23

12.7K 195 10
                                    

"Pasien korban pemerkosaan sudah keluar tadi pagi Pak. kami tidak tahu dia kemana," jawab seorang perawat yang sedang membereskan kamar pasien yang bekas di huni oleh Lily.

"Apa?" Pekik Chris yang terkejut sekaligus lega.

Perasaan lega Chris hanya sebentar mengingat lamanya Lily dirawat di rumah sakit.

"Jika boleh tahu, kenapa bisa dirawat lama di rumah sakit?" tanya Chris lagi.

"Jika itu, kami tidak tahu. Coba tanya pada dokter yang bersangkutan saja," sahut perawat itu.

"Dokternya masih praktek?" kata Chris lagi.

"Sebentar, kami cek dulu."

Perawat di bagian informasi mulai menghubungi bagian dokter yang bertugas dan perawat mengatakan, dokternya sudah pulang

"Maaf, Pak. Dokternya sudah pulang," jawab perawat itu dengan ramah.

Chris terpaksa pulang ke apertement dengan perasaan kecewa dan cemas akan keandaan Lily.

***

Di malam hari, James mengantar Lily ke rumah sakit untuk memeriksa keandaan fisik Lily yang menurut James Holland ada berapa kejangalan dengan luka di tubuh Lily.

"Li, seharusnya kamu lapor polisi saja. Daripada membiarkan tersangka hidup enak," ucap James Holland tiba-tiba.

"Mau bagaimana lapor, orangnya sudah kabur. Di cari juga pasti susah," ucap Lily beralasan.

"Lain kali, lihat plat mobilnya. Wajahnya juga," kata James Holland menasehati.

"Iya."

James Holland kembali melihat perut Lily yang masih terdapat bekas memar.

"Di sini sakit?" James Holland jarinya menekan ke bagian tengah perut Lily.

"Iya."

Wajah Lily langsung memutih dengan keringat bercucuran.

"Di sini?" James Holland menekan ke bagian kiri.

"Tidak."

"Di sini?" James Holland menekan ke bagian kanan.

"Tidak."

"Aku coba rontgen untuk melihat apa ada luka dalam atau tidak. "

"Tapi?" ragu Lily yang teringat dengan biayanya.

"Aku yang bayar. Jangan protes. Ingatkan tugasmu?" peringat James Holand tegas.

"Iya."

Wajah Lily kembali cemberut menatapi James Holland yang menggerakkan alat untuk rontgen perutnya. Hasil pemeriksaan keluar. Ada pembekuan darah di rahim. Dahi James Holland sampai berkerut banyak melihat data pemeriksaan yang di tangannya.

"Kenapa?" tanya Lily bingung melihat perubahan wajah James Holland yang tidak biasanya.

"Kamu masih terlambat datang bulan?" tanya James Holland menatap Lily serius.

"Tidak."

"Hari sabtu, kita lakukan operasi kecil untuk mengangkat darah yang beku di dalam rahimmu. Sekalian berapa pemeriksaan lanjut," ucap James Holland tegas.

Wajah Lily semakin pucat mendengar kata operasi.

"Tidak akan lama," kata James Holland yang tahu jika Lily ketakutan.

"Jika tidak operasi, bisa tidak?" kata Lily mencoba untuk nego.

"Tidak bisa dan akan makin membahayakan nyawamu kedepannya," balas James Holland tegas.

"Hari sabtu, tapi malam hari. Bisa tidak?" tanya Lily yang masih bernego.

"Bisa. Jamnya akan aku atur," pungkas James Holland cepat.

Lily terdiam dengan wajah menuduk, seolah semua pikiranya menjadi satu. Hingga otaknya tidak dapat berfungsi dengan baik dalam waktu bersamaaan.

"Ayo pulang karena kau harus banyak istirahat," saran James Holland yang tidak ingin Lily berlama-lama di rumah sakit.

James Holland mengantar Lily pulang ke apertement kumuh yang merupakan apertemen yang selama ini di huni oleh Lily.

"Tidur awal," nashet James Holland kepada Lily.

"Iya," balas Lily yang keluar dari dalam mobil James Holland.

Mata James Holland masih menatapi Lily dengan yang berjalan menjauh dengan tatapan rumit.

Lily berjalan lelah memasuki apertemen kumuh yang ia tinggalkan berapa hari ini. Melihat banyak debu, Lily hanya sanggup membersihkan setengah saja dan memilih tidur karena besok dirinya harus kerja kembali seperti biasanya.

***

Keesokan harinya, Lily datang seperti biasa. Sebelah wajahnya yang masih ada bekas luka ditutup dengan bedak yang lebih tebal. Lily beralasan karena kulitnya kusam daripada merusak mata pelanggan, lebih baik memakai make up sedikit tebal. Banyak staff ada yang percaya dan ada yang tidak. Karena mereka mengira Lily mulai rajin berjualan badan hingga tidak ada waktu tidur. Sehingga sengaja memakai make tebal untuk menutupi wajah yang Nampak kelelahan.

Chris yang salah paham mengira Lily mengoda pria lain dan langsung menarik Lily ke dalam ruangannya saat semua staff perusahaan sudah pulang.

"Masih belum puas dengan uang yang kuberikan padamu, huh? Benar-benar jalang," maki Chris tak berperasaan.

"Tuan Chris, jika anda punya waktu untuk menghinaku lebih baik selesaikan semua dokumen yang mau ku pakai besok!" ucap Lily dengan perintah yang menatap Chris dengan benci dan terlihat menjijikan di mata Lily.

'Plak"

Tamparan kesekian kali melayang di wajah Lily.

"Ternyata Tuan Chris mempunyai kebiasaan buruk menampar karyawan sendiri?" seru Lily sambil memegang pipinya yang sakit.

"Kau bukan karyawanku, melainkan wanita hina yang kusimpan untuk ku gagahi sesuka hatiku. Kau itu hanya jalang," jawab Chris dengan kalimat kejinya.

"Aku mejadi wanita hina hanya pada hari sabtu. Di lain hari, aku adalah karyawan perusahan SAG. Mempunyai status yang sama dengan yang lain," ucap Lily menatap tajam Chris yang sudah terbakar emosi.

"Jangan banyak tingkah. Kau hanya hidup dengan uang hasil melayaniku," tutur Chris lagi meremehkan.

"Kau kira aku hidup mewah dengan barang branded dari hasil penjualan tubuhku? Kau salah besar," pekik Lily tersenyum sinis.

Lily menghapus make up dengan lengan baju yang putih dam memperlihatkan kepada Chris bekas luka di wajah dan di perutnya.

"Buka matamu besar-besar Tuan Chris yang terhormat. Dengan uang hasil melayani nafsumu yang brutal, inilah yang kuterima. Aku menggunakan uang itu untuk memperbaiki tubuhku yang selalu kau rusak," oceh Lily dengan suara kerasnya tanpa rasa takut pada Chris saat ini.

Lily merasa pandangan Chris kepadanya sangat jijik. Ia mulai tertawa, menertawakan dirinya yang bodoh. Kenapa bisa sampai dimanfaatkan oleh Chris hingga menjadi sehina ini.

"Tuan Chris, apa kamu tahu kalau aku di rumah sakit selama 2 minggu? Selama 2 minggu juga berapa uang yang habis. Apa kamu bisa menebak? Melihat berapa parah luka yang ku terima setiap kali melayanimu. Bukannya untung, tapi rugi dan cacat," kata Lily penuh amarah dengan matanya yang sudah merah nan berkabut.

Lily merapikan bajunya. Dia langsung berjalan pergi dari hadapan Chris yang terdiam dan tidak bergerak.

Chris mengamuk, meninju dinding berulang kali serta meninju wajahnya sendiri.

"Kenapa? Kenapa aku sampai melakukan hal sekejam itu padanya?" oceh Chris menjambak-jambak rambut dengan kedua tangan.

"Sial,"

Pintu ditendang kuat oleh Chris.

Chris berlari menyusul Lily, tapi keberadaan Lily sudah menghilang dari perusahaan. Akhirnya, Chris kembali dengan tangan kosong ke apertement. Ia melempar jasnya ke sofa serta membanting semua yang ada di apertement dan menemukan hp Lily yang kuno tergeletak di salah satu sudut sofa.

WANITA SIMPANAN (NOVELME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang