01. Lembaran Baru

242 127 108
                                    

“ Ya Tuhan, tolong lupakan masa lalu ku. Aku ingin membuat lembaran baru dalam hidup ku dan membuka hati ini untuk laki-laki lain ”
-Gladysta Laura

* * *

Ya, cewek itu adalah Gladys! Masih ingat dengan Gladys? Jika tidak, baca cerita sebelumnya ya, ALANDRA! ><

Setelah ditinggal oleh sang Bunda untuk selamanya, cewek itu mengubah pola hidupnya agar terbiasa mandiri.

Oleh karena itu, Gladys membangun sebuah Cafe untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan biaya sekolah Adiknya. Sebenarnya Cafe tersebut adalah warisan dari Sang Bunda namun Gladys ingin merenovasi Cafe itu dan membutuhkan biaya yang sangat banyak.

Gladys senang setelah ia lulus kuliah, Cafe yang ia bangun dari usaha kecil namun sekarang menjadi maju. Penghasilan yang ia dapat hanya dari uang Cafe dan penjualan novel-novelnya.

Dulu Gladys memang bercita-cita menjadi Dokter, namun karena keadaannya berubah dan jika ia melanjutkan cita-citanya itu akan menghabiskan uang yang cukup banyak.

Walaupun ia serta Adiknya ditawari oleh Tantenya agar hidup bersama dan kebutuhan mereka ditanggung Tantenya, Gladys menolak! Ia ingin belajar hidup mandiri dan Ghea adalah tanggung jawabnya setelah sang Bunda meninggal dunia.

Maka dari itu, Gladys menjadi penulis novel sekaligus pengusaha Cafe. Ya walaupun pekerjanya hanya ada satu, tapi cukuplah untuk mengurus semua.

"Tumben lo pagi-pagi udah sampai Cafe," sindir Dimas, Barista di Cafe Gladys.

"Dateng siang salah, dateng pagi juga salah." Gladys melengos masuk ke Cafe setelah Dimas membuka pintu.

"Ihh! Untung lo Bos gue!" geram Dimas.

"Gausah banyak bacot, bersih-bersih sana." Gladys duduk di salah satu kursi yang ada disana.

"Iya Bos!"

Gladys tersenyum melihat rekan kerjanya sabar menghadapi dirinya. Gladys membuka ponselnya dan mulai mengotak-atik.

"Dys, lo nggak ada niatan buat nambah karyawan gitu?" tanya Dimas sambil mengelap meja.

"Nggak, lo sendiri udah cukup." jawab Gladys sambil menatap ponselnya.

"Ya Allah, gue cape tau nggak sih?"

"Namanya juga kerja pasti cape lah, gue juga cape kali."

"Cape apaan? Setiap hari lo kesini cuman pacaran, ngetik nggak jelas di Laptop lo, duduk-duduk doang kaya sekarang."

"Cape gue mikirin alur cerita yang lagi gue bikin anjir, lo kira mikir nggak pakai otak."

"Udah berapa novel yang ke jual?"

"Eumm, 3 novel kayanya."

"Terus sekarang lo bikin cerita baru?"

"Ya iyalah."

"Bisa kali nanti kalau novel lu yang sekarang ke jual, traktir gue makan"

"Bakso yang di depan Cafe mau?"

"Bosen lah!"

Gladys tertawa melihat wajah kesalnya Dimas. "Udah kerja, kerja!"

Dimas kembali mengelap meja sedangkan Gladys kembali fokus pada ponselnya.

Tringg

Bunyi lonceng berbunyi, pertanda bahwa ada seseorang yang membuka pintu Cafe. Gladys refleks menoleh ke arah pintu dan ternyata yang datang adalah seseorang yang Gladys sayangi!

GLADYS [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang