#Zarchseries 1
Ini kisah Zade-Zarch Leonarde Steaver yang berseteru dengan gadis cantik di sekolahnya, Shennachy Dhizwan Fangu.
Untuk menjatuhkan lawan, maka ia harus mengenalnya. Tapi setelah Zade mengenalnya ia malah terjebak di sana, di...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alex mengangkat bahunya acuh, kemudian ia berbelok memasuki grade 12 Elvan 1. Tampak pemandangan yang tidak jauh berbeda di hari-hari biasanya. Matanya mendapatkan Shenna yang sedang tertawa bersama Arron dan Aira. Semua orang tahu, bahwa pemuda bertatto itu menyukai Shenna. Hingga membuat para siswi bergosip bahwa Arron betah berlama-lama di sekolah ini karena keberadaan Shenna. Ada-ada saja, Alex menggelengkan kepalanya heran.
Ia duduk di bangkunya, bangku khusus miliknya. Begitupun dengan yang lain, tidak bisa bertukar tempat, karena meja disini di desain khusus untuk memudahkan mereka dalam belajar. Kelihatannya sama saja dengan bangku pada umumnya, tapi siapa sangka jika itu berbeda. Banyak loker-loker khusus, dan akses internet di laptop mereka yang ada di mejanya. Terlihat sangat simpel tanpa merepotkan anak muridnya. Bila ingin pindah duduk atau kelas, mereka harus konfirmasi pada Zinca.
"Ada kelas lapangan ya, 'kan?" tanya salah seorang teman kelas Alex, dia Lisa. Duduknya tepat di belakang dirinya.
"Iya, berkuda." Itu jawaban dari Arron, pemuda itu melengos malas. Alex duga ia tidak akan mengikuti praktik. "Gua nonton aja, bosen," ujar Arron terbukti bahwa dugaan Alex benar.
Ya bagaimana tidak bosan? Ia lima tahun bersekolah disini, lima tahun juga ia bertemu mata pelajaran yang sama dan praktik yang sama.
"Alex," panggil Lisa yang berjarak satu meter darinya.
"Apa?" tanya Alex, ruangan kelasnya memang cukup besar 12 m x 15 m. Kurang lebih dari perkiraan perhitungan Alex.
"Zade," ujarnya mulai berbisik. Lisa salah satu gadis yang ingin dekat dengan Zade, dan itu sangat sulit.
Gadis dengan netra mata kecoklatan itu tersenyum manis, dasi dengan warna creamy itu ia mainkan. "Zade gak papa kan, gara-gara kejadian kemarin?" tanya Lisa.
"Gak papa, dia masih menyebalkan seperti biasanya." Bola mata biru Alex berputar malas, ia kesal jika harus menjadi perantara Zade.
Lisa terkekeh, gadis itu saat kejadian mengenai Shenna tidak masuk karena ada urusan keluarga. Dan ia mengetahui dari informasi yang tersebar, tentu saja ia akan tahu. Informasi apapun akan cepat tersebar.
"Shenna-nya gimana?"
"Lo bisa liat sendiri lah, dia masih bisa ketawa. Lo kata Zade pembunuh." Siapapun tahu bahwa Alex malas menjawab pertanyaan selanjutnya yang Lisa keluarkan.