"Yakin habis?" tanya Nelson Jong yang risih melihat tumpukan makanan di piring Chris.
"Hah?"
"Itu," sahut Nelson Jong dengan gerak bibir menuju arah piring Chris.
"Hahaha ... yakinlah," Chris tertawa dengan percaya diri, tapi dalam hati tentu dia berkata jika ia bisa mati kekenyangan makan sebanyak itu.
Nelson Jong masih menatap Chris yang masih makan dengan gaya elegan dan sekali-kali berkata.
"Yakin, Chris?" tanya Nelson Jong cemas.
"Tentu saja, kamu kira aku siapa?" jawab Chris angkuh.
Chris berkata dengan nada suara percaya diri dan kembali melanjutkan makannya. Nelson Jong hanya senyum-senyum dengan tawa kecil melihat Chris sangat tersiksa.
Dalam hati Chris tiada henti-hentinya memaki-maki Lily dalam hati hingga berpuluh-puluh kali.
"Gara-gara wanita sialan itu, aku hampir mati kekenyangan. Tunggu saja pembalasanku nanti. Akan aku buat kau mendesah tiada henti sambil bersujut di hadapan aku," ancam Chris dalam hati.
Di tempat lain, Lily masih sibuk mengetik dokumen sambil makan. Ya, Lily membawa makanan ke dalam kantor. Jadi, ia tidak selalu duduk di kantin untuk bisa makan bersama-sama staff lain. Tepatnya tidak ingin berdesak-desakkan di dalam kantin.
Wajah Chris semakin pucat, dengan langkah kaki berjalan sempoyongan ke dalam ruangan dan kepala terasa berputar. Rasa kenyang membuat Chris tidak bisa bernafas dan terasa mual hebat. Dengan langkah cepat, Chris masuk ke dalam toilet dan muntah. Chris muntah dengan dasyat sampaimengeluarkan semua isi dalam perut dan merasa plong juga lega setelahnya.
"Wanita sialan. Lihat saja, aku akan membalasmu. Kau sudah membuatku menderita seperti ini," oceh Chris yang selalu marah-marah dan menyalahkan Lily atas musibah yang di alami.
Chris melepaskan semua pakaian yang terkena muntahan dan langsung mandi.
"Baru kali ini aku merasa terhina hanya karena wanita bernama Lily," geram Chris.
Di bagian devisi 2, Lily Menyusun dokumen sambil berpikir tentang peraturan tidak masuk akal Chris.
"Ok, Jika begitu maunya. aku mesti ganti jam dan tidak boleh lembur kerja lagi," gumam Lily.
Lily menepuk wajah dengan kedua tangan dan sudah memutuskan, jika jam menemani ibunda berbicara setiap hari akan diganti dengan jam pulang kerja.
Nelson Jong berjalan ke arah ruangan Chris untuk memastikan keadaan Chris yang makan dalam jumlah banyak. Sedangkan di dalam kantor, Chris menyadarkan kepala di atas meja dan dengan malas membolak-balikkan kertas. Yang menandakan ia tidak bersedia mengerjakan semua berkas perusahan hari ini. Kepalanya terasa mau pecah, setelah selesai mandi.
"Aku kira kau akan mati," suara Nelson Jong mengaketkan Chris.
Chriss langsung duduk dengan tegap untuk menjaga imej.
Nelson Jong langsung duduk di depan Chris dan memandangi Chris dari rambut sampai ke arah pakaian.
"Hahahaha ...." Nelson Jong tertawa ngakak sampai memegangi perutnya dan tak henti-henti.
Wajah Chris langsung memerah. Penderitaan dirinya telah ketahuan oleh Nelson Jong kini.
"Tawa saja terus sampai puas," kata Chris memutar bola matanya kesal.
"Chris, kau ini kenapa makin goblok belakangan ini? Apa yang menyebabkanmu jadi seperti ini, huh?" tanya Nelson Jong serius.
"Tidak ada," Balas Chris dingin.
Chris melanjutkan pekerjaannya kembali dan melihat isi dokumen, sedangkan Nelson Jong masih lanjut ketawa sampai terpingkal-pingkal.
Semakin melihat tingkah Nelson Jong yang mengejeknya, Chris makin terasa terhina.
Nelson Jong orang yang tak akan sungkan kepada Chris, apalagi menghormati Chris. Maka dari itu, ia tidak akan melepaskan kesempatan langka menertawakan Chris sampai puas.
"Sudah puas?" kata Chris kesal.
"Belum," Nelson Jong melanjutkan tawa lagi sampai sakit perut.
"Nih minum," kata Nelson Jong singkat sambil melemparkan sebutir obat ke arah Chris.
"Obat apa ini?" tanya Chris bingung.
"Menjaga-jaga supaya tidak sakit perut," jawab Nelson Jong yang masih menahan tawanya.
"Cih," Chris berdecih dan menolak.
"Aku berbaik hati padamu karena mengingat kita adalah teman masa kecil. Seharusnya kau berterima kasih padaku," ucap Nelson Jong santai, lalu keluar dari kantor Chris dengan tawa terbahak membuat Nana dan Kirana terbengong saling memandangi satu sama lain.
"Wakil CEO Nelson Jong ketawa?" ucap Nana tak percaya.
"Tidak mungkin, kita pasti salah lihat?" kata Kirana yang masih kaget dengan perubahan sikap wakil CEO Nelson Jong..
Mereka melihat ke arah Nelson Jong yang sudah menghilang. Dalam ingatan semua orang, Nelson Jong tidak pernah tersenyum. apa lagi tertawa. Sosok Nelson Jong di perusahan SAG sungguh susah didekati, apalagi melihatnya tertawa. Sikap Nelson Jong sangat judes dan datar pada semua orang, sehingga image Nelson Jong di perusahan SAG sungguh buruk di mata para staff.
Di lain pihak, Chris yang masih belum puas. ia kembali mengawasi CCTV kantin dengan melototkan kedua mata beriris hijau lumut. Chris mengamati dengan teliti, melihat apa yang terekam seharian ini.
"Wanita itu jarang makan siang rupanya. Baiklah, jangan salahkan aku jika aku akan bertindak serius kali ini."
Chris memulai pengumuman untuk memberitahukan peraturan makan siang di perusahan SAG bahwa Semua staff diwajibkan makan siang. Tidak ada yang boleh bolos. Jika ketahuan bolos, pemotongan gaji dan bonus mingguan akan diberlakukan. Peraturan tidak masuk akal dari Chris membuat Nelson Jong langsung berdiri dari tempat duduk.
"Kegilaan apa lagi kali ini Chris?" oceh Nelson Jong dan dengan langkah cepat menuju kea rah kantor Chris, Nelson Jong masuk ke ruangan Chris dengan mendorong pintu secara kasar.
"Chris, apa kau sudah gila?" omel Nelson Jong tanpa basa basi.
"Aku tidak gila," sahut Chris santai.
"Yang tidak gila hanya aku dan para karyawan," timpal Nelson Jong lagi.
Nelson Jong yang kesal, menaruh semua dokumen lagi di meja Chris dan langsung pergi tanpa permisi untuk kembali ke ruangannya. Kini, Nelson Jong duduk di kursi sambil memijat-mijat belakang lehernya.
"Chris pasti sudah gila," gumam Nelson Jong yang mendadak sakit kepala hebat.
Nelson Jong yang sedang kesal sudah tidak mau melanjutkan pekerjaannya untuk mengecek dokumen hari ini. Ia telah meletakan semua dokumen di meja Chris semuanya tanpa dicek terlebih dahulu.
Peraturan tidak masuk akal Chris seolah menyudutkannya juga karena dia juga orang yang jarang sarapan pagi di kantor. Tepatnya, lebih banyak sarapan di rumah. Siang hari juga sama, hanya datang ke kantin jika dirinya ingin saja dan sesekali datang. Di pihak lain, Lily yang mendengar pengumuman tersebut. merasa geli dan lucu.
"Waktu makan siang juga di urus sama Chris, astagaaaa. Sungguh menakutkan, tepatnya sudah membahan gila CEO satu ini. bisa-bisa semakin stres," kata Lily dalam hati sambil menertawakan kebodohan Chris yang di nilai super gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITA SIMPANAN (NOVELME)
Romansa21+ khusus dewasa . Cinta.. Bisa membuat siapa saja menjadi buta. Melakukan berbagai cara salah untuk mempertahankan dan memilikinya. Seperti yang di lakukan Chris pada Lily. Demi memiliki Lily seutuhnya, Chris menjadikan Lily sebagai wanita simpana...