Bab 15

49.3K 655 20
                                    

"Kegilaan apa lagi yang dilakukan Chris kali ini," gerutu Lily yang kesal dengan peraturan aneh buatan Chris.

Lily meletakkan tas di sebelah laptop dan duduk di kursi dengan tidak semangat. Berapa staff malah ketawa dengan pengumuman tersebut.

"Kita sih, selalu rajin sarapan pagi. Beda dengan seseorang," suara rekan kerja Lily mengomentari peraturan tersebut.

"Iya. Makanya tak pergaruh untu kita yang suka makan. Hehehe ...." timpal staff lain.

"Kecuali satu orang." Sambung staff lain yang melihat ke arah Lily.

Lily masih memijat-mijat dahinya. Masalah peraturan tidak masuk akal tentu tidak pengaruh dengan yang lain, tapi sangat berpengaruh pada Lily. Lily tidak pernah sarapan pagi selama bekerja di perusahan SAG. Waktu sarapan pagi sejam dimanfaatkan Lily untuk berkunjung ke rumah sakit setiap hari.

"Haruskah aku bangun lebih awal agar bisa ke rumah sakit?" batin Lily.

Lily mengumpat dalam hati dengan sumpah serapah kepada atasannya yang bernama Christoper Vollentte. karena merampas waktu yang berharga.

Langkah kaki wakil CEO, berjalan dengan langkah berat seperti dewa kematian menuju ke arah kantor Chris dan masuk tanpa mengetuk pintu. Melihat Chris duduk seperti raja di kursi yang bersofa empuk dengan senyuman menakutkan.

"Chris, kau ini sudah gila tahap berapa sih?" tanya Nelson Jong tanpa basa-basi.

"Aku tidak gila. Ini demi kesejahteraan para karyawan perusahaan?" jawabnya santai tanpa dosa.

"Kesejahteraan kepalamu, Chris. Peraturan gila dari mana sampai ancaman pemotongan gaji?" sahut Nelson Jong lagi dengan nada yang super nyaring.

"Bukan ancaman, hanya tegas saja!" timpal Chris lagi dengan santai.

Chris memutar kursi ke kanan dan ke kiri. Kekesalannya telah dilampiaskan kepada Lily. Lily yang tidak pernah hadir dalam sarapan pagi sejak berkerja di SAG dan Chris sudah mengecek rekaman CCTV yang ada di kantin SAG.

Selama semalaman, Chris melihat rekaman CCTV sampai subuh. Dengan ini, Chris berpikir Lily tidak akan ada waktu lagi untuk makan dengan pria barat itu. Memikirkan itu saja, senyuman Chris semakin lebar tanpa bisa disembunyikan.

Melihat Chris yang makin gila dengan senyuman lebar dan tidak tahu apa yang dipikirkannya.

"Jika punya waktu untuk membuat peraturan tidak masuk akal, alangkah baiknya. kau juga selesaikan semua dokumen yang mengunung ini," ucap Nelson Jong tersenyum usil. Melihat dokumen yang menumpuk tinggi seperti gunung, keringat dingin bercucuran di dahi Chris. Matanya melihat tajam ke arah Nelson Jong yang berdiri di depan mejanya sambil tersenyum mengejek.

"Kenapa tak kamu selesaikan?" kata Chris membalik keadaan.

"Jangan lupa dengan peraturan bodohmu itu yang membuat aku tidak bisa selesaikan semuanya," sahut Nelson Jong justru menyalahkan Chris.

Lalu Nelson Jong meningalkan ruangan Chris dengan membanting pintu secara kasar. karena ia tidak ingin melanjutkan pembicaraan tidak masuk akal tersebut. Bagi Nelson Jong, peraturan itu sungguh tidak masuk akal dan juga berimbas kepadanya yang jarang sarapan pagi di kantin kantor.

Setelah dipikir-pikir oleh Nelson Jong, mungkin sekali-kali dia membiarkan Chris merasa kerepotan akan pekerjaannya yang menumpuk daripada membiarkan Chris membuat peraturan baru yang lebih menyusahkan.

Melihat dokumen setumpuk, dahi Chris mengerut. Mau tidak mau Chris mengambil berapa dokumen untuk diselesaikan daripada mengabaikannya sehingga menumpuk lebih tinggi lagi.

Sejam kemudian, dokumen yang belum diselesaikan masih banyak dibandingkan yang sudah selesai. Emosi Chris langsung kembali membara bagaikan lautan api sambil mengumpat tak jelas.

***

Jam makan siang akhirnya tiba. Semua staff berhamburan ke arah kantin kantor. Seperti biasa, Lily akan datang terlambat untuk menghindari rebutan makanan dan tempat duduk. Karena para sikap staff yang kelaparan sungguh menakutkan untuk Lily. Seperti para napi yang merebut makanan enak di sel penjara.

Chris berjalan ke arah ruangan Nelson Jong, lalu masuk tanpa permisi lagi. ia meletakan sebagian dokumen yang sudah selesai di meja Nelson Jong dan menatap wajah Nelson Jong dengan tatapan super tajam.

"Kenapa lagi?" tanya Nelson Jong santai.

"Kau pasti sengaja melakukan ini," oceh Chris dengan nada kesal.

"Sengaja bagaimana?" sahut Nelson Jong berpura-pura bodoh.

"Semua dokumen ini sengaja tak kau kerjakan," kata Chris kesal yang langsung duduk di kursi yang berhadapan dengan Nelson Jong.

"Oh," balas Nelson Jong singkat.

"Apanya yang oh?" cicit Chris dengan mata melotot.

"Tuan Chris, jika anda punya waktu untuk membuat peraturan tak masuk akal. alangkah baiknya anda membantu saya menyelesaikan semua ini agar cepat selesai," tutur Nelson Jong datar dan sengaja menekankan kata "Tuan" pada Chris serta menujukkan arah dokumen yang menumpuk.

Chris tersenyum sinis kepada Nelson Jong melihat cara bicara Nelson Jong kepadanya.

"Kenapa tuan Chris?" tanya Nelson Jong menyebalkan.

"Tidak ada apa-apa. Ayo kita pergi makan siang," ajak Chris merubah topik pembicaraan untuk menghindari amukkan Nelson Jong yang kejam. Chris sengaja mengalihkan pembicaraan dan menarik Nelson Jong ke kantin.

Nelson Jong menghela nafas panjang. Kali ini ia juga terpaksa ke kantin, karena sudah merasa lapar. Setelah mengurus peraturan konyol dari Chris hampir seharian.

Di kantin, Chris masih celingak celinguk dan meihat kanan kiri, serta depan belakang. Semua sudut tidak ada yang lepas dari pandangannya.

Gerak-gerik Chris mengundang rasa penasaran Nelson Jong. Tepatnya, Nelson Jong mengamati Chris dari tadi yang melakukan gerakkan aneh serta sikap Chris yang hari demi hari semakin tidak masuk akal. Bukan mengambil makanan di depan mata, malah kepala berputar meneliti segala arah seolah mencari sesuatu di kantin kantor.

"Chris, kau ini sebenarnya mau makan atau tidak sih?" kata Nelson Jong dengan nada kesalnya.

Mendegar suara Nelson Jong, Chris dengan asal-asalan mengambil makanan. Makanan di piring Chris berhamburan susunan dan bercecer sana sini, bahkan berjatuhan ke lantai. Tangan Chris bergerak mengambil makanan dan meletakan ke piring, tetapi matanya malah ke arah lain.

"Chris, kau ini mau jadi babi atau sapi?" kata Nelson Jong kembali bersuara dan Chris tersadar kembali melihat makanan yang menumpuk di piring sudah seperti gunung.

"Hahaha ... hari ini aku sangat kelaparan," tawa Chris terdengar menutupi yang sebenarnya.

"Cukup belum?" tanya Nelson Jong lagi.

"Eh... sudah cukup nampaknya," sahut Chris cepat.

Nelson Jong mencari tempat duduk dan Chris mengikuti di belakang dengan piring di tangan. Pandangan Chris kembali mencari Lily di setiap arah dan sudut kantin.

"Wanita itu pasti pasti akan melewatkan makan siang juga. Benar-benar harus dikasih pelajaran," Chris berkata dalam hati dengan kesal dan duduk di depan Nelson Jong.

***Cara top up wanita simpanan, silahkan hubungi wa di nomor 085252055133

.

WANITA SIMPANAN (NOVELME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang