11. Kejahilan Zarra

30 12 3
                                    

Part ini berisi beberapa adegan uwu, yang jomblo harap kalem

˚·❀˚· K E J A H I L A N   Z A R R A ·˚❀·˚

˚·❀˚· K E J A H I L A N   Z A R R A ·˚❀·˚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••˚·❀·˚••

Gadis dengan rambut coklat kemerahan itu duduk dengan semangat menghadap menu sarapan pagi ini, "Papi aku mau selai coklat," pintanya dengan manja padahal Gevan sedang berada jauh dari meja makan. Pria membuatkan sandwich untuk anak gadis satunya. Siapa lagi jika bukan Shenna.

Fenita mewakilkan Gevan yang masih sibuk di meja pantry, tangan pria itu cekatan membuat beberapa sandwich untuk Shenna. Pikirannya kembali saat semalam ia akan mencari Shawn dan pemuda yang merupakan anak bos nya itu datang bersama Shawn dan Shenna.

"Shenna milikku, jangan sampai sedih atau terluka." Ucapan Zade yang ini membuat pikiran Gevan kemana-mana. Ia resah lantaran anak gadis yang keduanya menginginkan Zade.

Jika saja Fenita tidak mengingatkannya pada Tania sudah di pastikan Gevan akan mengabaikan perkataan pemuda itu. Gevan melangkah membawa sepiring Sandwich yang berisi 3 potong.

Licia yang melihatnya mengerucutkan bibirnya kesal. Ia tidak suka dengan Shenna dan Shawn, ia tidak suka perhatian untuk dirinya teralihkan. Ia tidak suka.

"Papi nyebelin," komentar Licia. Bibirnya tercebik kedepan tangannya mengusap roti dengan coklat sedikit kasar, coklat itu tercecer dan hampir mengenai seragam barunya yang akan ia gunakan untuk bersekolah.

"Shenna juga harus sarapan sayang," kata Fenita membuat Licia menghela nafasnya.

Gevan mengetuk pintu kamar Shenna, tapi tidak ada sahutan. Sekali lagi ia mengetuk pintu kamar anak gadisnya itu dan sama saja. Ia mengayun engsel pintu lama itu hingga menimbulkan bunyi ceklek. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah kamar yang sunyi dan rapih, Shawn di atas kasur masih meringkuk. Di meja nakas terdapat surat yang di tulis Shenna untuk Shawn.

Gevan melangkah masuk dan mengampiri meja nakas, ia menaruh piring di tangannya dan meraih lipatan kertas itu.

Pagi Wan! Kak Nana udah berangkat sekolah ya! Kamu jangan lupa sarapan, bangun, mandi sendiri dan jangan bikin papah marah. Ok?

Salam sayang kak Nana

Ah iya sepertinya Yoffan menyukaimu.

Pertanyaannya, kapan Shenna keluar kamarnya?

Kapan Shenna pergi?

Dan apakah Shenna sudah sarapan?

Gevan menaruh kertas itu di kasur dan sedikit mengguncangkan tubuh Shawn, "Bangun Shawn. Kamu harus sekolah." Dan Gevan pergi meninggalkan bocah itu ketika ia tergerak dari tidurnya.

"Licia sayang, mau berangkat sekarang atau nanti?" tanya Gevan seraya meraih kunci mobilnya.

"Nanti aja sama Papi, aku belum selesai sarapan," jawabnya dengan tenang.

Ex-enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang