Bab 6 Revisi

117K 1.2K 43
                                    

Chris yang keluar dari kamar mandi mendapatin Lily tidak ada di ranjang dan bergegas turun ke bawah lantai satu. Dia mendapatin Lily duduk di dekat pintu dengan memeluk kedua kakinya serta penampilan menyedihkan. Perlahan-lahan Chris berjalan mendekat, tapi Lily tidak menunjukan reaksi akan ke datangan Chris. Dahi Chris mengerut dan menyipitkan mata.

"Hei, jangan-jangan kau mau minta dikasihani ya? maka berakting seperti itu," tuduh Chris dengan tatapan remeh.

Lily tetap tak bersuara dan tidak bergerak sedikit pun dari posisi semula. Chris menepuk bahu Lily. tapi, Lily masih tidak bergerak. Hati Chris mulai gelisah dan langsung menarik tubuh Lily ke atas. Tubuh Lily lemas, wajahnya pucat dan air mata membasahi mata yang bengkak.

"Hei Lily, aku tadi hanya bercanda. Jangan nakut-nakutin aku. Ok?" ucap Chris lagi yang sudah mulai cemas.

Lily tidak menjawab pertanyaan Chris. Kedua mata masih tertutup. Chris mulai panik dan langsung mengendong tubuh Lily ke atas. Dia mengganti semua pakaian Lily dengan baju tidur pria. Chris memakai baju untuk dirinya secara asal-asalan. Pikiran dan hati semakin kacau. Tapi, dengan lembut membungkus tubuh Lily dengan jas tadi dan membawanya turun serta berlari cepat ke pakiran mobil.

Jari-jari tangan Chris bergetar saat memegang stir mobil. Setiap lampu merah diterobos. Dalam pikiran Chris, dirinya harus cepat sampai ke rumah sakit bagaimana pun caranya. walau harus melanggar peraturan di jalan.

Mobil Chris memasuki rumah sakit swasta dan Chris memakirkan mobilnya dengan asal-asalan. Dia keluar dengan cepat, berlari mengendong tubuh Lily menuju ke arah bangunan rumah sakit. Petugas medis yang melihat Chris yang panik dengan cepat menghampirinya.

"Dokter, mana dokter? cepat selamatkan istriku?" panggil Chris yang sudah panik.

"Tenang tuan," salah satu perawat menenangkan Chris.

Chris melihat tubuh Lily didorong masuk ke dalam ruangan UGD. Perasan Chris sangat kacau, keringat bercucuran di dahi dan punggungnya.

"APa yang terjadi? Padahal tadi baik-baik saja," batin Chris yang gusar.

Chris berjalan bolak balik di depan pintu. Wibawanya hancur seketika dengan penampilan asal-asalan, rambut acak-acakan dan memakai sandal yang berbeda warna. Beberapa menit kemudian, dokter wanita paruh baya keluar dari ruangan.

"Bagaimana dengan istriku?" tanya Chris tak sabaran.

"Sepertinya kalian ini pengantin baru ya. Kalau mau main juga ada batas waktu," tembak dokter itu tanpa basa-basi.

"Hah!?" gumam Chris bingung.

Dokter wanita yang melihat Chris masih tidak mengerti mulai kesal dan menjelaskan tanpa sensor hingga membuat Chris menunduk kepala karena malu.

"Untung kali ini sebagai suami anda cepat membawa istri anda ke sini. Jika tidak, sudah sisa nama istri anda,'' kata dokter itu lagi.

"Maaf," hanya itu yang bisa Chris ucapkan.

"Minta maaf sama istri anda, bukan kepada saya."

"Iya, Dok. Saya akan meminta maaf padanya," sahut Chris dengan suara pelan. Melihat Chris yang menyesal, perasaan dokter wanita itu semakin membaik.

"Luka di bagian bawah tidak serius sampai tahap parah, tapi sebagai suami tolong perhatikan pola makan istri anda. Masa sampai kurang gizi parah dan darah rendah seperti itu, suami macam apa anda ini?" sindir dokter itu lagi dengan tajam dan monohok.

Chris masih diam membisu.

Dokter wanita paruh baya merasa sangat lega setelah memarahi Chris secara habis-habisan. Chris melihat Lily sudah dipindahkan ke kamar VVIP. Dia mengikuti dari belakang dan kedua perawat sempat beberapa kali melirik ke arah Chris yang berpenampilan asal-asalan.

Melihat Lily yang tidur dengan tenang, Chris memutuskan pulang ke apertement untuk mengambil beberapa barang dan dompet. Ketika melihat tas Lily, rasa penasaran Chris timbul.

Perasaan ingin melihat isi tas semakin ditahan, tapi semakin penasaran. Isi tas Lily membuat Chris terkejut. Berbeda dengan kebanyakan wanita yang isi tas dengan dompet, bedak, tissu dan lipstik yang serba berbrand. Sedangkan isi tas Lily hanya ada hp, kunci, dompet dan obat dengan tanggal yang barusan di beli. Dengan iseng, Chris melihat nama obat itu.

"Pil KB, obat demam dan obat penghilang rasa sakit," gumam Chris menyebutkan jenis obat itu.

Expresi wajah Chris langsung tidak membaik, tapi mengingat apa yang dilakukannya semalam dan mencocokan dengan tanggal struk obat.

"Jika tahu lebih awal kalau dia masih perawan, mungkin aku tidak akan seperti ini."

Chris memijit-mijit dahi dan memikirkan yang semalam. Dia sedikit merasa menyesal dan sekaligus senang. Setidaknya, malam pertama Lily dia yang menikmati dan bukan di nikmati pria lain.

****

Di rumah sakit lain.

James Holland yang selesai bekerja beberapa kali menelpon Lily, tapi hp Lily tidak aktif dan akhirnya James Holland hanya mengirimkan pesan kepada Lily.

"Apa kau baik-baik saja? Jangan lupa jaga kesehatan."

Setelah mengirimkan pesan tersebut, James memilih pulang dengan arah jalan yang sama. Kedua mobil saling berpapasan, saat saling melewati berlawanan arah. Chris kembali ke rumah sakit, berjalan masuk ke dalam kamar untuk memandangi Lily yang tertidur.

Perasaan di hati seketika menjadi lega. Berjalan mendekati Lily dan menambahkan satu selimut lagi ke badan Lily.

Awalnya, Chris ingin tidur dengan memeluk tubuh Lily di dalam dekapannya. Tapi, melihat ukuran ranjang pasien. niatnya dibatalkan dan memilih tidur di sofa.

Saat tidur di sofa, Chris merasa sangat tersiksa karena ukuran sofa di rumah sakit sangat standar dan tubuhnya juga telalu tinggi dengan 189 cm.

Chris kembali melihat ke arah Lily, lalu berjalan ke arah ranjang Lily dan mengendong tubuh Lily dengan hati-hati untuk meletakkan tubuh Lily di dekat tubuhnya. Chris lebih memilih tidur miring dengan memeluk tubuh Lily daripada tersiksa tidur di sofa.

Keesokkan paginya, Chris dimarahi dokter yang bertugas memeriksa pasien. Muka Chris tidak ada urat malu lagi karena sudah putus dari kemarin, setelah dimarahi dokter wanita itu yang berbicara tanpa sensor sedikitpun.

"Aku hanya ingin menghangatkan tubuh istriku saja, dan tidak melakukan hal lain," Chris membela dirinya ketika dimarahi habis-habisan oleh dokter wanita yang merawat Lily semalam.

Dokter wanita tua yang mendengar perkataan Chris, mengeleng-ngeleng kepala. Perawat yang sudah mengganti infus Lily mengikuti dokter wanita tua itu keluar. Sekali-kali melirik ke arah Chris yang berpenampilan acak-acakan dan menjadi pembicara para perawat soal ukuran itunya yang membuat luka di tubuh bawah istrinya sampai harus mendapatkan jahitan dan pengobatan.


Dengan perasaan percaya diri, Chris berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan mengosok gigi. Ketika keluar dari kamar mandi, Chris melihat Lily sudah bangun dan mengosok kedua mata dengan kedua tangan yang kurus.

WANITA SIMPANAN (NOVELME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang