22. Kita Pasti Bisa

48 39 16
                                    

* hai sebelumnya jangan lupa follow akun AU aku ya @au

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* hai sebelumnya jangan lupa follow akun AU aku ya @au.purpledaisy

* * *

Sudah hampir 2 bulan Alandra berada di Indonesia. Waktu cuti kuliahnya sebentar lagi akan habis, jadi mau tidak mau Alandra akan meninggalkan Indonesia dan kembali ke Belgia untuk melanjutkan kuliahnya.

Ini semua Alandra sudah siapkan dan sudah dibicarakan, ia siap untuk membantu Rio mengurus perusahaan demi mendapatkan restu dan Alandra sudah membicarakan bahwa ia dengan Gladys akan menjalankan hubungan jarak jauh.

Meskipun tidak secara jelas Gladys mengatakan 'Iya' untuk hubungannya dengan Alandra namun sudah pasti cewek itu akan setuju, buktinya ia mendukung Alandra untuk membantu perusahaan Rio yang akan bekerjasama dengan perusahaan milik keluarga Angga.

"Hati-hati ya, Nak. Makan jangan sampai telat, sholat lima waktu juga jangan sampai ditinggal." pesan Winda kepada Alandra.

Rio dan Winda menghantarkan Alandra pergi ke Bandara siang hari ini, tidak hanya kedua orang tua Alandra saja yang ada disana melainkan ada Gladys, Raina, Rafi dan juga Azka yang ikut menghantarkan Alandra sebelum mereka benar-benar akan terpisah lagi.

"Iya, Ma. Pasti Alan ingat pesan mama,"

"Belajar yang benar, biar kamu tidak kesulitan nanti saat membantu Papa di perusahaan." ucap Rio.

Untuk ucapan Rio, Alandra hanya bisa mengangguk.

Winda yang tidak tahan lagi membendung air matanya itu langsung mengalir deras dan sontak memeluk putra bungsunya itu, mereka akan terpisah lagi untuk satu tahun ke depan. Karena memang waktu penyelesaian S1 Alandra sisa satu tahun lalu cowok itu akan langsung bekerja di perusahaan Rio.

"Baik-baik kamu disana ya, Nak." entah yang ke berapa kalinya Winda mengatakan itu, Alandra hanya bisa mengangguk untuk menanggapinya.

"Alan, ada salam dari Aldo sama Glenca. Maaf mereka nggak bisa ikut antar kamu ke Bandara." Alandra melepaskan pelukannya dengan Winda dan segera memeluk tubuh Rio sebelum jam penerbangannya tiba.

Semalem Aldo juga sudah mengirim pesan kepada Alandra bahwa ia dan istrinya tidak bisa ikut menghantar Alandra ke Bandara, dikarenakan Glenca yang tengah hamil muda itu tidak bisa pergi jauh sementara Aldo yang sedang sibuk bekerja juga di Bandara sebagai pilot.

"Ingat pesan mama kamu." Rio menepuk pundaknya putranya.

Alandra beralih pandangan, di sebelah kanan Winda ada Gladys yang masih setia memandangi dirinya. Alandra melirik ke arah Winda untuk meminta izin, Mamanya itu pun tahu maksud dari anaknya, segera ia menganggukkan kepalanya.

GLADYS [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang