Beomgyu baru saja tiba di rumahnya, dengan perasaan yang campur aduk, dengan pikiran yang amburadul, dengan nafasnya yang begitu sesak, ia membuka pintu rumahnya dan melihat Eomma nya tengah tersenyum setelah melihat pintu itu terbuka
"Nak, kau sudah pulang? Bagaimana kerjaanmu?"
"Tidak ada yang beres hari ini Eomma, apa Eomma mau memelukku? Aku sangat lelah, aku berfikir ingin mengakhiri hidupku setengah jam lalu"
"Yha!!" Mata sang Ibu tampak berair "mengapa kau berbicara seperti itu? Apa kau mabuk?"
"Tidak, aku sangat sadar dengan apa yang aku katakan, tapi ada banyak manusia di dunia ini lalu mengapa harus aku yang merasakan hal seburuk ini?"
"Maafkan Eomma nak, ada apa? Apa kau dipecat?"
Beomgyu tersenyum seringai "aku tak 'kan pernah dibebaskan, mereka tidak mungkin memecatku hingga akhir kontrakku"
"Mengapa pekerjaan mengangkat barang harus memakai kontrak?"
"Entahlah Eomma, jika Eomma tak ingin memelukku, aku akan ke kamar sekarang, aku ingin menenangkan fikiranku"
Sang Ibu pun merentangkan tangannya dan memeluk tubuh sang anak, air mata mereka berdua pun tak mampu di tahan lagi, Beomgyu yang sedari tadi menahan air matanya sepanjang jalan langsung menumpahkannya begitu tubuh sang Eomma menempel dengan tubuhnya, ia memeluk erat tubuh sang Eomma "mengapa aku harus terlahir seperti ini Eomma" isaknya
"Maafkan Eomma nak"
"Ini bukan salahmu, ini salahku memilih jalan yang tak tepat dan berujung aku harus menanggung semuanya sendirian"
"Eomma bersamamu, kau tak sendirian, Putra tersayangku, Putraku yang selalu memiliki senyum yang indah, Eomma tak 'kan membiarkanmu sendirian nak"
"Ini berbeda Eomma, aku merasa sendirian di tempat lain, aku bersyukur Eomma dan Yeonjun Hyung masih bersamaku, aku lelah Eomma, seandainya aku bisa menyerah aku memilih menyerah"
"Beomgyu-ya Eomma mohon, bertahanlah sedikit lagi, mungkin saja ini adalah awalan sebelum kau hidup sangat - sangat bahagia, kau anak yang baik, kedua Orang tuamu bangga padamu nak"
"Eomma berbohong jika Appa bangga padaku mengapa Appa meninggalkanku dan membiarkan Putra satu - satunya mengalami hari yang buruk, mengapa dia tak memelukku diwaktu tersulitku"
"Beomgyu-ya Appa pasti bangga melihatmu, dia pasti ingin memelukmu tapi dia tak bisa nak, masih ada Eomma disini yang akan memelukmu seperti ini, maafkan Eomma harus menjadikanmu merasakan ini semua, kau pasti kesulitan, maafkan aku"
"Eomma, ini bukan tentang seberapa keras aku harus bekerja, tapi orang - orang diluar sana sangat kejam padaku, mengapa mereka harus menindas anak malang sepertiku? Mengapa mereka yang memiliki banyak harta dengan sombongnya memperlakukanku seperti sampah, aku juga manusia sama seperti mereka, aku juga seorang anak lelaki yang baru tumbuh dewasa sama seperti mereka, aku hanya memiliki nasib yang berbeda"
"Apa? Apa seseorang melukaimu? Siapa dia? Katakan pada Eomma"
"Eomma .... Aku selalu di tindas dan di risak oleh teman sekelasku sejak aku masuk ke SMA ini, dia merisakku hanya karena aku tak mau mengalah untuk memberikan peringkat 1 padanya, dia juga anak yang pintar, dan Ayahnya selalu meminta dia untuk merebut posisiku dan selalu menjadikanku bahan untuk mencemooh anaknya sendiri, tapi itu semua malah membuat anaknya membenciku dan selalu merisakku, dia sangat senang melihatku terjatuh, dia berharap aku pergi dari SMA itu, dia berharap aku menyerahkan tempatku padanya"
"Astaga, kau benar - benar mengalami hari yang buruk, mengapa kau tak mengatakannya pada Eomma, Beomgyu-ya jika kau mau, kita kembali saja ke kampung halaman kita, kau melanjutkan sekolah disana dan memulai hari barumu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Will We?....Be Together [18+] ✔
FanfictionPernah gak dibully disekolah hanya karena kamu pintar? Ya itulah yang dirasakan oleh Choi Beomgyu, Ayahnya telah tiada sejak ia berada di SMP membuat dirinya terpaksa berusaha keras untuk membiayai kehidupannya, dan berbohong kepada ibunya yang seda...