21. Bentuk Perjuangan

57 38 10
                                    

* hai sebelumnya jangan lupa follow akun AU aku ya @au

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* hai sebelumnya jangan lupa follow akun AU aku ya @au.purpledaisy

* * *

Alandra sama sekali tidak merespon ucapan Rafi, cowok itu tahu mungkin temannya ini sedang ada masalah.

"Hubungan lo sama Raina gimana? Jadi ngelamar dia?" tanya Alandra hanya sekedar basa basi.

"Ngapain lo nanya-nanya cewek gue? Suka?"

"Raina punya lo masa gue rebut."

"Kalau bukan punya gue? Mau rebut?"

"Rebutlah masa nggak."

"Sialan." Rafi memukul pelan kepala Alandra bagian belakang.

"Lo sendiri gimana sama Gladys?" tanya Rafi.

Alandra tertawa hambar. "Itu inti dari permasalahan gue malam ini."

"Kenapa?"

"Bokap gue..." Alandra menggantungkan ucapannya. "Dia bakalan ngasih gue restu buat nikahin Gladys kalau gue mau bantu dia ngejalanin perusahaan."

"Terus?"

"Gue nggak mau."

"Kenapa nggak mau?"

"Gue masih kuliah, Fi. Gue belum pantas buat ngejalanin perusahaan bokap."

"Om Rio kenal Gladys?" Alandra mengangguk.

"Tadi sempet ketemu juga pas gue mau antar Gladys pulang,"

Setelah mengatakan itu keduanya sama-sama diam dengan pikirannya masing-masing. Rafi tidak tahu harus merespon apa, ingin memberi saran tapi ia takut jika ia dibilang ikut campur.

"Beberapa hari yang lalu gue sempet bilang ke nyokap sama bokap gue, kalau gue mau nikahin Gladys." ucap Alandra.

"Konyol emang kalau di pikir-pikir, pulang-pulang malah minta restu." lanjutnya.

"Pantes bokap lo begitu." Rafi tertawa.

"Gue cuman nggak mau kehilangan Gladys lagi, Fi. Gue pikir kuliah di Belgia gue bakal lupa sama dia tapi ternyata nggak bisa."

"Angga sama Gladys udah putus, ini kesempatan gue buat kembali sama Gladys. Gue mau Gladys jadi milik gue seutuhnya."

"Tapi lo belum kerja, Lan." ucap Rafi serius.

GLADYS [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang