03. Demi Wan

29 17 5
                                    

Nct Lab' Child —Mark

Hi, adakah yang menunggu? Semoga adaa, wkwk

Hi, adakah yang menunggu? Semoga adaa, wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~••<♡>••~

Sejak peristiwa yang menyakitkan itu, bingkisan yang Shenna dapat kini berkurang. Dan dia mensyukuri hal tersebut, "Ra. Lo bener gak ikut?"

Aira menggeleng-gelengkan kepalanya dan, tersenyum kecil. "Mom udah nunggu di rumah, hati-hati ya. Gue agak khawatir kalau Lo jalan berdua sama Arron, Lo tau kan dia kayak gimana?"

Shenna mengangguk mengiyakan, "biasanya masih rame jam segini Ra. Thanks udah khawatir sama gue, Lo juga jaga diri. Salamin ke nyokap Lo." Tangan Shenna kini meraih tas sekolahnya yang berada di dalam loker.

"Gue duluan ya," pamit Shenna kemudian keluar dari bangunan tersebut. Rambut coklat panjangnya kini beterbangan, dengan seragam sekolahnya yang terbalut jaket hitam putih. Setelah sampai di tempat tujuan yang tidak jauh dari tempatnya bekerja Shenna melihat motor besar berwarna merah di padukan hitam yang kini terparkir dengan pemiliknya yang berdiri tak jauh dari sana.

"Hai, Ron." Segera saja pemuda itu mencubit pipi Shenna dengan gemas, setelahnya ia membantu gadis itu untuk menggunakan helm dan mengajaknya untuk segera menaiki motor besar kesayangannya.

"Ron, disana jangan lama ya, adik gue udah nunggu di taman." Arron menganggukkan kepalanya paham sebelum ia melajukan motornya.

Tanpa mereka ketahui, pemilik bayangan itu mengawasi keduanya dengan iris mata tajamnya. Seperti makhluk malam, pergerakannya sangat cepat, hingga membuat bayangannya tak terlihat jelas di bawah lampu jalanan kota. Alat canggih yang membantunya bergerak cepat itu menyamakan kecepatan dengan motor besar milik Arron.

"Lo semakin menarik," ucapnya dengan suara di bawa angin malam yang malah terasa sangat panas di kulit lehernya.

Motor itu berhenti, membuat pemilik bayangan itu juga berhenti disana. Tapi ia tidak mengikuti masuk, ia hanya mengawasi apa yang mereka lakukan dari angkasa tempat alatnya berhenti. Dua puluh menit berlalu, Shenna dan Arron keluar bersama. Seperti layaknya sepasang kekasih, interaksi keduanya begitu manis. Deruman motor Arron membelah jalanan kota, bersama angin malam yang kini menjadi dingin, pemuda dengan tatto di tangan itu mengantarkan Shenna sampai di sebuah taman kuno yang sangat sepi.

"Lo yakin disini aja Shen?" tanya Arron ragu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ex-enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang