12. Are you oke?

84 64 66
                                    

* * *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* * *

"Sendirian aja?" Gladys mendongak melihat ada cowok asing yang mengenakan kemeja terbuka berdiri di depannya.

Gladys sudah mengerti mengapa keadaan pakaian cowok yang ada didepannya seperti itu, kemeja dengan kancing yang terbuka dan beberapa tanda kecupan di dadanya. Sudah pasti cowok itu habis melakukan adegan panas seperti orang-orang disana.

Gladys terkejut saat cowok itu duduk disebelah dan tangan kekarnya ia letakkan di belakang Gladys. Namun Gladys harus tetap tenang, ia tidak boleh langsung menghajar cowok itu walaupun kelakuannya yang kurang hajar tapi di tempat seperti ini mungkin perlakuan seperti itu sudah dianggap wajar.

"Gue lihat-lihat lo cantik banget," cowok itu sengaja mencolek dagu Gladys dan mulai menggodanya.

"Jangan pegang gue!" Gladys memukul tangan kekar cowok itu agar menjauhi dari dagunya.

"Baru kali ini gue diperlakukan kaya gitu, cewek-cewek disini aja pengen banget di goda gue."

"Gue bukan kaya mereka!"

"Jual mahal banget, lo mau berapa? Gue akan kasih. Sebutin yang lo mau, asalkan lo mau main sama gue dikamar." cowok itu tersenyum miring sambil mendekati wajahnya ke Gladys.

"Brengsek!" Gladys segera bangkit dari kursinya agar menjauhi cowok gila itu.

Gladys berlari ke arah tangga, ia menoleh ke kanan kirinya untuk memastikan bahwa cowok itu tidak mengikutinya.

"Minggir!" Gladys terkejut saat melihat cowok asing lain yang sedang menggendong cewek, mungkin kedua orang itu ingin pergi ke lantai dua.

Gladys langsung menggeser posisi agar kedua orang itu bisa naik ke lantai dua, pandangan Gladys pun mengikuti kemana arah kedua orang itu. Dengan rasa penasaran Gladys ikut menaiki tangga disana, namun belum sampai anak tangga terakhir diatas Gladys langsung mengerti tempat apa yang ada di lantai dua itu.

Ada banyak kamar, kedua orang tadi pun masuk ke salah satu kamar yang ada disana. Tidak hanya itu, di kamar pertama Gladys mendengar suara desahan seorang cewek. Gladys langsung berlari menuju lantai satu karena tidak ingin mendengar suara seperti itu lebih lama.

"Gue ngapain kesini?" tanya Gladys ke dirinya sendiri.

Lagi-lagi Gladys menoleh ke ponselnya karena benda persegi panjang itu bergetar. Sama seperti yang tadi, pesan itu sudah pasti dari nomor yang ia tidak kenal. Pesan itu berisikan bahwa Gladys harus berjalan lurus sampai bertemu dengan meja kasir bar. Dari tempat meja kasir itu Gladys harus belok ke arah kiri dan berjalan lagi sampai ujung.

Gladys pun menurutinya, dari tangga sudah terlihat disana ada meja kasir bar yang ramai. Gladys berjalan sampai meja kasir dan langsung membelokkan tubuhnya ke arah kiri lalu berjalan sampai ujung.

Betapa terkejutnya Gladys melihat pandangan yang benar-benar membuat hatinya sakit, disana terlihat ada Angga yang sedang bercumbu dengan salah satu cewek asing. Di tambah lagi cewek itu duduk dipangkuan Angga berhadapan dengan cowok itu, tangannya pun mengalungkan ke leher Angga. Kedua wajah orang itu seperti sama-sama menikmati permainan, Angga yang terus menciumi bibir cewek itu sedangkan cewek itu menikmati permainan Angga sambil meraba-raba dada bidang milik Angga.

"COWOK BRENGSEK!"

Angga yang sedang menikmati bibir manis milik cewek asing itu langsung membuka matanya saat mendengar suara teriakan di depannya. Angga langsung menjauhkan cewek asing tadi dari pangkuannya lalu mendekati Gladys yang berdiri menatapnya sambil menangis.

"Kamu ngapain disini?" tanya Angga.

"SEHARUSNYA GUE YANG NANYA, LO NGAPAIN DI TEMPAT INI?!" Gladys menangis tersedu-sedu melihat kekasihnya seperti itu.

"Aku bisa jelasin, tapi jangan disini." ucap Angga.

"Apa yang mau lo jelasin lagi? Ini udah sebagai bukti kalau lo bukan cowok baik-baik!" Gladys menunjuk-nunjuk ke arah dada Angga yang terekspos, kemejanya yang terbuka memperlihatkan tanda kecupan disana. Angga langsung mengancingkan kemejanya agar Gladys tidak bisa melihatnya lagi.

"Tunggu, Dys! Aku bakal jelasin semuanya," ucap Angga.

"Nggak ada yang perlu di jelasin lagi," suara berat dari belakang Gladys mulai mendekat.

Angga menoleh, begitupun Gladys yang menoleh sambil menangis. Disana ada Alandra dan Dimas yang berjalan mendekati mereka.

Alandra menarik tubuh Gladys agar berdiri di belakangnya. "Lo itu cowok bangsat yang pergi gue temui."

"Lo nggak usah ikut campur!" Angga menunjuk ke arah wajah Alandra yang datar.

Dimas langsung menyingkirkan tangan Angga dari wajah Alandra. "Lo harus pergi dari kehidupannya bos gue!"

Gladys melirik Dimas yang menatap Angga dengan wajah yang menahan marah. Setelah ia memecatnya, Dimas masih menganggapnya sebagai bos?

Alandra berjalan beberapa langkah ke depan, langsung meninju wajah Angga sampai cowok itu terjatuh ke lantai. Sungguh Alandra sangat emosi setelah tahu bahwa Gladys mendapatkan cowok yang lebih brengsek darinya.

"GUE HARAP LO IKUTIN OMONGANNYA DIMAS! PERGI DARI KEHIDUPAN GLADYS!" emosi Alandra semakin meledak, setelah mengucapkan itu sekali lagi Alandra meninju wajah tampan Angga sampai cowok itu benar-benar tidak berdaya. Sudut bibirnya berdarah dan tubuhnya lemas.

Alandra memundurkan langkahnya, menoleh ke sebelah. Terlihat Gladys yang tangisannya semakin pecah, dengan begitu Alandra langsung memeluknya lalu mengajak Gladys serta Dimas keluar dari bar.

* * * * * *

Dimas melirik ke arah meja yang ada di depannya, disana ada Gladys dan Alandra yang sedang berbicara empat mata. Dimas tidak ingin mengganggunya, dengan begitu ia memilih untuk pisah meja.

Setelah pergi dari bar, Alandra menyuruh Dimas untuk membawa mobil Gladys dan Gladys ikut naik ke dalam mobil Alandra. Kebetulan memang Dimas tidak membawa motor, karena Alandra menjemputnya tadi.

Alandra mengajak Gladys ke sebuah Cafe, berharap bahwa cewek itu segera membaik dengan keadaannya yang mungkin syok karena kejadian tadi. Alandra tidak melarang Dimas yang memilih pisah meja dari mereka berdua.

"Are you oke?" tanya Alandra kepada cewek yang ada didepannya.

Gladys hanya menggeleng dan masih menangis.

Alandra bangkit dari duduknya dan pindah duduk di sebelah Gladys, cowok itu langsung memeluknya untuk memberi ketenangan kepada Gladys.

"Sekarang kamu udah tahu kan gimana sifat aslinya cowok itu?" Gladys yang mendengarnya pun semakin menangis, Alandra pun mengeratkan pelukannya.

"Do not Cry honey. I'm here." ucap Alandra.

"Gue masih nggak nyangka kalau Angga kaya gitu," ucap Gladys sambil menahan air mata.

"Aku harap kamu putus dari cowok itu, dia nggak baik buat kmu." ucap Alandra.

* * *

TBC

Yeay bisa update lagi, Alhamdulillah.

Jangan lupa vote untuk chapter ini ya!

Bantu promote juga, ajak teman-teman kalian buat baca GLADYS!

IG : anzolv_

GLADYS [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang