Pagi hari tiba, hampir akhir bulan, dan beberapa hari lagi Syaddad akan pulang kembali ke Paris, Fajri menatap wajah anak tunggalnya penuh dengan harapan, setelah perbincangan nya lewat video call, Khalisa, tak pernah lagi menerima ajakan Fajri, untuk saling bertukar sapa. Khalisa, hanya akan bicara ketika anak mereka ada, dan jika Syaddad sudah selesai dengan segala yang ia ceritakan, Khalisa akan langsung menutup panggilan itu.
Fajri, duduk di sofa yang berada di kamar, matanya masih fokus kepada anaknya, ada rasa tak rela membiarkan anaknya kembali ke paris tanpa dirinya.
Fajri, beranjak dan duduk di sisi ranjang."Jagoan nya ayah, nanti pulang bujukin bunda ya biar bisa sama sama terus."gumam Fajri, sambil mengelus rambut legam milik anaknya.
Syaddad sedikit terusik dan akhirnya membuka matanya.
"Ayah? Hari ini hari apa?."tanya dengan suara khas bangun tidur."Hari Minggu, kenapa?."
"Uncle Shen kerja?."
"Iya, kenapa Syaddad cariin uncle Shen?."
"Ayah, jalan jalan yuk. Udah lama aku pengen jalan jalan di sini, kan lusa aku pulang."
"Yaudah, Syaddad mandi sama ummah ya, ayah siap siap."
"Iya, ayah."
Beberapa saat, kemudian Syaddad sudah siap dengan Hoodie kecilnya dan celana jeans serta topi yang membuat nya semakin mengemaskan.
Fajri, menggendong anaknya dan mencium pipi Syaddad berganti, lalu meminta izin kepada Marisa,dan langsung cusss, pergi ke mall.Beberapa belas menit, Fajri berhenti di parkiran sebuah mall, ia keluar dan membuka pintu untuk putra semata wayangnya, ia mengendong Syaddad, hingga mereka benar benar ada di dalam pusat perbelanjaan yang sangat besar itu.
"Syaddad mau beli apa?." Tanya Fajri, pada pria kecil yang masih setia dia gendong.
"Emmm, Syaddad mau ke toko itu boleh ayah?."Syaddad, menunjuk toko mainan yang lumayan besar.
"Boleh, yuk kesana."
Sesampainya di sana, Syaddad hanya memilih satu mainan, yaitu satu paket lengkap Lego keluar terbaru, Fajri tersenyum Senang akhirnya ia bisa merasakan berjalan jalan dan membuat anaknya merasa bahagia, dalam hati ia terus melapalkan do'a, agar selalu di beri kebahagiaan dan di izinkan kembali memperbaiki kehancuran yang pernah ia perbuat.
"Udah, itu aja?."tanya Fajri.
"Iya ayah, ini aja. Makasih banyak."ucap Syaddad mencium pipi kiri dan kanan milik Fajri secara bergantian.
Setelah keluar dari toko tersebut Fajri, membawa Syaddad ke Timezone, mereka banyak memainkan permainan, lagi dan lagi, Fajri bersyukur masih memiliki moment, bersama anaknya, membahagiakan anaknya, dan dekat dengan anaknya.
"Ayah, kalau bunda ada di sini, Syaddad pasti lebih seneng lagi, soalnya Syaddad udah lama pengen main kayak temen temen Syaddad yang selalu di temani sama ayah dan bunda mereka."
Jleb...
Bagaikan, tertusuk ribuan duri yang sangat tajam, Fajri, menahan sesaknya. Ia, kembali merasa bersalah tentang kebodohan yang pernah ia lakukan, dirinya merasa menjadi orang yang paling jahat di muka bumi ini, membirkan anaknya menderita karena ulahnya.
"Maafin ayah ya sayang, nanti kalau Syaddad udah pulang, nanti di Paris kita jalan bareng ya, jadi Sekarang Syaddad gak usah khawatir Syaddad bakalan bisa kok jalan jalan sama bunda sama ayah, Syaddad sabar ya, kan lusa kita pulang." Fajri, mencoba memberikan penjelasan kepada anaknya.
Syaddad, hanya mengangguk,dan memeluk Fajri Sangat erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI PAKSA DI JODOHKAN
RandomSeorang gadis yang harus rela melepaskan laki laki yang sangat ia cintai, setelah kegagalannya berkali kali dalam hal cinta, Khalisa Mumtaz Nazra Dirgantara, adalah seorang mahasiswi di salah satu universitas favorit di Jakarta, ia terpaksa di jodoh...