-chapter 15-
.
.
.
.
⚠️ trigger warning ⚠️
*blood and suicide scene*Harusnya Regan belok ke kanan saat tiba di perempatan, tetapi pria itu terus melajukan sepeda motornya tak tentu arah. Sudah hampir setengah jam Regan berkendara, dia merasa belum siap untuk pulang dan bertemu Nadia setelah Baskara menceritakan apa yang dimaksud dengan rahasia mereka. Hari di mana dia khawatir setengah mati karena Nadia tak pulang ternyata dihabiskan dua orang itu untuk bermalam.
Sungguh hati Regan terluka. Banyak dugaan yang muncul di kepala. Salah satu yang paling kuat adalah apakah Nadia kini mengandung anaknya atau bukan? Apakah bayi yang ia tunggu-tunggu selama ini adalah anaknya atau justru darah daging pria lain? Bagaimana bisa Nadia melakukan hal seperti ini di belakangnya?
Sebagai pria, Regan jujur ingin sekali memukul wajah Baskara yang dengan tenangnya bercerita mengenai rentetan kronologi malam itu. Namun setelah ia pikir kembali, hal tersebut hanyalah akan membesarkan hati pria yang telah jatuh cinta pada istrinya entah sejak kapan.
Pada akhirnya, sepeda motor Regan berhenti di depan rumah yang halamannya di kelilingi tanaman hias. Ada bunga anggrek dan bunga kusuma di sana, Regan ingat pada saat terakhir datang dua bulan lalu, bunga-bunga itu masih dalam proses pertumbuhan.
"Lho, Regan? Cari Bang Andrew?"
Pandangan pria 30 tahun itu teralihkan saat suara berdialek Batak menyapanya. Seorang wanita yang lebih dewasa darinya, berdiri di depan rumah sembari memegang pot kecil. Mbak Karuna, istri dari Bang Andrew.
"Iya, Mbak. Abang ada atau lagi pergi?" tanya Regan.
"Ada. Biasalah, lagi ngurusin cupang di dalam. Masuk aja, teriakin kalau perlu," kata Karuna, mempersilakan Regan masuk.
Regan tersenyum sopan dan mengangguk. "Permisi."
Rumah pasangan suami-istri itu tak jauh lebih besar dari tempat tinggalnya. Andrew dan Karuna menikah dua tahun lebih dulu, mereka berdualah yang membuat Regan akhirnya memutuskan untuk pindah ke Jakarta.
"Bang? Permisi," sapa Regan, ketika masuk rumah.
Tak lama kemudian, seorang pria berbadan besar dengan kaus oblong datang membawa akuarium kecil.
"Eh, Re? Tumben datang nggak bilang dulu?" kata Andrew, lalu meminta Regan duduk di sofa.
"Sori, Bang. Saya cuma nggak tahu kemana," kata Regan.
"Kenapa lo?" tanya Andrew. "Bentar gue taruh ini dulu."
Mendadak Regan ragu untuk bercerita. Andrew memang tahu semua tentang masa lalunya dan alasan dia menikahi Nadia empat tahun lalu namun haruskan yang ini juga ia ceritakan? Regan dilanda bimbang, tetapi dia butuh pencerahan dan Andrew satu-satunya orang yang bisa memberikan itu.
"Aneh lo, Re. Kalau bingung, tinggal pulang. Ngapain ke rumah gue? Nadia sendirian di rumah dong?" tanya Andrew, kini turut bergabung ke sofa bersama Regan.
Pria itu mengangguk. "Iya, mana tadi saya juga nggak pamit mau pergi dan belum kasih kabar sampai sekarang."
Melihat Regan yang tak seperti biasanya, membuat Andrew yakin kedatangan pria itu pastilah beralasan. Regan bukan tipikal suami yang suka kabur dari rumah jika ada masalah, bahkan pasutri paling harmonis yang pernah ia tahu adalah Regan dan Nadia. Tidak pernah ada cerita mereka bertengkar atau ribut besar.
"Ada apa, Re?" tanya Andrew, tak pakai basa-basi. "Soal rumah tangga?"
Regan langsung menoleh. "Saya juga nggak tahu ini tentang rumah tangga atau hanya Nadia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Revenge, & Secret ✅
RomanceKematian Brenda menyisakan dendam besar bagi Baskara kepada Regan. Ketika akhirnya takdir mempertemukan Baskara dengan Regan, ternyata kehidupan pria itu jauh lebih baik dari yang dia duga. Semua semakin rumit ketika Baskara jatuh cinta kepada istri...