52. Persiapan Ulangan

158 22 0
                                    

Di tempat kediaman Bumi, anggota inti Vernoz dan juga Bulan tengah sibuk menatap buku pelajaran di hadapannya. Mereka sengaja memilih rumah Bumi sebagai tempat belajar mereka karena selain tempatnya yang luas, rumah ini juga super lengkap. Berbagai perlengkapan tersedia di rumah ini.

Bulan yang merupakan orang terpintar di sini menjadi ketua dari kegiatan belajar mengajar hari ini . Sejak tadi, gadis itu terus saja mengajar siapa pun yang tidak mengerti pelajaran.

Bumi mengaruk kepalanya yang tidak gatal. Kepalanya serasa ingin pecah saat melihat deretan tulisan di depannya. Bulan sudah mengajarnya sejak tiga puluh menit yang lalu, hanya saja ia masih belum mengerti sejak tadi. "Aku gak ngerti, Moon," ucap Bumi kemudian menyengir.

Bulan menghela napas sabar. Ia kembali mengajari Bumi secara perlahan agar mudah dicerna oleh kekasihnya. Namun sama saja, Bumi tetap tidak paham walaupun sudah diajarin secara perlahan. Merasa lelah, Bumi membaringkan tubuhnya di atas lantai. "Aku capek," ucapnya kemudian memejamkan kedua mata berniat untuk istirahat.

"Tapi kan Bumi belum selesai belajar."

"Aku capek, gak mau belajar lagi." Bumi bangkit dari posisi tidurnya, kemudian melangkahkan kakinya menuju anak tangga untuk pergi ke kamar. Setelah tiba di tempat tujuan, laki-laki itu merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Bumi, tungguin Moon. Bumi mau ke mana?" Bulan ikut berdiri. Gadis itu mengikuti Bumi hingga sampai ke kamar kekasihnya. "Bumi kok di sini? Ayok lanjut belajar lagi."

Bumi menggeleng. "Aku gak mau belajar lagi."

"Tapi Bumi kan masih belum ngerti."

Bumi merubah posisinya menjadi duduk. "Aku lapar."

"Kenapa gak bilang dari tadi? Bentar ya, Moon ambilin makanan dulu buat Bumi." Bulan membalikkan badan berniat mengambilkan makanan untuk Bumi.

Bumi yang melihat pergerakan tubuh Bulan langsung memegang pergelangan tangan gadis itu. "Aku gak mau makan."

"Tadi katanya Bumi mau makan."

Bumi berdiri, kemudian langsung menarik Bulan dalam pelukannya. Ia mengesekkan hidung pada ceruk leher Bulan.

"Bumi, geli!" Bulan berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Bumi.

Bumi membalikkan tubuh Bulan, kemudian menatap lekat wajah kekasihnya. "Aku maunya makan kamu," ucap Bumi kemudian mendekatkan mukanya pada muka Bulan.

Bulan mengigit bibir bawahnya kuat-kuat. Gadis itu berusaha menjauhkan wajahnya dari wajah Bumi. "Bumi mau ngapain?" tanya Bulan terlihat panik.

Dari luar kamar, sudah ada Arsen dan Elbert yang mendengar pembicaraan mereka sejak awal Bulan masuk kamar. Arsen dan Elbert saling memandang sampai akhirnya mereka kedua tertawa. Bumi yang bersikap galak di depan anggota inti Vernoz, ternyata bisa bersikap manja jika di hadapan Bulan.

Suara tertawa Arsen dan Elbert terdengar hingga ke dalam kamar. Bulan yang melihat Bumi lengah, langsung memanfaatkan kesempatan ini untuk melepaskan diri dari pelukan Bumi.

"Bumi, di luar ada suara apa?" tanya Bulan pada Bumi.

Bumi mengedikan bahunya tidak tahu. Ia berjalan menuju pintu untuk melihat dari mana sumber suara itu berasal.

"Lo berdua ngapain?" tanya Bumi saat melihat Arsen dan Elbert yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya.

Tak kunjung mendapat jawaban dari mereka berdua, Bumi kembali berbicara. "Lo berdua ngintipin gue sama Bulan?" Bumi melotot.

Arsen dan Elbert semakin tertawa ketika melihat reaksi Bumi. Reaksi Bumi sudah seperti orang yang ketahuan nonton bokep.

Bulan sudah tidak bisa menahan malu. Rasanya ia ingin menghilang saat ini juga. Gadis itu segera berlari untuk menghindari Arsen dan Elbert.

Bulan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang