BAB 5 : Gangguan Alyas

625 113 12
                                    

ALISA menyandarkan punggungnya pada sebuah pohon beringin yang berada di depan kelasnya, kedua netra beningnya sibuk mengamati beberapa anak laki-laki seusianya sedang asyik bermain bola. Tawa riang dari beberapa anak berdengung di telinganya.

Tak lama kemudian seorang bocah perempuan berambut hitam legam datang menghampiri Alisa dengan senyuman manisnya. "Alisa, ayo main sama aku." Bocah itu mengguncangkan bahu Alisa.

Alisa mendengus, Alisa beranjak dari tempatnya tanpa menghiraukan kehadiran Alyas, si gadis asing. Kelakuannya itu pun sukses membuat sosok Alyas merasa kesal sendiri. Sebetulnya Alisa itu benci berteman, sangat sulit mengajaknya berbaur.

"Ih, Alisa!" serunya, "kok kamu nyebelin banget sih!" protes bocah itu sedikit berteriak pada Alisa.

Alyas berdecak, ia berlari kecil menghampiri Alisa, mencoba menyesuaikan langkah kecilnya dengan langkah lebar gadis menyebalkan itu. "Alisa, ih, jawab pertanyaan ku, kek! Apa gituu, jangan diem aja, nyebelin tau nggak!"

"Males."

"Alisa... ayo dong." Alyas berdiri di hadapan Alisa sambil merentangkan tangannya lebar-lebar, berusaha menghambat langkah panjang gadis berponi di depannya ini. "Ayo main sama aku, sekali aja," pintanya.

Alisa berdecak, salah satu tangannya mendorong bahu kecil Alyas agar bocah dengan sikap memuakkannya itu menghindar dari hadapannya. "Nggak minat," tolak Alisa tanpa pikir panjang.

Dari kejauhan Melvin yang tidak sengaja melihat teman sekelasnya sedang uring-uringan sendiri lantas berlari menghampiri sang teman, Melvin terkekeh geli. "Bhahaha, dicuekin nih yee..." ledek Melvin sambil menaik-turunkan alisnya tengil.

ANJRIT!

Wajah Alyas merah padam. "Ciee, yang dicuekin ciee." Tawa Melvin meledak setelahnya, Alyas yang merasa kesal karena Melvin terus menggodanya lantas berteriak.

"BACOT IMEL!" Alyas langsung menutup mulutnya rapat-rapat, gara-gara kelamaan bergaul sama Rafi, kakaknya, ia malah ketularan suka mengumpat seperti sang kakak.

Melvin mendelik tidak terima. "Namaku Melvin ya! Dasar Alyas bego!"

****

Kringgg!

Bel pertanda jam pulang sekolah berbunyi nyaring, disambut suara riuh sorak-sorai seluruh warga kelas dengan gembira. Bu Danis segera menutup bukunya, lalu menutup pelajaran dengan berdoa.

Alisa menatap punggung tegap Bu Danis yang masih terlihat jelas diambang pintu kelas, tatapannya kini beralih pada sosok Melvin yang sedang berjalan santai ke arahnya, Alisa lantas beranjak dari duduknya.

"Alisa!"

"Alisa Uzumaki!" panggil Melvin, "Pulangnya bareng aja ya?" ujar Melvin sambil menunjukkan cengiran bodohnya, Alisa mengangguk kecil sebagai jawaban. Toh, dirinya kini sudah mulai terbiasa akan kehadiran sosok Melvin, teman pertamanya.

"ALISA, MELVIN!"

Spontan Alisa dan Melvin langsung memutar tubuhnya, mencari-cari asal suara. Dilihatnya sosok Alyas tengah berlari tergopoh-gopoh, menghampiri keduanya. Alisa dan Melvin saling pandang sebelum mengalihkan tatapan mereka pada sosok Alyas yang sedang sibuk mengatur deru nafasnya.

Dirasa nafasnya sudah mulai teratur, Alyas berkata, "Aku ikut pulang bareng kalian, ya?" Gadis kecil itu menatap Alisa penuh harap sambil meringis lebar.

"Pulang sendiri sana, kita anti orang baru soalnya," balas Melvin dengan gestur mengusir, spontan membuat Alyas melemparkan tatapan tajamnya.

"Diam, Imel! Aku nggak ngajak kamu ngobrol," tujuk Alyas pada Melvin.

THIS ABOUT ALISA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang