Alisa up! Huhu, awalnya gue pikir cerita ini bakal hiatus gitu aja, tapi karena chapter 18 udah tembus 20 vote jadi gue putusin buat up, plus lihat readers-readers new pada mau vote cerita gaje ini jadi gue putusin buat lanjut lagi. Pokoknya makasih banget buat temen-temen yg udh mau vote, luv banget buat kalian (●'▽'●)ゝ
Happy reading
WARNA JINGGA mendominasi angkasa, suara bising sorak-sorai penuh girang terdengar kala sekolah sepak bola usai dibubarkan, beberapa dari mereka berlarian menuju ke kendaraan masing-masing kedati mau cepat-cepat pulang melepas penat. Terlihat senyum cerah terpatri di wajah seorang laki-laki yang kini sedang mengikat tali sepatu, peluh membasahi jerseynya.
"Han! Hanan, oi!" Laki-laki berjambul berlari kecil menghampiri Hanan, sayang yang dihampiri malah berjalan menjauh, membuat laki-laki itu mendengkus jengkel.
"Sorry, Ja! Gue harus balik! Takut Kakak gue nyariin, orangnya galak!" Hanan melambaikan tangan diselingi cengiran tengil.
"Hati-hati lo!" Raja berseru lantang dan dibalas oleh acungan jempol.
****
Beberapa tahun sebelumnya...
Sebuah bola menggelinding, mengenai kaki pendek Hanan kecil. Spontan bocah itu menunduk, meraih bola tersebut. Sudut bibir Hanan lantas terangkat membentuk lengkungan. Tanpa sengaja dilihatnya sosok Alisa yang juga sedang menatap dirinya, gadis itu tampak mendengkus dan membuang muka.
"Pakai bola gue dulu." Alisa menahan Melvin yang saat itu berniat mendekati Hanan, mau meminta kembali bola sepak barunya itu.
Melvin mengangguk setuju. "Oke." Lalu, keduanya melanjutkan aktivitas seru mereka, abaikan Hanan yang kini menyaksikan pemandangan tersebut dengan binar indah di mata kecilnya. Sekarang, semua perhatian Hanan terpaku pada satu titik, yaitu bola. Hanan juga mau bermain bola. Bermain bersama Alisa dan juga bersama Melvin tentunya, Hanan benar-benar mau bergabung.
Memperhatikan bagaimana cara Alisa menendang bola membuat senyum Hanan kian melebar. Terlihat jelas bulir-bulir peluh menetes---menghiasi wajah sang kakak, namun, bola masih tetap dimainkan, seakan mengabaikan penat serta senja yang nyaris hilang tak lama lagi.
Keren! Keren! Keren!
Hanan juga mau! Hanan mau mencobanya, mencoba menendang bola!
Sambil mendekap erat-erat bola sepak milik Melvin, Hanan berlari kencang hampiri Alisa, gejolak rasa bahagia kian membuncah. Hanan tersenyum manis tanpa mau tahu bahwa di belakang sana Melvin sedang menendang bola ke arahnya.
"Kakak!!"
Brugh!
Tendangan Melvin tempat mengenai punggung kecil Hanan, sampai-sampai buat bocah itu jatuh tersungkur. Tangis Hanan mendadak pecah. "Kakak sakit! Badan Hanan sakit!" Hanan menangis tersedu sambil mengadu, terlihat noda darah mengotori gigi atasnya. Kontan Melvin berlari mendekati Alisa, laki-laki itu mengguncang lengan kurus sang teman, dia gemetar. Melvin tahu betul berapa galaknya seorang Erika.
"Sorry, Al! Gue-gue nggak sengaja! Beneran, gue tadi---"
"Goblok lo!!" Alisa menghentak keras tangan Melvin. "Minggir!" sentaknya. Melvin termangu.
Melihat Alisa mendekat, Hanan langsung merentangkan tangan kecilnya, kode minta digendong. Alisa mendadak kikuk, fokusnya sekarang ada pada gigi Hanan yang kotor karena darah. Tapi, ada yang aneh, itu... mengapa Alisa seperti mampu rasakan sakit yang Hanan terima?
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS ABOUT ALISA
Teen Fiction"Lo tuh ibarat sakit gigi ya? Datang dan pergi seenaknya, tanpa bisa gue kontrol ataupun gue larang." Lahir dari rahim yang sama namun dibesarkan dengan kasih sayang yang berbeda membuat Alisa menaruh rasa iri pada adiknya, keadaan mendadak berubah...