18. Hampir

37 23 87
                                    

Jangan lupa Vote, Comment and Share!••˚·❀·˚••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa Vote, Comment and Share!
••˚·❀·˚••

BHUG! BHUG!

Tapi sayangnya tendangan itu hanya menyakiti dirinya sendiri.

Alvin menghela napasnya pelan, tidak tega akan yang terjadi dengan gadis di hadapannya. Tapi ia juga menginginkannya.

Ia menggendong Shenna di bahunya dalam sekali gerakan, gadis itu mengamuk. Memukuli punggung Alvin, tapi sialnya lelaki itu meraba paha mulus Shenna membuat Shenna tambah meronta.

"Diamlah, aku sulit membawamu. Jika tidak diam aku akan melepas celanamu." Shenna menghentikan tindakannya, ia tidak tau harus berbuat apa.

Kalian tau? Shenna ketakutan dan pikirannya buntu. Padahal tangannya dari tadi hanya memukuli punggung kokoh Alvin. Gadis itu mendadak bodoh dengan air mata yang terus mengalir, membuat dirinya sesenggukan. Ikatan dasi yang memutari wajah dan kepalanya sangat menyakitkan.

Di tempat lain, Heldron segera memasuki ruangan yang tadi Zade masuki bersama Shenna.

"Leonarde!" panggil Heldron lantang.

Pemuda itu tengah berbicara dua mata dengan sang ayah, membicarakan urusan penting yang akan melakukannya di pulau Lavvalon. Dan ia bertanya mengenai kehadiran sosok Alvin.

Dan Damian tidak tahu menahu tentang pria itu, karena yang mengundang tamu undangan bukan hanya dirinya dan Dave. Tapi Zinca juga Zarry.

Banyak pasang mata menatap Heldron, memperhatikan gerakan pemuda itu yang tampak mantap, meski kirinya di balut sarung tangan hitam. Langkahnya sangat keren.

"Shenna," katanya saat sampai. Membuat Zade mengitari pandangan mencari kekasihnya itu. Tidak ada. Ruangan ini besar tapi tidak sepenuh ballroom atau geladak kapal atas.

Heldron melirik Damian sekilas kemudian kembali berbicara pada Zade. Mengenai kejadian yang terjadi disana. Tembakan pada Alex-tron, dan Shenna yang tiba-tiba hilang karena gadis itu seakan di tarik seseorang.

Zade melangkah keluar, melihat Alex-tron yang akan berkata mengenai laporannya. Tapi sayangnya Zade mengabaikan robot itu, ia melangkah menuju walkair.

Heldron mengikutinya, ia meminta Alex-tron menjaga Lifanna untuk dirinya.

Walkair itu terangkat ketika Zade berdiri di atasnya. Seperti Electro-hoverboard, bedanya benda ini hanya bisa di gunakan dalam ruangan yang di programkan.

Tujuan Zade tak lain adalah pusat kendali kapal ini yang berisi benda-benda canggih milik Dazylan. Ruangannya berada di utara, Zade mengendalikan walkair dengan cekatan, di belakangnya, Heldron juga mengikutinya. Bedanya pemuda itu lebih santai, karena ia paham betul Zade akan pergi kemana.

Pintu itu dilindungi kemananan ketat. Alvero, AI milik Dazylan robotics kini yang menguasai kendali kapal.

"Kau Tuan Muda Zarch Steaver," katanya tanpa membukakan pintu itu.

Ex-enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang