10.

88 12 0
                                    


Seorang pria, tengah duduk di taman. Sesekali ia menengadah kan kepalanya menatap langit yang di penuhi semburat jingga, memberi kesan indah. Matahari sudah mulai menyusut, dan tak lama lagi akan tergantikan dengan bulan.

Udara dingin di Paris, sungguh membuat senja kali ini sedikit mengiris. Ia kembali bernostalgia ke 2 tahun silam.

Flashback on

Seorang pria,duduk di taman sambil memegang kamera, ia melihat hasil jepretan kamera nya hari itu.
Tiba tiba sepasang tangan menutup kedua matanya. Pria itu hanya tersenyum dan.

"Jangan bikin aku jantungan, aku tahu itu kamu."ucap pria itu terkekeh

"Yah, gak asik banget si, kamu kagetnya cuman gitu doang."ucap gadis tersebut mempout kan bibirnya.

"Jangan cemberut, nanti cantiknya ilang loh."ucap sang pria, membujuk gadis nya yang merajuk.

"Liat nih, ada beasiswa dari kuliahan kita buat yang berprestasi bisa kuliah di Paris loh."lanjut sang pria, mengalihkan pembicaraan nya.

"Hah? Seriusan ih Zwei? Aku pengen banget ke Paris, tapi bareng kamu."ucap gadis itu.

"Kita sama sama kejar yuk, beasiswa itu."lanjut sang gadis.

Pria yang di panggil Zwei alias Zweitson itu hanya mengangguk pelan, dan mengelus kepala sang gadis.

"Kita coba ya Naz, semoga aja kita bisa bareng bareng ke Paris."

"Aku janji, kita bakalan bareng bareng ke paris dan selamanya."ucap gadis yang di panggil Naz alias Nazra yang di ambil dari nama Khalisa Mumtaz Nazra Dirgantara.

Pria, itu mendekap tubuh gadis di hadapannya, memejamkan mata berharap semua impian nya akan terkabul dengan cepat.

Flash back off

"Janji itu seharus nya di tepatin Naz, bukan di gantungin kayak gini, tapi gua harus nerima kalo lu udah ada yang punya, gua janji suatu saat kita bakalan ke Paris bareng, meski kita gak berstatus sebagai pasangan."lirih pria itu.

Ia menggantung kan Kameranya di leher, ia beralih kepada ponselnya yang ia simpan di saku.
Ia mengetik sesuatu di sana, mungkin ini salah menurutnya, mengirim pesan kepada seorang gadis yang sudah bersuami, Namun, yang Zweitson saat ini ingin kan adalah, keadaan Khalisa, apakah dia baik baik saja? Atau tidak? Sudah bahagia kah kini gadisnya itu? .

Ia, menyadari dulu ia tak menghadiri pernikahan gadis itu, ia akui ia tak rela melihat gadis yang ia cintai, dinikahi pria lain, Zweitson lebih memilih pergi ke Paris dan melanjutkan studi nya di Paris.

NAZRA

Hai Naz, apa kabar?.
Aku bersyukur banget sekarang kamu udah nikah, kamu bahagia kan.?.
Maaf ya, waktu itu aku gak Dateng.

Kita berawal dari aku dan kamu yang tidak saling tahu,

Kemudian setiap hari bertemu, perlahan mengenal mau tidak mau,
Canggung dan bingung itu pasti,
Karena pada akhirnya diharuskan untuk mengerti.
Namun, tidak sekali pun aku menyesal tentang apa yang terjadi,
Aku bersyukur karena akhirnya kita saling memahami,
Berbagi tangis dan tawa yang tak banyak orang bisa mengerti,
Hingga pada titik kita berjanji untuk tetap saling menggenggam apa pun yang terjadi.
Saat itu, akhirnya aku menjadi tenang,
Berbagai pikiran buruk di dalam kepala pun menghilang,
Karena kita sudah berjanji dan akan saling menepati,
Tidak pernah tahu, kenyataannya keadaan memaksa kita untuk melepaskan diri.
Tetaplah bahagia!
Meskipun kita tidak lagi bisa bersama,
Meskipun kita akhirnya memutuskan untuk berada di jalan yang berbeda,
Tidak perlu merasa bersalah dan terus mengucap maaf,
Aku di sini baik-baik saja.
Karena kita tidak bisa menepati janji untuk tetap saling menggenggam, setidaknya kita masih bisa menepati janji untuk tetap menjadi bahagia.

DI PAKSA DI JODOHKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang