1.

1.6K 63 1
                                    

Sudah berjalan dua hari yeri merasa sesak di dadanya ditambah lagi batuk dan pilek yang cukup parah. Dan yang lebih parahnya lagi, dia kehilangan penciumannya. Tidak ada tempat untuk mengeluh bagi yeri karena dia tinggal sendiri di apartment nya karena urusan perkuliahan. Ya sebenernya yeri juga yang mau seperti ini karena jauh dari orang tuanya jadi dia bisa merasa lebih 'bebas'.

Tetapi saat ini sepertinya yeri agak menyesali keputusannya itu. Sebab disaat sakit seperti ini dia hanya punya dirinya sendiri, jadi mau tidak mau dia harus kuat untuk dirinya sendiri. Tinggal berbeda kota dengan orang tuanya membuat yeri terpaksa harus menelfon mereka dan memberi tau keadaanya saat ini dengan sebenar-benarnya.

Telepon yeri sedang menghubungi ayahnya saat ini, dan akhirnya tersambung.

"Halo pa, kayanya yeri sakit deh. Dada yeri sesak dan sekarang yeri gak bisa nyium bau atau ngerasa makanan apa-apa. Gimana dong ini?" Kata yeri tanpa mempersilahkan ayahnya menyapanya terlebih dahulu.

"Ada apa sayang? Kamu nih pasti keluyuran terus ya? Aduh gimana sih. Udah sekarang juga kamu coba test swab pcr, siapa tau kamu terkena covid19." Jawab ayah yeri panjang dan tegas.

"Ah elah pa jangan nakut-nakutin gitu dong, aku selama ini cuman di dalem apartment kok, masa iya aku kena covid19?" Jawab yeri sedikit khawatir, ada nada ketakutan di suaranya.

"Papa ga nakut-nakutin kamu, cuman biar jelas masalahnya apa ya lebih baik kamu test swab pcr sekarang, dan nanti hasilnya langsung beri tau papa. Ada uangnya kan?" Jelas ayah yeri sedikit tegas tetapi tetap lembut.

"Uang yeri tinggal sedikit pa, transfer ya hehehe, Iya nanti yeri langsung test di klinik depan apartment. Yaudah jangan lupa ya pa". Ayah yeri hanya menggelengkan kepalanya mendengar perilaku anaknya yang sangat boros itu, padahal baru tiga hari lalu ayahnya mengirim uang sejumlah 10 juta rupiah.

"Iya yaudah nanti papa kirim. Kamu gausah telfon mama dulu ya nanti dia gak fokus kerjanya kalau tau kamu lagi sakit."

Langsung yeri menjawab "oke pa siap!".

IN BLOOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang