08. BANGKITNYA ALISA UCHIHA
#
Tahun demi tahun kian berlalu, kini Alisa kecil telah tumbuh menjadi gadis remaja. Berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa tentu menjadi suatu hal menarik tersendiri bagi Alisa, Alisa remaja memang tak sekaku Alisa kecil. Ya, meskipun Alisa masih sangat payah dalam hal berteman ataupun berbaur.
Alisa menyambar ransel hitamnya dan berjalan keluar rumah, gadis itu sudah siap menjalani kegiatan paginya, pergi ke sekolah untuk menimba ilmu. Alisa menghirup nafas dalam-dalam, ia tersenyum samar, sinar mentari pagi terasa hangat kala menyapa kulit putihnya.
Tap! Tap! Tap!
Dengan tergesa-gesa Melvin memakai sepatunya, laki-laki itu berlari kencang, berusaha menyusul langkah panjang Alisa. "Alisa! Tungguin gue dong!" seru laki-laki berwajah manis itu.
Alisa menoleh, ia berhenti sebentar sebelum melanjutkan langkahnya yang tertunda. Belum puas menikmati paginya yang menenangkan, Melvin datang mengacaukannya. Dengan cuek Alisa berjalan meninggalkan Melvin begitu saja, membuat laki-laki itu mendengus tidak terima.
Tentu banyak hal yang berubah beberapa tahun belakang ini, mulai dari suara, bentuk tubuh, bahkan sampai bentuk wajah. Kini juga tak ada lagi panggilan aku-kamu di antara pertemanan mereka, semuanya tergeser, kalah oleh bahasa gaul anak muda jaman sekarang. Bagi Alisa sendiri, ada beberapa aspek yang tidak berubah dari dalam diri seseorang Melvin, beberapa di antaranya adalah sifat super alay laki-laki itu serta obsesinya terhadap kartun serial Naruto.
"Sekalian mampir ke rumah Alyas kan?"
Alisa menoleh, menatap Melvin malas, yang ditatap langsung meringis lebar sambil menaik-turunkan alisnya tengil. "Biasanya gimana?" tanya balik Alisa.
Melvin mengernyit. "Ya... mampir," jawabnya ragu. Kadang melihat gurat cuek yang terpasang pada wajah datar Alisa mampu membuatnya menciut, mati kutu.
"Itu tau, ngapain banyak tanya."
Melvin mendesis pelan. "Ah, payah lo, Al! Enggak ngerti basa-basi!" cetus Melvin. Alisa tak mengindahkan ucapan laki-laki itu, dirinya hanya fokus menatap jalanan. Percayalah, jika ucapan Melvin diladeni maka tak akan ada ujungnya.
Sesampainya di depan pagar bercat putih rumah Alyas, Alisa dan Melvin segera menyerukan nama si pemilik rumah. Tak perlu menunggu waktu lama, keluar lah sosok Alyas sedang berlari kecil sambil berteriak, "Aku berangkat!"
Berangkat sekolah bersama adalah salah satu kebiasaan Alisa, Alyas, dan Melvin yang masih terjaga hingga saat ini. Namun sayang, jika dipikir-pikir hubungan pertemanan mereka semakin lama semakin merenggang pula talinya. Ketiganya sibuk dengan dunia baru masing-masing, terlalu mementingkan kesibukan diri sendiri membuat ketiganya kurang berkomunikasi dengan satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS ABOUT ALISA
Novela Juvenil"Lo tuh ibarat sakit gigi ya? Datang dan pergi seenaknya, tanpa bisa gue kontrol ataupun gue larang." Lahir dari rahim yang sama namun dibesarkan dengan kasih sayang yang berbeda membuat Alisa menaruh rasa iri pada adiknya, keadaan mendadak berubah...