24.

77 7 1
                                    


Hai guyss,,aku up lagi ya!!! Gimana kabar kalian? Semoga dalam keadaan sehat dan bahagia selalu ya!! Tetap mematuhi progres dan protokol kesehatan.

Jangan lupa juga makan ya, dan yang paling penting hahaha jangan lupa vote 🌟 coment dan share ya!!!!

Happy reading guys!!!....

Hari ke 27, Khalisa baru saja sadar dari kritisnya, ia masih lemah untuk menggerakan seluruh tubuhnya, ia hanya mampu mengedipkan matanya jika, merespon kehadiran atau interaksi dengan seseorang, ia baru saja di pindah kan ke ruang rawat inap PPIV.

"Selamat pagi anak mamah yang paling hebat, Alhamdulillah ya, Alloh masih percaya sama kita semuanya buat jagain bungsu, jangan lagi lagi ya sayang." Ucap Geritha, yang tersenyum manis kepada bungsunya itu.

"Anak ayah hebat, semangat buat sembuh ya sayang, kami sayang bungsu." Lanjut Alfian.

"Maafin, abang ya bungsu, jangan lagi lagi, kalo ada apa apa bilang Abang ya, Abang sayang sama bungsu, jangan gini lagi ya sayang."ucap Fiki, mengelus lembut wajah cantik milik adik semata wayangnya.

"Assalamualaikum, menantu umi dan Abi, Alhamdulillah ya, Alloh masih memberikan umur panjang buat Khalisa, umi sama Abi seneng banget bisa liat Khalisa lagi, baik baik selalu ya sayang." Ucap Marisa, mewakili dirinya dan suami.

"Hai khal, apa kabar? Zhenna kangen katanya, cepet sembuh ya, biar bisa liat zhenna ngaji, nyanyi, joget, zhenna bangga punya aunty yang kuat kaya Khalisa." Lirih Ilma Kaka iparnya.

"Hai khal, cepet sembuh ya."ucap Shandy.

"Hai sayang, gimana udah enakkan? Ada yang sakit? Maafin aku yah udah lalai jagain kamu, sehat terus ya sayang, aku butuh kamu di sisi aku, aku butuh kamu buat aku pulang, aku butuh kamu aku gak tau kalau aku tanpa kamu, please jangan pernah tingglin aku ya, love you." Tutur Fajri, menggenggam tangan Khalisa dan mencium keningnya.

Seketika semua yang tadi tersenyum, seketika semua senyuman itu memudar, ketika melihat Khalisa menitikan air mata begitu deras, Fajri kaget langsung menghapus air mata Khalisa, bukannya berhenti, air mata itu semakin deras keluar.

"Hei, kamu kenapa? Ada yang sakit?."berulang ulang Fajri, menanyai pertanyaan yang sama, namun Khalisa masih menitikan air mata dengan derasnya, Fajri, menatap semua keluarga yang ada di sana, Fiki menatap Fajri, mengisyaratkan agar ia bangun dan Fiki yang akan menggantikan nya.

Fajri berdiri, dan Fiki duduk di sebelah Khalisa, ia mencoba menggenggam tangan adiknya, hatinya tersayat melihat adiknya yang terus menangis, Fiki, tersenyum sambil mengelus pelan kepala Khalisa.

"Bungsu,kenapa hem? Ada yang sakit? Ada yang bikin bungsu sedih.?."tanya Fiki.

Fiki, tersenyum pahit ketika ia merasakan tangan Khalisa bersusah payah mulai membalas ngenggammannya yang sendari tadi menggenggam tangan nya.
Fiki, tahu ada sesuatu hal yang membuat adiknya bersedih, dan ia yakin itu bersangkutan dengan Fajri, karena dari sekian orang yang menyapanya hanya Fajri, yang membuat adiknya menangis.

***

Hari ke 35, Khalisa di rumah sakit. Khalisa sudah membaik, bisa bangun dari tempat tidur nya, ia sudah bisa merespon seseorang yang bertanya padanya.
Hari ini, ia sedang sarapan bersama suster yang setia menjaganya, keluaraganya baru saja pulang untuk, berganti pakaian, dan mungkin siang mereka akan kembali.

Clek......

Pintu terbuka, Khalisa dan suster kompak menoleh, dari pintu menampilkan seorang perempuan sebaya Khalisa dengan rambut sepinggang dan pakaian formal memasuki ruangan Khalisa.

DI PAKSA DI JODOHKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang