12. Bro Complex

27 13 28
                                    


˚·❀˚· B R O C O M P L E X ·˚❀·˚

Jangan lupa vote, comment and share! Kalo ada typo maap yaak, tandai aja boleeh.

••˚·❀·˚••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••˚·❀·˚••

Shenna tetap pada pendiriannya, ia ingin sekolah. Zade menghela nafasnya pelan, ia akan menuruti Shenna tapi ia tidak akan melepaskan gadis itu dari jangkauannya.

Setelah sarapan di rumah Aira, tanpa Aira hanya ada kedua orang tua gadis itu wajah Shenna tampak lebih segar. Hal ini membuat Zade berpikir agar selalu menyediakan makanan untuk Shenna.

"Licia itu siapa?" tanya Zade teringat ucapan Gevan tadi.

Shenna menoleh, "adik dari beda ibu. anaknya Childish dan sedikit ngeselin." Shenna tersenyum kecil.

Zade menganggukinya paham, kemudian mobil yang mereka tumpangi berbelok memasuki gedung besar nan megah milik Smaelthy.

"Untung ga telat," ucap Shenna lega.

Zade mengangkat bahunya sekilas, "kalaupun telat aku mampu meretas kode keamanan enskripsinya."

Perkataan Zade membuat Shenna mendelik pada Zade, "Iya kakak Jenius."

"Ah iya, Yoffan akan bersekolah di tempat Shawn. Paman kecilku menyukai Shawn."

Shenna terkekeh, "Iya. Yoffan cuek tapi manis beruntung deh nanti di masa depan cewe yang dia suka."

Zade manganggukinya, kemudian mobil berhenti. Sebelum keluar dari mobil, Zade berujar, "kamu juga beruntung. Bisa menjadi pusat perhatian Leonarde."

Shenna menoleh dan mengikuti gerakan Zade yang baru saja membuka pintu mobilnya, gadis ini masih memikirkan kalimat yang baru saja Zade ucapkan. Zade meraih tangan Shenna bak seorang princess yang turun dari kereta kudanya.

Zade menarik pinggang Shenna dan berjalan bersama kearah kelas mereka. Beberapa siswa ada yang kembali histeris kemudian berbisik, tadi Aira dan Zhico kini mereka berdua.

Dua orang pemuda yang sudah lama tidak tampak di pengelihatan Zade memperhatikannya dari sudut lantai dua salah satu gedung. Satu di antaranya tersenyum miring, dan mengajak teman lainnya melangkah pergi dari sana. Siswa siswi Smaelthy menepi saat mereka berdua berjalan beriringan.

"Lo boleh ketemu Shenna, setelahnya lo tuntaskan tugas gua dulu baru bisa balik ke sekolah ini lagi." Cetus temannya dengan nada tegas.

"Bacot."

"Lagian lo ga cocok sama Shenna yang lembut begitu, dia udah paling cocok sama Genius Child." Pemuda dengan pakaian hitam-hitam itu tidak memperdulikan perkataan Arron yang sudah jengkel karenanya.

Ex-enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang