-malu.

"Jangan cemas, aku traktir. Daripada kau mati kelaparan," kata James Holland tersenyum.

"Tapi ...," ragu Lily menggantung kalimatnya.

"Tidak gratis, ada syaratnya. Jadi jangan nolak lagi," canda James Holand cepat.

"Apa?"

"Obat yang sering kuberikan padamu. Bisa bantu aku tulis efek obat dan bagaimana reaksinya?" tutur James Holland dengan suara pelannya.

"Jika itu mah gampang. Obatmu paling baik dari semua resep obat yang kuminum," pungkas Lily cepat.

"Kamu telalu memujiku. Ini masih tahap penelitian loh," kata James Holland melirik geli pada Lily.

"Penelitian?" ucap Lily bingung.

"Aku lagi teliti beberapa jenis obat untuk demam dan sakit datang bulan.

Wajah Lily langsung memerah ketika mendegar kata datang bulan.

"Tujuanku untuk meringankan sakit setiap pasien, Li. Jangan berpikir negative," sambung James Holland memberti alasan.

"Tujuanmu mulia sekali hehehe ...."

"Aku seorang dokter. Jika obatnya sukses mengobati demam dalam waktu cepat, aku akan kirim ke Amerika."

"Kenapa kirim ke Amerika?" tanya Lily bingung.

"Kakek kita memiliki pasien yang langka dan setiap perubahan musim, pasien itu selalu demam. Kamu masih ingatkan," jawab James Holland cepat.

"Sungguh langka ya hehehe ...."

"Kita sudah sampai. Ayo turun!" ucap James Holand dan langsung diangguki Lily.

James Holland membukan pintu untuk Lily dan menggandeng tangan Lily untuk berjalan masuk ke dalam restoran yang baru dibuka.

"James seperti seorang Kakak tertua saja," ucap Lily yang mulai mengelantur karena beban pikiranya.

Lily duduk di kursi yang dipersiapkan oleh James Holland.

"Oya? Kalau begitu, aku akan jadi kakakmu saja. Lagian aku anak tunggal dan tak punya saudara," kata James Holland antusias.

"Aku hanya bercanda," cicit Lily tak enak.

Lily bersikap malu di hadapan James Holland yang menganggap perkataannya dengan serius dan dari dulu sampai sekarang selalu seperti itu.

"Aku serius, sekarang aku adalah abangmu. Ada masalah di pekerjaan dan ada yang bully kamu, katakan saja padaku. Aku akan membantu mu menyelesaikannya," kata James Holland dengan nada seriusnya.

"Masa aku harus panggil abang. Terasa aneh, James. Padahal enak pakai nama panggilan," keluh Lily tak nyaman merubah panggilan pada James.

"Tetap panggil dengan sebutan James saja. Ya sudah, kamu mau makan apa?" pungkas James Holland cepat.

"Mau makan udang yang sangat besar. Dipanggang dan dilapisi keju juga tomat," kata Lily cepat.

"Wah, mesti nambah antibiotik pada obat kalau begitu. Daripada makin parah," ucap James Holland lagi.

"Kenapa?" tanya Lily dengan wajah polos.

"Jika tidak, luka di wajah dan bibirmu akan lama sembuh," jawab James Holland jujur.

"Ah, iya. Aku lupa hehehe ...." tawa Lily dengan gaya seperti anak kecil.

Lily menyentuh wajahnya dengan tangan. Ia masih merasakan sakit yang masih terasa di berapa bagian wajahnya.

Tamparan dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh Chris membuat Lily tertekan secara batin, tapi dirinya harus kuat demi mendapatkan uang yang banyak untuk membiaya biaya pengobatan ibunya yang membutuhkan biaya banyak.

"Ayo dimakan, bukan dipandangi terus!" kata James Holland.

"Eh iya," balas Lily tersipu malu.

Dengan telaten, James Holland meletakkan makanan di piring Lily.

Lily tersenyum ceria kepada James Holland untuk menutupi apa yang dia alami dan dikerjakannya sebagai wanita simpanan Chris.

***

Di kantor, Jane mulai marah-marah karena bagian kerjaan Lily menumpuk ke dirinya sejak tidak masuk kerja.

"Cuti sih cuti tapi kira-kira juga keles," ucap Jane banyak memprotes atas segala tugas yang menumpuk ke dirinya.

Chris yang lewat untuk mengambil dokumen tidak sengaja mendengarkan keluhan Jane soal Lily yang tidak masuk berapa hari ini.

Untuk menghindari kecurigaan orang di perusahaan, Chris membayar orang untuk menghubungi kantor. dengan alasan Lily meminta izin cuti seminggu lebih dengan alasan balik kampung karena ada keluarga yang sekarat.

Sejak itu, Lily sampai hari ke 10 belum kembali ke perusahaan dan membuat perasaan Chris tidak enak semakin lama.

"Apakah lukanya semakin parah atau dia mati?" gumam Chris menerka dengan firasat buruk.

Chris mulai berkhayal kemana-mana.

Chris mencoba menghubungi hp Lily, tapi tidak aktif dan itu membuat khayalan Chris semakin menjadi-jadi. Pulang dari perusahan, Chris mendatangi rumah sakit untuk mencari keberadaan Lily dengan alasan melihat keandaanya atas perintah pihak kepolisian.

WANITA SIMPANAN (NOVELME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang