BAB 9 : Malam ini Dengan Melvin

499 103 5
                                    

Hayo ada yang nunggu author up nggak nih? Ya udah deh kalo enggak, vote dulu ya, author males up woy kalau kalian nggak mau vote.

#

08. MALAM INI DENGAN MELVIN

Petang menjelang malam, matahari sudah sepenuhnya tenggelam, tergantikan oleh Bulan. Hening mendominasi ruangan, nampak seorang gadis berkaos hitam dipadukan dengan celana training berwarna senada duduk sendirian menghadap keluar jendela, gadis itu tampak asik menggenjreng gitar tua pemberian ayahnya.

Suara detikan jarum jam turut mengiringi irama genjrengan gitar tersebut, Alisa bersenandung kecil lalu berdecak geram. Suaranya terdengar sangat fals dan sumbang, pokoknya beda cerita deh, kalau Alyas yang bernyanyi. Alyas memang terlahir dengan suara merdu dan indah, seolah sudah ditakdirkan untuk bernyanyi.

Dulu, sepulang sekolah Alyas pasti akan meluangkan waktunya untuk berkunjung ke rumah Alisa. Mereka sering menyanyikan lagu bersama, sementara Alyas bernyanyi Alisa--lah yang memainkan alat musiknya.

Alisa membuang nafas kasar, mencoba menepis potongan-potongan ingatan yang bersarang pada kepalanya. Alisa beralih menatap ponselnya, berharap ada notifikasi masuk dari Melvin, menyebalkan! Sudah terhitung 35 menit Alisa menunggu balasan dari laki-laki pecinta serial Naruto itu, sinonimnya sih, kurang kerjaan banget!

Ting!

Suara notifikasi, Alisa segera meraih ponselnya, kemudian terlihat beberapa pesan panjang dari Melvin.

Melvin
- Sebelumnya maaf, maaf nih. Gue baru selesai futsal.
- Rindu ya kaamuu?
- Baru gue tinggal main sehari udah heboh aja, mana spam lagi.

Diaz Akhtar
Bawel lo! Buru, ambil suratnya, gue udah nungguin lo dari tadi.

Melvin
- Di mana-mana juga elo yang harusnya nganterin itu surat ke rumah gue.
- Masa gue yang dititipin, gue juga yang ambil, tega ya.
- Lagian ngapain coba pakai acara libur-libur segala, pejabat lo? Udah mau try out kali, Al. Malah holiday, situ sehat?

Alisa termenung, sebenarnya Alisa meminta Melvin untuk datang agar dirinya dapat diperbolehkan pergi keluar rumah. Setidaknya dengan adanya laki-laki itu, Alisa ada alasan untuk keluar, menghirup udara malam. Dirinya sudah cukup bosan mengurung diri di dalam kamar.

Diaz Akhtar
Ya udah kalau keberatan, gue off dulu.

Melvin
Elah, pakai segala ngambek. Gue mandi dulu deh, sekalian mau beol, nanti gue ambil suratnya.

Diaz Akhtar
Jorok gobloogg!

Alisa melempar ponselnya ke sembarang arah dan berbaring terlentang menatap kosong langit-langit kamar, tiba-tiba sekelebat pesan singkat dari Melvin melintas dipikirannya. Melvin benar, sebentar lagi try out akan diakan, lalu UN akan segera menyusul tentunya.

Alisa bahkan masih ragu, akankah dia bisa satu sekolah lagi dengan kedua temannya? Apakah ia sanggup mengejar mereka dengan nilainya yang tergolong pas-pasan itu? Alisa pikir dirinya tidak akan mampu.

Alisa beranjak dari tempatnya, berjalan ke arah jendela. Dari balik kaca Alisa dapat melihat jelas sosok Melvin yang terbalut kaos merah darah dengan celana cargo hitam pendek tengah berjalan memasuki pekarangan rumahnya, sayup-sayup ia dapat mendengar suara Melvin yang sedang menyerukan namanya.

THIS ABOUT ALISA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang