-chapter 08-
.
.
.
."Tuh, kan! Ini mah fix mereka ciuman tahu! Lihat aja itu tangan Pak Baskara ada di pinggang Nadia."
"Gila, sih! Ini bakal jadi skandal terheboh yang pernah gue lihat di kantor."
"Eh, tapi bukannya Nadia udah married, ya?"
Ponsel yang terus memutar satu video berulang-ulang kali itu menjadi sarapan hangat bagi para pegawai lantai tiga. Video yang tidak diketahui dari mana sumbernya itu terus tersebar melalui mulut ke mulut. Tidak peduli siapa penyebarnya, yang terpenting adalah mereka punya bahan baru sebagai topik perbincangan.
"Kalau emang Nadia udah menikah, kok dia mau aja dicium sama Pak Baskara?" ujar Saskia, si pemilik ponsel.
Sang kawan berdecak. "Polos banget, deh! Ya, mau ajalah! Orang lakinya ini Pak Baskara. Kurang apa doi? Pasti Nadia juga bisa lihat kali ciri-ciri laki potensial kayak Pak Baskara."
"Ya, emang Pak Baskara nggak ada kurangnya sama sekali. Cuma masa gitu perempuan selurus Nadia malah selingkuh sama atasannya sendiri?" Argumen ini disambut anggukan oleh para kaum hawa yang sedang berkumpul.
"Guys, siapa yang bisa jamin Nadia selurus itu?" bisik Letta, pegawai senior.
"Serem banget, deh. Sekarang bukan cuma laki aja yang bisa selingkuh."
"Yang gue bingung, kenapa Pak Baskara mau sama dia?"
Letta sudah siap menjawab dengan segala asumsi buruknya namun suara wanita itu tertahan saat seorang pria tahu-tahu saja nimbrung di antara mereka dan menatap kebingungan.
"Lagi ngomongin saya?"
Saskia buru-buru mematikan layar ponsel, begitu juga dengan yang lain langsung kembali ke kubikel masing-masing. Baskara memasukan kedua tangan di saku dan menatap Letta.
"Nggak ada Baskara lain di sini, kan?"
"Uhm, anu, Pak ..." Suara Letta ditelan ketakutan.
Mata pria itu mengelilingi area lantai tiga. Terdapat dua kubu di sini. Kubikel Letta yang tadi sedang berkumpul membahas rekaman CCTV antara Baskara dengan Nadia dan kubikel paling pojok yang terisi Vani, Mira, dan Nadia. Ketiga wanita itu terlihat sangat tidak peduli dengan perbincangan para seniornya.
Dilihatnya Nadia yang sudah siap bekerja, Baskara yakin wanita itu tak baik-baik saja meski wajahnya sangat tenang. Pandangan Baskara beralih ke kubikel Letta.
"Make sure kalau mau gosip itu di luar jam kerja. Saya nggak peduli apa yang kalian bicarakan tapi jangan pernah korupsi waktu," ucap Baskara, sebelum melengos pergi ke ruangannya.
Pria itu menghembuskan napas kasar begitu masuk ruangan. Dia menaruh tas asal-asalan dan mengendurkan dasi yang mengikat lehernya. Bohong bila dia tidak peduli. Baskara sempat melihat video yang terputar di ponsel Saskia dan tidak butuh lama untuk menyadari bahwa insan yang ada di sana adalah dirinya dan Nadia. Baskara menahan kepala dengan kedua tangan di meja. Apa yang terjadi sebenarnya?
"Siapa yang berani menyebarkan rekaman CCTV gue dengan Nadia?" Baskara benar-benar tak bisa berpikir jernih.
Semua gosip itu tidaklah benar. Dia memang berniat mencium Nadia, namun itu hanya tertahan pada tekad. Sebab, dia adalah pecundang yang jatuh cinta pada istri musuhnya sendiri. Baskara memijat pelipis memikirkan bagaimana reputasinya ke depan. Pria itu memejamkan mata untuk waktu yang tidak sebentar. Dia berusaha mencari jalan keluar dari masalah yang tidak terduga ini.
"Permisi, Pak."
Baskara menarik napas dan mengembuskan perlahan ketika pintu ruangannya diketuk. Pria itu mempersilahkan masuk dan ternyata Nadia yang datang. Wanita itu membawa map merah berisi berkas meeting untuk besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Revenge, & Secret ✅
RomantikKematian Brenda menyisakan dendam besar bagi Baskara kepada Regan. Ketika akhirnya takdir mempertemukan Baskara dengan Regan, ternyata kehidupan pria itu jauh lebih baik dari yang dia duga. Semua semakin rumit ketika Baskara jatuh cinta kepada istri...