00. Prolog

133 23 6
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Shalom, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan dan Salam Literasi.

Hai masih ingat putra pertama Damian dan Dea? Atau kalian gak kenal sama Damian dan Dea? Baca dulu deh 'Zarch Dealin' biar kenal :ⁿ)

Kalian Zadser? Zadser = v³v untuk pembaca yang udah baca Zarch Dealin sampai sini ( ꈍᴗꈍ) = Gomawo ♥️

Atau kalian Leons? Leons = ç³ç Untuk pembaca yang hanya mau mengenal putranya saja ( ╹¢╹ ) = Selamat datang di dunia imajinasi ini ♥️

Atau kalian Leons? Leons = ç³ç Untuk pembaca yang hanya mau mengenal putranya saja ( ╹¢╹ ) = Selamat datang di dunia imajinasi ini ♥️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~••<◇>••~

"Udah dong kak Shen, masa masih nangis aja," ujar gadis berambut coklat bergelombang, dengan mata biru yang sangat menawan.

"Emangnya kamu terima di kata gak punya otak?" tanya Shenna dengan kesal di susul isakan kecilnya.

"Gak akan terjadi kak Shen, secara itu kakaknya dia, hihi," sahut Vera dengan enteng.

Dave dan Aira tertawa melihat respon dari Shenna, belum lagi dengan Vera yang menyebutkan kenyataan yang ada mengenai seorang Zade.

10 menit yang lalu, Shenna mendapatkan teguran yang membuatnya malu dan kesal secara bersamaan dari seorang Zade. Pemuda yang terkenal jenius, tampan dan sarkas. Tapi sayangnya, Shenna terlalu sibuk untuk mengetahui kenyataan mengenai keberadaan Zade.

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••

Shenna mengendus gusar, tangannya merapihkan bingkisan yang ada di atas mejanya. Dengan Aira yang membantu 2x lebih cepat dari pergerakan Shenna. Bingkisan itu cukup bervariasi, dari Snack yang ada di swalayan, kotak bekal beserta coklat dan bunga-bunga dengan beraneka jenis. Tak lupa kertas yang terselip di sana yang di tujukan untuk Shennacy.

"Sumbangin lagi?" tanya Aira yang mendapatkan anggukan cepat dari Shenna. Setelahnya Aira meraih ponsel pipihnya dan menghubungi seseorang, sesekali matanya melirik Shenna yang kini telah asik dengan I-pad yang ada di kedua tangannya. Memperhatikan setiap detail gerakan yang telah ia ciptakan selama hampir satu Minggu.

Ex-enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang