"Kak, joy ajak aku buat jadi partnernya buat prom kampus" yeri memecah keheningan mereka yang masih kekenyangan setelah makan malam.
'Joy lagi joy lagi', batin irene yang telinganya langsung panas mendengar nama tersebut.
"Oh", sahut irene singkat tanpa ingin menunjukkan kecemburuannya.
"Terus aku nolak kan, aku kemarin bilang sama kakak kalo aku gak pengen ikut begituan" tambah yeri.
"Oh", irene menjawab dengan singkat lagi, karena ia tidak tau harus menjawab apa. Sudah keburu bete dengar nama Joy.
"Terus dia kaya maksa aku gitu kan kak, dia bilang kali ini aja temenin dia. Yaudah aku bilang aja kalo aku mau pergi ke prom asal kak irene mau ikut sama aku. Aku gamau jadi pasangan dia kak, kan aku udah punya kamu", yeri masih melanjutkan kalimatnya.
"Oh", lagi lagi jawaban irene hanya satu kata singkat menyebalkan itu.
"Dia bilang gapapa asal aku dateng ke prom nya" lanjut yeri lagi.
"Oh", sungguh irene mulai terdengar menyebalkan sekarang.
Yeri mulai kesal karena respon irene yang seperti tidak tertarik untuk mendengarkannya. Padahal yeri saja yang tak peka kalau irene sangat benci bila dirinya menyebut nama Joy. Irene sedang cemburu.
"Ih kakak dengerin aku gak sih, jawabnya cuman ah oh ah oh doang", yeri sedikit menaikkan nada bicaranya menandakan bahwa dirinya sedang kesal.
"Terus aku harus jawab apa sayang?", dengan nada yang tenang dan lembut, irene sangat lihai menyembunyikan rasa cemburunya, dan menjawab yeri tanpa emosi.
"Kakak mau kan pergi ke prom sama aku? Daripada aku berdua aja sama Joy", tanya yeri kembali.
"Kenapa gak berdua aja sama Joy? Kan enak temen temen kamu juga pada kenal sama mereka, jalan sama seleb lho kamu" wajah irene terlihat mulai tidak suka dan nada bicaranya sedikit menjengkelkan, membuat yeri mulai paham kalau kekasihnya itu cemburu.
"Ih kakak kok gitu sih jawabnya.. iya iya deh maaf, aku gaakan pergi ke prom itu kalo kakak gamau. Aku gak maksa kok kak", yeri sedikit panik, sebab bila kekasihnya sedang cemburu, hawa sekitarnya terasa menakutkan.
"Pergi aja", jawab irene.
"Huh? Engga kak, gamungkin aku bakal pergi kalo kakak gak ikut, aku kan—",
Perkataan yeri terpotong oleh irene yang langsung membuka suara.
"Siapa bilang aku gamau? Kita pergi besok." Setelah menyudahi kalimatnya, irene meninggalkan yeri sendirian di ruang tengah, bergegas ke kamar mandi. (Irene bukan marah tapi kebelet buang air kecil ehe)
Mendengar itu yeri langsung tersenyum sumringah. Ia tidak sabar ingin memamerkan kekasih cantiknya kepada seluruh warga kampus, dan tentu saja kepada Joy juga, agar gadis itu tidak lagi mengejar dirinya.
~
"Dresscode nya putih ya kak" yeri baru selesai mandi dan bergegas ke lemari mengambil dress putih hitam miliknya. Ia sambil menelfon sang kekasih yang juga sedang bersiap dia kediamannya disana.
"Oke sayang", jawab yang diseberang sana dengan lembut. Yeri memutus telfonnya agar tidak memakan waktu yang lama bila terus mengobrol.
Hari itupun telah tiba dimana hal yang yeri malas untuk ikuti, harus ia lakukan juga. Satu sisi tidak enak pada Joy, dan satu sisi lagi ingin pamer pacar katanya.
Semua sudah siap, dress sudah dikenakannya. Riasan tipis nan indah sudah menghiasi wajah imut dan menggemaskan yeri. Tinggal rambut yang akan ia tata sedikit agar penampilannya terlihat makin maksimal.

KAMU SEDANG MEMBACA
IN BLOOM
Fanfic"Kalau tau begini, rasanya jadi ingin sakit terus" -Yerene fanfiction (gxg) Just for fun.