Bumi yang tadinya ingin pergi ke kantin, langsung mengurungkan niatnya begitu melihat Bulan tengah berduaan dengan Vino. Tak mau membiarkan kekasihnya terlalu lama dengan laki-laki lain, ia segera berjalan menghampiri mereka berdua.
"Moon," panggil Bumi begitu berada di hadapan Bulan.
Bulan menoleh. "Bumi kok ada di sini? Ngapain?" balas Bulan bertanya.
"Lo gak ke kantin?"
Bumi menggeleng. "Moon gak ke kantin dulu, deh."
"Gue mau ke kantin, temenin."
"Bumi duluan dulu aja. Moon lagi gak bisa, masih ada tugas."
"Temenin gue." Bumi terlihat memaksa.
"Tapi Moon masih ada tugas, Bumi."
Bumi menatap kesal ke arah Bulan. Laki-laki itu mendekatkan bibirnya pada telinga kekasihnya. "Nurut atau gue cium sekarang juga?"
Bulan berdecih pelan. "Iya, iya. Moon ikut," ucapnya kemudian memiringkan wajah untuk melirik ke arah Vino. "Bulan ke kantin dulu."
Setelah mendapat jawaban dari Vino, Bulan dan Bumi segera pergi ke kantin.
Di kantin, Bumi yang sama sekali tidak mengajak Bulan mengobrol mencuri perhatiannya. Merasa ada yang janggal, Bulan memilih untuk bertanya. "Bumi kenapa diam?"
Bumi diam.
"Sebenarnya Bumi kenapa? Kalau Moon emang ada salah sama Bumi, Moon minta maaf. Jangan diemin Moon kayak gini. Moon sedih tau."
Bumi menghela napasnya sebentar. Ia menatap lekat pupil mata Bulan. "Moon, jangan dekat-dekat sama Vino lagi, ya."
"Kenapa gitu?" Bulan tidak mengerti.
"Gue gak suka."
"Kenapa gak suka?"
Bumi menghembuskan napas kasar. Apa Bulan sama sekali tidak mengerti maksudnya? Haruskah ia memberitahu Bulan alasannya pada Bulan? Sudah jelas jawabannya karena cemburu.
"Lo milik gue. Gue gak suka berbagi sama orang lain."
Senyum Bulan mengembang sempurna saat mendengar Bumi mengatakan bahwa dirinya adalah milik Bumi. "Bumi cemburu, ya?"
Bumi langsung memalingkan wajahnya malu. "Gak, ngapain gue cemburu sama Vino? Kayak gak ada kerjain lain aja."
"Ya udah, kalau Bumi gak cemburu, gak ada salahnya kalau Moon deket-deket sama Vino."
"Moon... Serius. Gue gak suka." Bumi sedikit merengek.
"Tadi katanya Bumi gak cemburu."
Bumi berdecak kesal. "Iya, gue cemburu. Puas lo?"
Bulan tertawa kecil. "Bumi cemburu?"
Bumi mengangguk.
"Bumi, Moon sama Vino cuma sekedar teman biasa aja. Gak lebih dari itu."
"Tapi Moon..."
"Moon gak suka sama Vino, Moon sukanya sama Bumi."
"Iya, sekarang lo gak suka sama dia. Tapi gimana ke depan? Satu bulan lagi? Tiga bulan lagi? Bisa aja lo suka sama dia. Gak ada yang tau."
"Kalau Moon suka sama Vino, gak mungkin Moon terima Bumi. Kita udah putus setengah tahun lebih, tapi Moon masih gak punya pacar karena Moon masih sayang sama Bumi."
"Walaupun lo gak suka sama Vino, gue tetap gak rela. Cowok mana yang rela lihat ceweknya berduaan sama cowok lain?"
"Bumi, ngertiin Moon, ya? Bumi tau sendiri 'kan kalau Moon gak punya teman lagi selain Vino sama Vina. Kalau Moon gak temenan sama mereka, Moon mau temenan sama siapa lagi?" Bulan memayunkan bibirnya berharap hati Bumi tergerak dan mengizinkannya berteman dengan Vino. "Bumi mau lihat Moon kesepian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan (END)
Teen FictionBulan Andhara. Dirinya terpaksa mengakhiri hubungan dengan Bumi yang bernotabene sebagai pacarnya. Bumi secara tidak sadar membuat hidup Bulan hancur. Hingga suatu hari, sesuatu hal mengejutkan terungkap. Bulan mendapatkan sebuah informasi bahwa bu...