"Lo tuh ibarat sakit gigi ya? Datang dan pergi seenaknya, tanpa bisa gue kontrol ataupun gue larang."
Lahir dari rahim yang sama namun dibesarkan dengan kasih sayang yang berbeda membuat Alisa menaruh rasa iri pada adiknya, keadaan mendadak berubah...
Buat kalian yang sedang baca ini, buat para penggemar, pembaca, atau pengikut story This About Alisa. Gue bakal bilang kalau story ini nggak dilanjutkan. Ya, nggak gue lanjutkan. Tapi, ini mungkin hanya untuk beberapa waktu ke depan dan mungkin bisa agak lama.
Maaf, maaf, dan maaf.
Tiap kali gue lihat pembaca baru yang mau kasih vote jujur gue senang, pokoknya makasih banget buat kalian, terima kasih sebanyak-banyaknya. Kalian sukses buat gue bimbang, kadang saat lihat notifikasi dari kalian ada rasa pengen lanjut nulis tapi gue sendiri masih bingung karena makin ke sini siders pun makin menjadi, mereka buat gue kesel. Dan yang jelas kalian buat gue kehilangan motivasi menulis, itu buat gue muak.
Terlebih, setelah gue baca ulang sotry ini gue nggak pernah puas sama hasil tulisan gue, selalu ada salah kata dan gue sadar beberapa part yang belum gue revisi masih terasa naif dan berantakan buat dibaca. Rasanya benar-benar seburuk itu dan ini buat plot story yang sudah tersusun rapi di otak gue mendadak kacau balau.
Jujur, dari awal cerita ini gue buat mengisahkan tentang Alisa dengan "sakit mental" yang dideritanya. Tapi karena nggak gue jelaskan secara rinci kenapa mental Alisa bisa down, beberapa tulisan jadi terasa sangat memaksa. So, buat sekarang mungkin gue bakal fokus revisi cerita-cerita gue dulu, terimakasih kalian yang sudah setia nunggu.
Terima kasih, terima kasih, dan maaf.
Salam cinta Bininya Jeongu.
Arigatou gozaimasu!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
