Hai-hai! Jangan lupa tinggalkan bintang disini:))"Ayah, kakak dimana ya?"
Damian menggeleng-gelengkan kepalanya di balik pancaran sinar biru memperlihatkan data yang sedang ia lihat. Zarra menghela napasnya pasrah, kemudian keluar dari ruang kerja Damian. Sudah satu jam setengah ia mencari keberadaan kakaknya yang biasanya terlentang di atas kasur seraya meriset yang entah apa itu.
Selang dua menit, Damian masih setia dengan data-data yang di tunjukan Hologram tersebut. Kemudian terdengar sebuah tombol di tekan hingga membuat pintu ruang kerjanya terbuka.
"Ayah." Damian langsung memusatkan perhatiannya pada putranya. Ada keanehan jika Zade datang ke dalam ruang kerjanya, biasanya ia akan datang jika Damian membutuhkannya saja. Tapi kali ini berbeda, tentu Damian harus curiga.
"Ada apa?"
"Aku ingin bertanya," ujar Zade tenang. Tangannya masuk kedalam saku jaket yang biasanya ia kenakan, tatapannya lurus ke depan menatap ayahnya serius.
Damian terdiam membiarkan putranya kembali berbicara.
"Jika sesuatu membuat ayah tertarik apa yang akan ayah lakukan?"
Damian tersenyum kecil, mata heterochromia-nya menatap pemilik iris biru pudar itu dengan geli. "Ayah akan mendalaminya, memahami hingga Ayah merasakan perasaan pantas atau tidak untuk berdampingan dengan waktu milik Ayah," sahut Damian lugas.
Zade mengangguk paham, kemudian mengucapkan terimakasih kepada Damian. Setelahnya ia kembali keluar dari ruangan Damian meninggalkan keheranan dalam benak Damian.
Pemuda itu melangkah santai, menuju kamarnya. Padahal adik dan bundanya masih berkeliling mencari keberadaan dirinya yang kini tengah berjalan santai menuju kamarnya.
Di tempat lain, Dea menanyakan hal sama kepada Alex seperti yang tadi Zarra tanyakan kepada ayahnya. Dan jawaban yang ia dapatkan tidak ada titik terang.
Zarra menyerah, ia kini melangkah lesu di lorong kamar kakaknya. "Astaga kak, kemana coba. Udah kayak hilang di telan bumi, hape off, navig-ma juga off pula!"
*Navig-Ma alat lacak navigasi yang digunakan keluarga Zarch untuk mengetahui keberadaan keluarganya.
Besi canggih yang telah di programkan Damian untuk keamanan kamar putranya kini terbuka, membuat Zarra dapat masuk kedalam kamar kakaknya.
"KAKAK!"
Zade menoleh dengan santai, tidak ada wajah kaku atau masamnya. Kini yang ada hanya tatapan bertanya kepada adiknya, pemuda itu kembali melanjutkan aktivitasnya yang kini sedang membaca hasil risetnya sejak dua hari lalu.
"Kakak dari mana aja si?! Aku sama bunda nyariin, di mana-mana ga ada. Di rumah kita, di rumah Alex! Waktu pulang sekolah kan kakak pulang duluan dari pada aku! Kakak kemana dulu hayo!" Gadis kecil dengan tubuh ramping itu berkacak pinggang di hadapan Zade.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex-enemy
Teen Fiction#Zarchseries 1 Ini kisah Zade-Zarch Leonarde Steaver yang berseteru dengan gadis cantik di sekolahnya, Shennachy Dhizwan Fangu. Untuk menjatuhkan lawan, maka ia harus mengenalnya. Tapi setelah Zade mengenalnya ia malah terjebak di sana, di...