7.

88 10 0
                                    


Pukul 02 : 50 Khalisa terbangun seperti biasanya, ia melihat tangan Fajri yang melingkar di pinggangnya, ia segera bangkit dan memindahkan tangan Fajri, rasa nya aneh, membuat Khalisa bergidik. Ia berjalan kekamar mandi, ia segera mandi. Gemercik air mengganggu tidur Fajri, ia tak biasa mendengar suara gemericik air pada dini hari, ia melihat kesekeliling, ia baru sadar ia sedang berada di kamar milik Khalisa, ia melirik kasur sebelah Namun, tak ada, ia melihat jam yang berada di dingding, ini masih dini hari, Fajri tahu pasti gadis itu mandi.

"Rajin banget si jam segini mandi."gumam Fajri.

Fajri, kembali memejamkan matanya, hingga suara pintu terbuka membuat ia kembali membuka matanya. Tiba tiba matanya melebar ketika ia melihat Khalisa keluar dari kamar mandi hanya mengenakan kaos big size berwarna hitam sampe paha dan  berlengan pendek, kaos yang kontras dengan kulitnya yang putih mulus.

Tanpa, Khalisa sadari sendari tadi Fajri memperhatikannya, ia menggelar sejadah kemudian ia memakai gamis putih lalu memakai mukena.
Khalisa memang sudah biasa sholat malam, itulah rutinitas dirinya, setelah itu ia akan berkutat di dapur mencuci piring dan menyetrika baju sampe adzan subuh berkumandang.
Setelah, ia melaksanakan sholat, ia langsung mengaji suaranya yang indah menggema di ruangan itu, Fajri, masih setia memperhatikan pergerakan gadis yang baru ia halalkan kemarin. Entah harus apa bersyukur atau apa memiliki gadis seperti Khalisa.

Khalisa,melipat mukenanya setelah ia menyimpan Al-Qur'an pada tempatnya, ia kembali dengan keadaan awal, dengan tubuh yang hanya di baluti kaos big size saja. Ketika ia berbalik, ia melihat Fajri yang tengah tersenyum kearahnya.

"Apaan lo liatin gue kayak gitu?."ketus Khalisa yang sibuk mencepol asal rambutnya dengan jedai.

"Udah berani buka bukaan ternyata."ucap Fajri terkekeh.

"Dasar Otak mesum ." Pekik  Khalisa yang berjalan menuju meja riasnya mencari benda pipih canggih miliknya.

Setelah ia mendapatkan barang tersebut, ia berniat kembali ke tempat  tidur, Namun, baru saja ia ingin berbalik Fajri berada dihadapannya, dengan senyuman jahil nya , Fajri mendorong  pelan Khalisa hingga Kedinding setelah itu Fajri langsung mengunci pergerakan Khalisa.

"Ji."panggil Khalisa khawatir.

Fajri tak menggubris, ia terus mengikis jarak antara wajnya dan wajah Khalisa. Hampir dekat Fajri memiringkan kepalanya, ia meraih tengkuk milik Khalisa, dan.....
1....
2....
3...

Wuuhhhhh

Fajri, meniup wajah Khalisa yang nampak panik dan memejamkan matanya. "Hahahhahaha, wajah lu lucu hahhaha astaghfirulloh." Tawa Fajri meledak, ketika melihat wajah Khalisa yang memerah.

"Awas, gue  mau lanjutin tidur."ketus nya, mengibaskan tangan Fajri kasar. Lalu berjalan dan naiki ranjang.

Fajri, yang masih tertawa puas, terhenti melihat Khalisa, sudah terlelap, Fajri kembali terhipnotis oleh wajah polos milik Khalisa, tergambar jelas ketenangan di sana.
Fajri, berjalan mendekati Khalisa, lalu ia berjongkok menyesuaikan tingginya dengan Khalisa. Ia memandang lekat wajah Khalisa.
Matanya yang besar dan bulat, hidung mungil dan bibir ranum tipis miliknya. Membuat Fajri menelan ludah dengan berat.

Ia beranjak, dan kembali berbaring di samping Khalisa yang sudah terlelap.
Kali ini, Fajri memunggungi Khalisa, namun tak membuat aroma mint dan lemon itu menghilang, itu malah semakin menyeruak. Tiba tiba ia teringat kepada Naadira. Ia masih ingat kejadian di Canada Naadira sengaja menyusulnya ke Canada hanya untuk mengemis agar hubungan nya dengan Fajri, tak berakhir begitu saja.

DI PAKSA DI JODOHKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang