Bab 11 ReVISI

66.2K 872 7
                                    

***

Jam pulang kerja akhirnya tiba. Semua karyawan bersiap pulang dan ada yang duluan pulang. Lily melihat berkas yang belum diselesaikan. Dia memasukkan ke dalam paper bag yang sudah disimpan di laci. Kebiasan Lily suka menyimpan paper bag hasil belanjaan dan bahkan akan minta pada rekan kerja dan sayang jika harus dibuang ke tong sampah.

"Gawat, bagaimana meminta tas dan hp pada CEO mesum?" gerutu Lily kebingungan kini berpikir tas dan hp masih di tempat Chris.

Lily bingung untuk meminta kembali barangnya pada Chris. Melihat semua tempat agak sepi, Lily berdiri dengan tongkat penyangga tubuh dan berjalan keluar kantor dengan Chris mengawasinya dari belakang. Melihat tubuh Lily yang lemah berdiri menatap lift, Lily tidak ingin berdesak-desakan di dalam lift, sehingga memilih mengalah karena melihat lift yang buka tutup, dan masih penuh. Saat mulai sepi, Lily memasuki lift dan menekan ke arah lantai dasar. Sebelum lift ditutup, Chris menahan, dan masuk ke dalam.

Di dalam lift, selain Chris dan Lily, masih ada beberapa staff di dalam. Saat lift berhenti di lantai bawah, semua keluar, kecuali Chris dan Lily. Chris menahan lengan Lily. Lily melotot pada Chris dengan tidak senang, hingga lift berhenti di area pakiran dan Chris menarik Lily keluar dari dalam lift.

"Tunggu di sini, jangan coba-coba kabur!" pesan Chris dengan penuh penekanan.

Chris mengancam Lily dan segera mencari mobil di pakiran, lalu masuk ke dalam. Dia mengemudi ke depan Lily dan membuka pintu di samping driver. Mau tidak mau, Lily masuk ke dalam sebelum CEO gila kembali emosi sambil meletakkan paper bag di antara kedua pahanya dan di lihatin oleh Chris yang menelan ludah.

"Kita mau ke mana?" tanya Lily pelan.

Chris tidak menjawab dan terus mengemudi mobil dan terus bungkam. Mobil melaju ke arah apertemen mewah dan memasuki pakiran di bawah tanah. Pintu mobil dibuka, Chris keluar dari mobil, dan Lily mengikuti dari belakang. Keduanya memasuki lift menuju lantai 6. Melihat suasana di lantai 6 dan memasuki ruangan apertemen. Lily sudah menebak, apa yang akan dilakukan oleh Chris selanjutnya.

Tebakkan Lily benar, Chris membaringkan tubuhnya di ranjang dan menekan tubuh Lily di atas. Lily sedikit menahan tubuh Chris untuk tidak telalu mendekat.

"Aku akan melayanimu setiap hari sabtu!" ucap Lily pelan sambil kedua tangannya menahan tubuh Chris.

"Kenapa harus hari sabtu? Kenapa tidak sekarang?" sahut Chris menautkan kedua alisnya. Salah satu tangan Chris sudah di area bawah dan menjepitnya serta menarik biji lunaknya.

"Tuan Chris, aku ini baru proses pemulihan. Apa kamu mau aku tidak bisa selamanya melayani tubuhmu? Atau kau ingin mengirimku ke rumah sakit lagi?" tutur Lily menerangkan kondisinya yang memang belum pulih total.

"Baiklah, setiap hari sabtu. Ingat perjanjian kita!" ucap Chris akhirnya mengerti dan mencoba menahan libidonya.

"Setiap hari sabtu, Tuan Chris harus membayarku!" kata Lily dengan tegas.Lily melingkarkan kedua lengan di leher Chris dan mencium leher bagian kanan dan mendorong Chris dengan kuat.

Chris yang terdorong sampai jatuh ke lantai karena kehilangan keseimbangan akibat reaksi rayuan Lily. dengan kesal Chris berdiri dari lantai dan ingin memberi wanita di depannya pelajaran. Namun, melihat wajah Lily yang masih pucat sampai ke bibir, niatnya terhenti jika melakukannya sekarang karena resiko akan besar. Bukan kehilangan keinginannya yang bisa dilampiaskan pada hari sabtu, bahkan mungkin akan lebih lama.

Jadi, Chris hanya bisa bersabar berapa hari. Melihat reaksi Chris yang tak akan macam-macam, Lily berdiri dari tempat tidur. Dia menahan rasa sakit di kakinya ketika menginjak lantai. Sesuatu melayang ke tubuh Lily. Ternyata Chris melemparkan tas ke arah tubuhnya. Dengan perasaan terhina, Lily mengambil tas dan meraih tongkat penyangga badan dan berjalan menjauhi tempat tidur.

"Tuan Chris, mohon bantuan untuk membukakan pintunya!" pinta Lily memohon.

Melihat Chris yang masih ogah membukakan pintu, Lily menghela nafas panjang.

"Tuan Chris, apakah anda degar? Tolong bukakan pintu dan anda lihat jika kedua tangan saya sudah banyak barang!" sambung Lily lagi.

Dengan kesal, Chris menempelkan telapak tangan ke monitor dan pintu terbuka. Lily berjalan keluar tanpa menoleh ke arah Chris. Chris sangat kesal. Dia melampiaskan ke pintu dengan ditendang serta melepaskan jas, dan dibanting ke sofa. Sedangkan Lily berjalan keluar dari apertemen Chris. Dia berdiri di depan lobi sambil mencari hp di dalam tasnya.

Bukan ppnsel yang di dapat oleh Lily. Melainkan selembar cek dan ia melihat cek bertuliskan 1 M serta surat kontrak. Lily tersenyum sinis, gosip mengenai Chris yang sangat loyal kepada wanit ternyata benar adanya. Padahal malam ke dua hubungan hanya setengah jalan dan tidak sampai 50%, tapi masih dibayar mahal. Melihat hari sudah gelap dan hujan, Lily berteduh di dekat lobi.

Dia menatap tiap mobil yang lewat. Jika oder taxi dari sini, mustahil bisa didapat. Lily melihat jam di tangan kiri sudah menunjukkan jam 10 malam. Maka Lily memutuskan untuk meminta bantuan James Holland. karena James Holland selalu pulang jam 10 malam. Dengan cepat, Lily mengirimkan pesan ke James sebelum hp mati karena pihak resepsionis hanya mengizinkan mengecas 5 menit saja.

Melihat pesan Lily yang masuk, James yang sudah setengah jalan akhirnya memutar mobilnya kembali berlawanan arah. Pihak petugas di lobi melihat Lily dari atas ke bawah. Kemeja murah tak ada brand, rok hitam pendek yang sedikit pudar, tas lokal yang dijual di pinggir jalan, serta sebelah tangan kanan membawa paper bag juga memakai sandal jepit. Belum lagi ditambah dengan tongkat penyanga tubuh yang menopang tubuh kecilnya.

"Tolong jangan merusak pemandangan. Di sini bukan untuk jualan!" ucap petugas dengan kejamnya.

Lily hanya tersenyum dan berjalan lebih ke depan untuk menjauh dari kaca lobi. Air hujan dan dinginnya angin malam mengenai tubuh Lily.

James yang sampai di area lobi membunyikan klason mobil dan Lily melihat plat mobil tersebut sambil tersenyum dan berjalan tertatih-tatih masuk ke dalam mobil. Melihat badan Lily yang setengah basah dan gemetaran, membuat James Holland menarik handuk kecil dari tas untuk diberikan kepada Lily.

"Nih!" ucap James sambil menyodorkan handuk kecil ke arah Lily dan Lily pun mengambilnya. Dia melap setengah badan yang basah. Suhu AC diturunkan oleh James Holland dan melirik rambut Lily yang basah kuyup.

"Rambutnya dikeringkan juga. Kenapa bisa sampai menyedihkan seperti ini?" kata James Holland yang kebingungan.

"Biasa, pergi ambil berkas dokumen!" jawab Lily datar.

.

WANITA SIMPANAN (NOVELME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang