6. Umpan Yang Salah

2.4K 294 27
                                    

-chapter 06-
.
.
.
.

"Brenda?"

Baskara mengangguk, dia melepaskan sumpit dari tangannya. "Iya, Brenda. Kamu tahu dia?"

Nadia diam sesaat untuk berpikir demi mencari nama Brenda dalam ingatannya namun nihil. Dia menggeleng, tak tahu. Regan tak pernah cerita apa pun mengenai masa lalu pria itu.

"Dari mana Bapak tahu kalau Mas Regan pernah punya hubungan dengan wanita bernama Brenda itu?" tanya Nadia, yang kini fokusnya beralih pada Baskara. Mendengar nama Regan disandingkan dengan wanita lain sedikit membuatnya cemburu.

"Saya kenal wanita itu," kata Baskara, dia tidak akan mampu menceritakan detail mengenai Brenda. Nama adiknya hanya umpan untuk membuka kedok Regan secara perlahan.

"Terus kenapa tiba-tiba Bapak bahas soal ini?" tanya Nadia, dia pun tak mengerti mengapa maksud Baskara. Bila hanya ingin memberitahu, bukankah itu tidak sopan? Sebab, Regan adalah suaminya saat ini.

Baskara memutar tubuhnya agar bisa menatap wanita itu. "Nad, apa kamu nggak pernah tahu soal masa lalu Regan?"

Nadia menggeleng. "Buat kita, masa lalu itu nggak penting."

"Penting, Nad," sahut Baskara.

"Sebenarnya ada apa, sih, Pak?" Nadia betul-betul tak paham.

"Nad, saya dengar suami kamu pernah melakukan tindak kejahatan dulu dan korbannya adalah wanita itu. Dia bukan orang baik, Nad. Saya kasih tahu kamu, bukan karena mau menghancurkan rumah tangga kalian. Saya cuma pengin kamu lebih hati-hati dengan suami kamu itu," tutur Baskara, serius.

Tentu saja Nadia menganggap Baskara melantur. "Bapak aja nggak kenal sama suami saya. Kenapa Bapak bisa menuduh Mas Regan melakukan hal jahat?"

"Nad, saya serius. Suami kamu itu nggak baik. Saya khawatir dia akan melakukan kejahatan sama kamu. Nggak ada orang yang benar-benar berubah," seru Baskara, menggebu-gebu.

"Bapak ngomong apa, sih? Saya nggak akan percaya," ujar Nadia. Dia benar-benar telah kehilangan selera makannya. Belum pernah Nadia merasa sekesal ini pada seseorang.

"Nadia, kalau bukan kamu yang jadi istrinya Regan, saya juga nggak akan mau repot-repot ngomong kayak gini. Kamu itu terlalu baik untuk dia yang bejat!" Baskara bersikeras.

"Pak! Saya nggak tahu Bapak punya dendam apa sama suami saya, tapi Bapak udah keterlaluan." Nadia merogoh uang dari dalam tasnya dan meninggalkan selembar di atas meja lalu beranjak dan meninggalkan Baskara.

Pria itu kelabakan kemudian melakukan hal yang sama lalu ikut mengejar Nadia yang sudah keluar kedai. Baskara kembali terbawa emosi, dia berbicara terlalu jauh tanpa persiapan. Namun Nadia harus tahu yang sebenarnya, dia telanjur mencintai wanita itu. Sakit hatinya melihat tanggapan Nadia yang tak tersirat rasa ragu sedikit pun saat dia membahas tentang keburukan Regan.

Begitu besar, kah, cinta mereka? Seolah dirinya adalah antagonis dalam perjalanan pasangan suami istri itu. Namun lagi-lagi, ini demi Brenda. Baskara tidak akan menyerah sebelum mencapai akhir yang ia inginkan.

"Nadia! Dengar saya dulu." Baskara berhasil menahan pergelangan tangan Nadia setelah susah payah mengejar wanita itu.

"Saya benar-benar nggak suka Bapak ngomong seperti itu soal suami saya. Tolong hargai pasangan saya, Pak," ucap Nadia, raut wajahnya lebih tenang tetapi kekecewaan pada Baskara sama sekali tidak bisa ditutupi.

"Nad, apa yang saya katakan adalah kebenaran. Regan bukan orang baik, saya berani sumpah atas itu," ujar Baskara. Pria itu maju selangkah dan mempersempit jarak antara mereka yang berdiri di gang kecil.

Love, Revenge, & Secret ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang