Sudah berjalan dua hari yeri melaksanakan pengobatan di rumah sakit XX. Tetapi kalau boleh jujur, yeri belum merasakan perubahan apa apa dalam tubuhnya. Kondisinya masih tetap sama saja dari saat sebelum ia masuk ke rumah sakit ini. Kemarin sore, yeri sempat bertanya kepada seorang perawat laki-laki yang mengecek tensi dan saturasi oksigennya, kalau tidak salah namanya br. Jaehyun, yeri bertanya jika pasien covid19 kira kira harus dirawat berapa lama, lalu bruder jaehyun menjawab, kalau penyakit ini memakan waktu yang cukup lama sampai pada taham pemulihannya. Oh pantas saja baru dua hari ini yeri belum merasakan apa apa.
Pagi ini yeri bangun agak cepat, karena dirinya tidak bisa tidur nyenyak. Suasana rumah sakit begitu membuatnya stress karena ia hanya dapat berbaring saja di ranjang. Yeri hanya bisa bermain hp nya untuk menghilangkan rasa bosannya. Untung rumah sakit ini menyediakan wifi.
Saat yeri sedang asik menonton video TikTok dari hp nya, tiba tiba suster irene datang menghampirinya. Seperti biasa dia ingin menyuntikkan berbagai macam obat ke selang infus yeri di punggung tangannya. "Permisi nona yeri, aku mau masukin obat dulu yaa. Oh ya, mulai sekarang aku bakal kasih kamu obat tambahan ya, tapi kali ini berupa suntikan. Ini untuk mengencerkan darah kamu agar tidak beku akibat covid19. Gapapa yaa?" Suster irene berbicara panjang dan lebar tetapi cukup jelas. Yeri tertegun saat mendengar kata suntikan keluar dari mulut suster irene. Yeri takut disuntik. "Ah suster, emangnya obat yang itu gabisa sekalian dimasukin kesini?" Ucap yeri sambil menunjuk kepada infusan di punggung tangannya. "Yah gabisa yer.. cairan ini sangat pekat takutnya kalau dimasukin dari situ pembulu darah kamu bisa pecah." Suster irene mencoba menjelaskan kepada yeri. Saat ini yeri rasanya mau nangis banget, dia benar benar tidak ingin disuntik lagi.
Tiba-tiba kedua tangan yeri digenggam oleh suster irene. Punggung tangan yeri di elus menguunakan jari jempol suster irene dengan maksud ingin menenangkan pasien mudanya itu. Jantung yeri sekarang berdetak lebih cepat, ia begitu gugup sekarang, bukan karena dia akan disuntik, melainkan diakibatkan oleh sentuhan suster irene yang begitu lembut itu. Yeri takut malah jadi salah tingkah. "Okedeh kalo emang harus, tapi aku dapat apa setelah disuntik?" Kata yeri dengan wajah yang agak tertekuk. Irene menaikkan satu alisnya, dia tidak mengerti dengan apa yang yeri tanyakan barusan. 'Dapat apa? Ya darahmu akan encer lah setelah disuntik, mau dapat apa lagi emangnya?' Pikir suster irene dalam hatinya, tapi tidak mungkin ia berkata itu kepada pasiennya.
"Emangnya kamu mau apa dari aku?" Tanya suster irene to the point kepada yeri. "Hmm apa ya.. ah! Kalau mau minta username ig suster boleh ga?" Tanya yeri jahil dan penuh semangat. Sebenarnya yeri tidak begitu serius dengan permintaannya itu, hanya saja dia ingin lebih lama mengobrol dengan suster irene. Huh dasar yeri modus. "Yaudah deh boleh, tapi sebelum itu aku suntikkan ini dulu ya ke kamu" kata suster irene yang sudah siap memegang suntikan berisi cairan yang bernama heparin itu. Wah, yeri tidak menyangka dengan jawaban yang ia dapat dari suster cantik itu, tentu saja jawaban yang ia mau. Yeri jadi makin salah tingkah dan mukanya memerah. Yeri mengangguk semangat tanda ia setuju bila akan disuntik oleh suster irene.
"Aaahhh sakit banget susterrrr..!" Rengek yeri yang langsung menggenggam lengan kirinya yang baru saja disuntik. Rasanya benar benar perih yang tidak bisa dijelaskan lagi, pokoknya sangat sakit. "Ehh jangan ditekan tangannya, nanti malah jadi berbekas kebiruan loh kaya memar." Ucap suster irene yang langsung menyingkirkan tangan kanan yeri yang sedang menggenggam lengannya itu.
Suster irene mengelus area lengan yang baru saja disuntik olehnya menggunakan alcohol wipe. Dengan telaten irene mengusap lengan yeri dengan lembut, sebenarnya ia tidak tega melihat pasiennya itu meringis, tapi mau gimana lagi, ini sudah menjadi kewajibannya. Yeri merasa baikan setelah diusap oleh irene, walau rasa nyut-nyutannya masih begitu kerasa hingga sekarang. "Oke sudah yaa, maaf kalau sakit" kata irene dengan nada merasa bersalah. "Iya suster gapapa, tapi jangan lupa ya username ig suster.." ucap yeri yang cepat cepat menyodorkan hp nya kepada irene untuk diberikan username ig oleh suster cantik itu. Setelah sudah selesai segala urusan dengan yeri, irene meninggalkan unit yeri dan beralih ke pasien yang lain.
Irene dalam hati, "dia lucu banget ya tingkahnya".

KAMU SEDANG MEMBACA
IN BLOOM
Fanfiction"Kalau tau begini, rasanya jadi ingin sakit terus" -Yerene fanfiction (gxg) Just for fun.