-chapter 16-
.
.
.
.
⚠️ trigger warning ⚠️
violence, rape
.
."Uhm, anu. Maaf, Nad. Aku lancang datang ke sini. A-aku nggak ada maksud apa-apa. A-aku cuma m-mau ketemu Andra, t-tapi aku nggak nyangka kamu yang bukain pintu. Maaf banget, Nad." Nino terbata-bata menjelaskan maksud kedatangannya, tanpa berpikir dua kali pun dia tahu dirinya yang penyebab pucat pasi dari wajah Nadia saat ini.
Seolah melupakan peringatan dari Regan beberapa waktu silam, Nino yang hanya berbekal keberanian memutuskan untuk datang ke rumah pria itu. Dia sudah menghubungi Regan sejak dua hari lalu namun tak kunjung mendapat balasan. Pada saat dia diusir Regan, Nino merasa tersinggung dan sedih namun kini dia bisa merasakan emosi dari tiap perkataan pria itu.
"Nad, Andra ada?" tanya Nino, hati-hati.
Wanita yang berdiri di hadapannya masih diam. Mata mereka bertemu dan bertatapan cukup lama. Nino memalingkan wajah lebih dulu, tak sanggup melihat Nadia lebih lama.
"Andra siapa?" Terselip kebingungan dibalik wajah Nadia yang kian memucat. Dia mencoba menerobos pikirannya demi mengingat mengapa kini dia merasa sangat ketakutan berada di dekat pria itu.
Memang benar suara Nino persis seperti yang dia dengar dalam mimpi. Yang memanggil namanya, yang menggerayangi tubuhnya, yang membuat dia ketakutan bahkan pada saat bernapas. Namun Nadia masih ragu, benarkah yang ada di mimpi adalah dirinya sendiri?
"Andra itu Regan. Kamu lupa? Aku selalu panggil dia itu dari dulu," kata Nino. Ternyata setelah empat tahun sudah banyak sekali yang berubah. Dia penasaran apa saja yang Regan lakukan pada Nadia selama ini.
"Apa maksud dari dulu?" Nadia menatap pria itu lagi. Lebih dalam, ia perhatikan setiap gurat wajah Nino.
Kini Nino paham situasinya. "Kamu nggak ingat aku?"
Nadia diam. Pandangan mereka kembali bertabrakan. Pada detik berikutnya, Nadia merasa seperti masuk pada netra Nino. Dia yakin sekali pernah melihat wajah pria itu. Nadia menarik ingatannya pada mimpi semalam yang menjadi motivasinya pagi ini untuk mengakhiri hidup.
Ketika dia ingin loncat dari jendela, di mimpi itu ada Regan yang menghentikannya. Nadia ingat, pada saat dia berbalik badan untuk melihat Regan, seketika wajah pria itu berganti-ganti dengan wajah lain yang asing namun berhasil membuat dadanya sesak. Pandangan Nadia jatuh ke kaki Nino, dia melihat pria itu mengenakan sepatu kets putih bersih dan celana jeans sobek-sobek persis seperti seseorang yang ia temui dalam mimpi beberapa waktu silam.
Mimpi ketika ia bercermin sembari berdarah-darah dan wajah pria di hadapannya sekaranglah yang membuat Nadia bangun dari mimpi itu. Wajah yang membuat Nadia menjerit ketakutan. Jantungnya berpacu lebih cepat, dia tak kuat untuk mengangkat kepalanya lagi.
Dia ingat semua.
Semuanya.
"NADIA!"
Tubuh wanita itu ambruk di ambang pintu. Nino dengan panik langsung berlutut dan menahan Nadia. Mengguncang tubuh wanita itu seraya memanggil-manggil nama Nadia berulang kali. Mata yang terpejam sekaligus wajah pucat wanita itu mengingatkan Nino pada suatu situasi di masa lalu. Situasi yang ia sebut sebagai prolog sebelum dirinya ditikam Regan lima tahun yang lalu. Kejadian yang ia kembali lihat di dalam mimpi beberapa waktu lalu.
Nino lemas seketika. Tentu dia masih ingat rasa sakit ditikam Regan. Bekas lukanya masih tersisa hingga hari ini. Tanpa ia sadar, kegaduhannya memanggil Nadia telah membangunkan pria yang mengisi ketakutannya saat ini. Regan yang menyadari ketidakhadiran Nadia di sampingnya, langsung keluar kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Revenge, & Secret ✅
RomanceKematian Brenda menyisakan dendam besar bagi Baskara kepada Regan. Ketika akhirnya takdir mempertemukan Baskara dengan Regan, ternyata kehidupan pria itu jauh lebih baik dari yang dia duga. Semua semakin rumit ketika Baskara jatuh cinta kepada istri...