19. Karyawan Baru

51 38 28
                                    

*hai sebelumnya jangan lupa follow akun AU aku ya @au

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*hai sebelumnya jangan lupa follow akun AU aku ya @au.purpledaisy

* * *

Hampir tiga hari Gladys berkunjung ke cafenya sendiri. Sepi, itu yang dirasakan oleh Dimas beberapa hari ini. Dimas tahu Gladys sibuk dengan Alandra yang masih sakit meskipun cowok itu sudah pulang dari rumah sakit.

Dimas memang tidak di bantu oleh Gladys dalam mengurus cafe, namun ia di bantu oleh Ghea selaku adik dari pemilik cafe. Sambil menunggu hasil tes untuk memasuki universitas yang Ghea mau, cewek itu tidak segan-segan untuk membantu sang kakak untuk menjalankan usahanya.

Dimas akui Ghea memang sedikit pendiam dibanding Gladys, cewek itu berbicara kepadanya jika ada perlu saja. Tugas Ghea di cafe hanya melayani sebagai kasir dan menghitung penghasilan dari cafe, sedangkan Dimas hanya membuat pesanan dan menghantarkan pesanan.

Jika dilihat dari fisik Ghea memang cantik, tidak jauh dari Gladys. Bahkan Dimas sempat berpaling ke Ghea setelah sakit hati melihat Gladys yang seperti mencintai Alandra.

kring

Suara lonceng yang berada di atas pintu cafe itu berbunyi, bertanda bahwa ada seseorang yang masuk ataupun keluar dari cafe. Namun sepertinya suara itu bertanda bahwa ada seseorang yang baru saja masuk, Dimas melirik ke arah pintu terdapat seorang cewek yang mengenakan pakaian formal.

Cewek itu mengenakan rok span hitam dan kemeja putih polos yang dimasukkan ke dalam rok sambil membawa sebuah map cokelat di tangannya.

"Permisi," cewek itu sudah berada di depan kasir, kebetulan Ghea sedang berada di kamar mandi jadi mau tidak mau Dimas yang menemui cewek itu.

"Iya, Kak. Mau pesan apa?" tanya Dimas ramah.

"Oh nggak, saya bukan mau pesan. Tapi mau nanya-nanya, apa disini ada lowongan?"

Oh ternyata cewek itu sedang mencari pekerjaan, pantas saja penampilannya sangat rapi.

"Kebetulan saya juga karyawan disini, apa Kakaknya mau menunggu? Biar saya hubungi pemilik cafenya dulu,"

"Iya, Kak. Boleh saya tunggu."

"Baik, Kakaknya bisa duduk disana ya."

Cewek itu menoleh ke belakang setelah Dimas menunjuk ke arah meja yang kosong.

"Iya, Kak. Terimakasih sebelumnya." cewek itu tersenyum.

Nikmat Tuhan mana yang kau dustakan, setelah sakit hati kepada Gladys Tuhan mempertemukan Dimas dengan cewek cantik itu.

"Ghea, tolong telepon Gladys. Ada yang cari lowongan disini, dia butuh karyawan nggak?" ucap Dimas setelah Ghea selesai dari kamar mandi.

"Mana orangnya?" tanya Ghea.

"Itu yang duduk dekat jendela,"

Ghea mengikuti arahan Dimas, matanya melihat seorang cewek cantik yang sedang mengotak-atik ponselnya sendiri.

"Iya gue telepon,"

Dimas segera membuatkan sebuah minuman untuk cewek tadi, sekalian modus gitu ceritanya. Setelah selesai membuat secangkir teh hangat, Dimas langsung menghantarkan ke meja dekat jendela.

"Minum dulu, Kak. Lagi di telepon atasan saya,"

"Terimakasih, Kak."

* * * * * *

"Please gue mohon terima Alita," ucap Dimas tanpa suara.

Setelah di telepon oleh Ghea tadi, Gladys yang sedang berada dirumah Alandra itu segera pergi menuju cafenya. Sesampainya disana Dimas langsung menceritakan semuanya, Dimas juga sempat berkenalan dengan cewek itu yang bernama Alita.

Alita berusia tidak jauh dengan Ghea, ia juga baru lulus sekolah dan berniat untuk mencari pekerjaan. Urusan di terima atau tidak itu urusan Gladys namun Dimas sedikit memaksa Gladys untuk menerima Alita sebagai rekan kerja barunya.

Setelah bertanya-tanya tentang Alita, Gladys menimbang-nimbang. Sebenarnya ia belum membutuhkan karyawan lagi, Dimas sudah lebih dari cukup. Namun jika dipikir kembali Gladys juga merasa kasihan jika Dimas harus bekerja sendirian.

Gladys menoleh ke meja kasir, disana ada Ghea dan juga Dimas. Dimas yang sibuk memohon kepada Gladys tanpa mengeluarkan suara sedangkan Ghea hanya menatap ketiga orang itu dengan datar.

"Baik, kamu saya terima." ucap Gladys sambil menutup map cokelat milik Alita.

"Beneran, Kak?" tanya Alita.

Gladys tersenyum dan mengangguk. "Beneran, Alita."

"Ya Allah, terimakasih Kak Gladys."

"Sama-sama, kamu bisa masuk kerja hari ini."

"Serius, Kak?" Gladys mengangguk.

"Dimas," panggil Gladys. "Tolong bantu Alita ya, dia udah mulai kerja hari ini."

"Pasti gue bantu," jawab Dimas.

"Yaudah gue mau balik ke rumah Alandra lagi," ucap Gladys. "Dan kamu, Alita. Kerja kamu di bantu Dimas dan Ghea ya, Adik saya."

"Iya, Kak. Sekali lagi terimakasih."

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, Ghea akan bersiap-siap untuk pulang ke rumah dan segar menutup cafe. Tidak hanya Ghea, Dimas dan juga Alita pun bersiap-siap untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Lo pulang naik apa?" tanya Dimas kepada Ghea.

"Naik ojol kayanya," jawab Ghea tanpa menoleh ke Dimas.

"Bareng gue aja, gue antar."

"Nggak usah, lo antar Alita aja." ucap Ghea. "Lo pulang sendiri kan, Ta?"

"Iya, Kak. Sendiri." jawab Alita.

"Panggil Ghea aja, umur kita nggak jauh." Ghea tersenyum kepada karyawan baru cafe itu.

"Iya, Ghea."

"Lo antar Alita aja, gue mau pesan ojol." ucap Ghe kepada Dimas.

"Eh nggak usah, aku pulang sendiri aja nggak apa-apa kok."

"Sama Dimas aja,"

"Iya sama gue aja," sahut Dimas.

"Nggak ngerepotin, Kak?"

"Nggak kok, kalau mau besok gue jemput lagi lo biar berangkat kerja bareng."

Ghea memutar kedua bola matanya malas. "Bilang aja mau modus, gue duluan ya ojolnya udah di depan."

"Iya, hati-hati." Ghea membalas dengan senyuman.

* * *

TBC

Yeay bisa update lagi, Alhamdulillah.

Jangan lupa vote untuk chapter ini ya!

Bantu promote juga, ajak teman-teman kalian buat baca GLADYS!

IG : anzolv_
IG : au.purpledaisy

GLADYS [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang