-chapter 23-
.
.
.
."Gue biarkan lo hidup bukan untuk ini. Nggak semua kejahatan harus dibalas dengan kebaikan. Gue udah cukup sabar, membebaskan lo berkeliaran dan bikin nyawa Nadia dipertaruhkan. Dengar baik-baik, apa pun harapan yang ada di kepala lo sekarang, lebih baik lo ikhlaskan."
Nino yang tersungkur di dekat sofa hanya terdiam. Hanya satu pukulan, tapi rasanya sangat mematikan. Dia bergerak saat Regan menghilang entah ke mana dan kembali terdiam saat Regan berjalan ke arahnya sambil membawa sebuah pisau. Nino merasa dejavu, keadaan ini persis empat tahun yang lalu.
"Gue bersyukur karena dulu cuma lo satu-satunya yang mau berteman sama anak narapidana kayak gue, No. Gue senang jadi teman lo, tapi teman yang baik itu nggak akan membenar-benarkan tindakan yang salah." Regan mengangkat tinggi-tinggi benda tajam di tangan. Jika hanya sekali tikam, mungkin pria itu tidak mati.
"REGAN!"
Si pemilik nama tiba-tiba merasakan dirinya oleng dan pisau di tangannya jatuh begitu saja ke lantai. Regan menoleh ke arah siapa yang tiba-tiba menarik kedua bahunya dan ternyata itu adalah Baskara. Pria itu benar-benar datang.
"Daripada kamu jadi tersangka pembunuhan, lebih baik lihat keadaan Nadia dan bawa dia ke rumah sakit!" kata Baskara.
Air wajah Regan berubah, dia hampir saja dikuasai oleh amarah. Regan buru-buru mendobrak pintu yang ada di belakangnya. Berkali-kali hingga kaki pria itu mulai lemas dan pada tendangan pertama yang diberikan Baskara, pintu itu terbuka. Regan segera mendorong pintu tersebut, tapi seperti tertahan oleh sesuatu yang berat. Dia mendorong lebih kuat dan masuk dari cela pintu yang tak terbuka sepenuhnya.
Pemandangan pertama yang Regan lihat ada kedua kaki. Dia melangkah melewati kaki tersebut dan melihat istrinya sudah tergeletak tak berdaya di belakang pintu. Regan berlutut, mengangkat kepala Nadia dan memastikan wanita itu masih bernapas.
"Nadia, Nadia! Bangun! Mas udah pulang."
Ketika Regan ingin mengangkat tubuh istrinya, dia melihat noda darah setengah kering di lantai. Dengan hati-hati, dia menyingkap dress yang dikenakan Nadia dan melihat noda merah pekat di sana.
"Regan! Gimana Nadia?" Terdengar suara Baskara yang ada di depan pintu kamar.
Regan tidak menjawab, dia segera menggendong Nadia dan keluar dari kamar. Kedua mata Baskara langsung tertuju pada wanita yang berada dalam dekapan Regan. Baskara pun tidak punya waktu untuk memanjakan perasaannya, dia segera mengantar Regan ke mobil dan menyerahkan kuncinya ke pria itu.
"Bisa nyetir, kan?" tanya Baskara.
Regan mengangguk. "Kamu ..."
"Jadi orang itu yang namanya Nino?"
"Iya."
Terlihat sekali Baskara sedang menahan diri. Wajah pria itu memerah, kedua tangannya terkepal, dan pikirannya melayang. Namun, sebelum amarahnya pecah, Baskara lebih dulu menyuruh Regan cepat-cepat pergi ke rumah sakit. Pandangan Regan sebelum masuk mobil sempat menyiratkan rasa khawatir, dia membiarkan dua pria itu ada di rumahnya dan tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Akan tetapi, nyawa istri dan calon buah hatinya jauh lebih penting.
Setelah mobil miliknya dibawa Regan menghilang dari penglihatannya, Baskara kembali masuk ke rumah itu dengan perasaan campur aduk yang mengiringi langkah gontai pria 28 tahun tersebut. Apa yang akan dia lakukan? Beberapa menit lalu dia hampir saja melihat adegan pembunuhan di depan mata.
Regan. Bahkan, pria itu sampai berniat menikam Nino tanpa rasa takut. Kedua kaki Baskara berhenti tak jauh dari tempat Nino duduk. Selama beberapa detik, Baskara hanya menatap pria itu dalam diam. Nino yang merasa tak nyaman dan mengira jika pria di hadapannya adalah suruhan Regan untuk menahan dan membunuhnya, beringsut hingga punggungnya membentur dinding. Apalagi ketika tiba-tiba Baskara beranjak untuk meraih pisau yang jatuh kemudian meletakkan di meja depan TV.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Revenge, & Secret ✅
RomanceKematian Brenda menyisakan dendam besar bagi Baskara kepada Regan. Ketika akhirnya takdir mempertemukan Baskara dengan Regan, ternyata kehidupan pria itu jauh lebih baik dari yang dia duga. Semua semakin rumit ketika Baskara jatuh cinta kepada istri...