15. Cinta?

95 9 0
                                    


Hai guyss,,aku up lagi ya!!! Gimana kabar kalian? Semoga dalam keadaan sehat dan bahagia selalu ya!! Tetap mematuhi progres dan protokol kesehatan.

Jangan lupa juga makan ya, dan yang paling penting hahaha jangan lupa vote 🌟 coment dan share ya!!!!

Happy reading guys!!!

Cinta, perasaan yang tumbuh kapan saja,
Pada siapa saja, dan dimana saja.
Namun, terkadang cinta, hanya menorehkan luka, tetapi cinta memang  benar adanya.
⬞⬞⬞⬞

Khalisa, baru saja pulang dari toko bunga, dengan sebuket bunga mawar biru dengan rainbow cake.
Ia, menyimpan cake  di meja makan dan, menyusun bunga kedalam vas bunga kecil di beberapa ruangan.
Setelah itu, ia bergegas membersihkan diri, setelah itu ia akan memasak untuk makan malam.

Jam menunjukkan pukul 19:31. Namun, Khalisa belum juga menemukan tanda tanda Fajri akan pulang, kemana pria itu pergi? Biasanya di hari Kamis ia selalu pulang lebih awal!  Apakah ia pergi ke rumah Naadira?.

"Kenapa gua khawatir banget ya dia belum balik, biasanya juga kan jam sembilan baru balik, eh tapi kan hari ini hari Kamis ya? Biasanya pulang cepet." Khalisa, beranjak dari ruangan keluarga dan pergi ke kamarnya.

Tok tok tok......

Suara, pintu di ketuk secara brutal, Khalisa yang sedang sibuk mengerjakan tugas kuliahnya, terpaksa beranjak.
Ia, berjalan dengan ogah ogahan dengan gerutuan, sudah beberapa kali orang itu mengetuk pintu dengan brutal.

"Dih, mau rusakin rumah orang kali ya? Galak amat tuh ngetuk pintunya."gerutu.

Clek....

"Iya, cari siap...."belum sempat Khalisa menyelesaikan ucapannya.

BRUK....

"Aji? Lo kenapa ji, hey aji bangun dong!!."ucap Khalisa panik, sambil menepuk pelan pipi Fajri.

"Tolongin gua, bantu gua jalan gua lemes banget." Lirih Fajri.

"Ji, badan lo panas benget."khawatir Khalisa.

"Yaudah, tapi lu ke kamar gua aja ya, kalau ke atas gua gak kuat." Suara Khalisa bergetar, ketika menyadari Fajri demam tinggi.

Fajri, hanya mengangguk lemas.
Khalisa, merebahkan Fajri di ranjang king size miliknya, sebelum itu ia, melonggarkan dan melepas dasi Milik Fajri, melepas jas, sepatu dan kaos kaki.
Khalisa, menaikan selimut untuk menutupi tubuh Fajri, yang tiba tiba mengigil.

Ia, bergegas membawakan kompresan untuk menurunkan demam Fajri.
Semalam Khalisa, hanya terduduk di sopa sambil sesekali melihat kembali tugasnya yang sudah selesai beberapa menit yang lalu.

"Uhuk..uhukk...uhukk." Fajri, terus terusan terbatuk batuk.

Khalisa, segera beranjak dari duduknya dan menutup laptopnya, langsung berjalan ke arah ranjang, dan mengambil segelas air yang sudah ada di nakas.
Khalisa, dengan pelan membantu Fajri, agar terduduk untuk minum.

"Udah, sekarang lo tidur lagi ya, demam lo belum turun turun dari tadi, besok baru gue bawa lu kerumah sakit."ucap Khalisa lembut.

DI PAKSA DI JODOHKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang