Ini sudah memasuki hari ketiga sejak Bulan pergi menghilang tanpa jejak. Bumi sudah terlihat seperti mayat hidup karena kewalahan mencari kekasihnya. Laki-laki itu sama sekali tidak mau makan sebelum berhasil menemukan keberadaan Bulan.
Bulan tengah berada di sebuah minimarket yang jaraknya tak jauh dari tempat tinggalnya sekarang. Gadis itu sedang membeli perlengkapan makan yang jumlahnya cukup banyak untuk persediaan beberapa hari ke depan. Hal itu ia lakukan agar tidak bertemu dengan Bumi.
Butuh waktu sepuluh menit untuk Bulan berbelanja. Saat sudah selesai berbelanja, gadis itu pergi ke kasir berniat untuk membayar. Setelah selesai membayar, Bulan keluar dari dalam minimarket.
Mata Bulan langsung melotot sempurna begitu melihat seorang laki-laki yang ia kenal. Di seberang sana sudah terlihat Bumi yang seperti tengah mencari keberadaan Bulan. Gadis itu langsung berjongkok dan menutup wajahnya menggunakan plastik jajanan yang baru saja ia beli. Jantungnya berdebar sangat kencang. Ia tidak mau sampai ketahuan oleh Bumi. Kenapa Bumi ada di sini? Jangan-jangan... Bumi tau kalau Bulan ada di sini. Batin Bulan berpikir.
Sesekali Bulan mengintip di balik celah plastik jajanannya untuk melihat keberadaan Bumi. Setelah merasa aman, gadis itu berdiri kemudian bernapas lega. "Untung aja."
"Untung aja kenapa?" tanya Bumi dengan suara berat. Laki-laki itu sempat melihat Bulan ketika sedang bersembunyi.
Bulan langsung membalikkan tubuhnya begitu ia mendengar sebuah suara yang tak asing di telingannya. "Bumi," pekik Bulan kaget.
"Untung aja kenapa?" Bumi kembali bertanya.
Bulan menggeleng. "Nggak papa," ujar Bulan kemudian berjalan ke arah kanan untuk melewati Bumi. Namun saat hendak melewati Bumi, dirinya sudah dihadang terlebih dahulu oleh Bumi. "Minggir, Moon mau lewat."
"Kamu ke mana aja selama tiga hari ini?"
"Bukan urusan Bumi." Bulan bersikap secuek mungkin.
"Aku pacar kamu. Aku berhak tau kamu mau ke mana."
Bulan berdecih pelan. "Pulang."
"Kamu mau pulang ke mana? Tempat tinggal kamu di rumah aku."
"Tapi itu dulu, sekarang bukan tempat tinggal Moon lagi. Moon udah punya tempat tinggal baru."
"Kamu sekarang tinggal di mana?"
"Bumi gak usah tau."
Bumi menghela napas lelah. "Sebenarnya kamu kenapa sih Moon? Kamu menghilang tanpa jejak selama tiga hari. Kamu tau seberapa khawatirnya aku sama kamu? Aku sampai gak tidur dan gak makan buat cariin kamu. Tapi setelah aku ketemu sama kamu, kamu malah bersikap dingin sama aku."
"Bukannya Moon udah suruh Bumi buat gak usah cariin Moon?"
"Mana mungkin aku gak cariin kamu. Kamu pacar aku. Sebenarnya selama tiga hari ini kamu ke mana? Kenapa tiba-tiba menghilang?"
"Bumi gak perlu tau."
"Sampai kapan kamu cuekin aku kayak gini, Moon? Kamu kenapa?" Bumi mulai merasa frutrasi.
"Bumi pulang dulu aja. Moon mau sendiri dulu."
"Aku ada salah sama kamu? Kalau aku ada salah sama kamu, kasih tau aku. Jangan malah kayak gini."
"Bumi gak ada salah sama Moon."
"Terus kenapa kamu menjauh?"
"Nggak papa."
"Aku bingung sama kamu Moon. Kalau emang benaran nggak papa, kenapa kamu harus menjauh dari aku?"
"Hubungan kita lagi gak baik-baik aja, Bumi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan (END)
Teen FictionBulan Andhara. Dirinya terpaksa mengakhiri hubungan dengan Bumi yang bernotabene sebagai pacarnya. Bumi secara tidak sadar membuat hidup Bulan hancur. Hingga suatu hari, sesuatu hal mengejutkan terungkap. Bulan mendapatkan sebuah informasi bahwa bu...