13.

73 9 0
                                    


"Khal,." Panggil Shandy

Khalisa, hanya menengok dan tersenyum .

Shandy, duduk di kursi yang tersedia di tepi ranjang Khalisa, canda tawa menghiasi kedekatan mereka.
Sampai suara pintu menghentikan segalanya.

Clek.....

Seorang pria bertubuh bongsor berlari dengan cepat menghampiri gadis yang sejak beberapa hari lalu ia khawatir kan.

"Bungsu? Ada yang sakit? Mana yang sakit sayang sini Abang tiupin atau usap biar gak sakit, bungsu kenapa sih bisa kayak gini?." Ucap Fiki panik.

"Abang bungsu gak papa, gak usah khawatir ini cuman luka kecil kok."ucap Khalisa menenangkan kakak sulung nya itu.

"Maafin Abang ya, udah lalai jagain bungsu, maafin Abang belum jadi Abang yang terbaik buat bungsu."ucap Fiki bergetar menahan tangisnya.

"Abang, Abang udah jadi Abang terhebat di dunia, Abang gak ada duanya, Abang Abang paling bungsu sayang. Makasih ya bang udah selalu jagain bungsu.",

"Bungsu janji sama Abang kalo ini luka untuk yang terakhir kali nya ya, janji sama Abang."desak Fiki.

"Insyaa alloh ya bang, kita kan gak tau."

Fiki, hanya menatap lekat gadis yang sendari tadi memegangi perut nya, hatinya begitu hancur.

Setelah, beberapa hari setalah di jenguk Fiki, kini Khalisa di perbolehkan untuk pulang. Di jemput oleh Fiki dan Shandy. Khalisa, sesaat termenung mengapa Fajri tak pernah menengoknya ketika ia berada di rumah sakit?.

Fiki, dan Shandy terus mencoba menghibur Khalisa yang nampak murung sendari tadi, hingga suara tawa Khalisa membuat Shandy dan Fiki lega.
Hingga, mereka tak sadar Mobil milik Shandy telah terparkir di halaman rumah Khalisa.

"Bungsu masuk duluan ya, Abang ada urusan sebentar sama Shandy. Hati hati jalannya."

Khalisa, hanya mengangguk dan keluar dari mobil Shandy.
Perlahan, ia mengetuk pintu yang berada di hadapannya dengan ragu.

Tok...tok ...... tok....

Seseorang, membuka pintu dan langsung menyeret Khalisa masuk.

"Baru inget pulang khal?." Tanya Naadira, lembut tapi terkensan menyindir.

"Bagus, udah beberapa hari gak pulang. Baru inget pulang sama punya suami lu? Udah ngapain aja tuh sama kakak ipar sendiri? Yang nikahin siapa di Sentuh sama siapa? Taz, lu gak malu apa sama kerudung yang lu pake? Kerudung cuman pencitraan deh kayaknya, sedangkan kelakuan lu gak beda sama cewek yang gobralin dirinya ke cowok hidung belang."Emosi Fajri.

Plak....

Satu tamparan berhasil mendarat di wajah tampan milik Fajri, tak Khalisa duga Fajri memandang dan berpikir serendah itu saat ini, ia memaki bahkan menyamakan dirinya dengan jalang di luaran sana? Fajri sungguh saat ini hatinya terluka.

"Lo tau apa tentang gue di hari kemaren kemaren ji? Lo tau apa tentang gue?? Lo cuman tau apa yang sebenernya gak terjadi, lo  brengsek ji."sentak Khalisa, dengan air mata yang sudah lolos membasahi wajah cantiknya.

"Apa yang gua gak tau Taz? Apa? Semua juga tau lu keluar rumah bareng bang Shandy dan hampir 2 Minggu gak ada kabar dan hilang gitu aja? Lu abis ngapain sama bang Shandy? Dasar MURAHAN!!."bentak Fajri murka dengan paksa melepas kerudung yang Khalisa pakai dan di lempar ke sembarang arah, dan menekan kata Murahan.

DI PAKSA DI JODOHKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang