9.

388 39 0
                                    

Irene mendapati yeri yang sudah tertidur dengan airpods yang masih menempel di telinganya serta hp yeri yang masih menampilkan beranda spotify miliknya. Irene datang untuk mengganti botol berisi cairan infus milik yeri yang sudah habis itu. Setelah selesai, irene masih memandangi wajah yeri yang terlihat begitu damai saat sedang tidur. Tetapi masih dapat dilihat beberapa bagian wajah yeri yang masih sembab akibat menangis tadi siang.

Irene bingung harus berbuat apa, ia tidak tega meninggalkan yeri yang tertidur dalam keadaan seperti itu. Irene berinisiatif untuk melepas airpods milik yeri pelan pelan. Tapi tindakan irene itu ternyata membuat yeri terbangun. "Kenapa suster?" Tanya yeri yang tidak sepenuhnya sadar. "Maaf aku cuman mau melepas airpods mu yang masih kamu pakai, maaf ya ga maksud ganggu tidurnya". Irene melanjutkan kegiatannya itu dan menyimpan kedua airpods yeri di case nya. Setelah semua selesai, irene bergegas ingin keluar dari unit yeri.

Tiba tiba ada yang menghentikan irene. Yeri menahan tangan suster cantiknya itu agar dia tidak segera pergi. "Sebentar sus". Irene berbalik badan, "ya?", "suster lagi sibuk gak sekarang?", tanya yeri yang tetap memegang tangan irene. "Engga kok yer, ada apa?" Jawab irene yang memang sudah tidak sibuk lagi. "Boleh temenin aku gak sebentar disini?" Yeri sedikit menarik tangan irene agar ia mendekat.

Irene duduk di pinggir ranjang yeri mengikuti kemauan pasien mudanya itu. "Aku seneng deh masuk sini" tiba tiba yeri membuka suara. "Huh? Kenapa? Kok gitu? Mana ada orang yang seneng masuk rumah sakit.. ada ada aja kamu" Irene terkejut dengan perkataan yeri yang melantur itu. "Gimana gak seneng kalo perawatnya kaya malaikat gini hahaha" yeri tertawa dengan pernyataannya, dia merasa cringe setelah mengatakan itu. "Ih kamu nih.. bisaan deh" irene salah tingkah dibuat oleh pasien muda itu. Perkataan yeri itu sebenarnya irene masukkan kedalam hatinya. Dia senang diperlakukan seperti itu oleh yeri.

Tiba tiba tangan irene menggenggam tangan yeri. "Aku juga seneng banget bisa dapet dan ngurus pasien kaya kamu yer, tapi aku harap abis ini kamu jangan sakit lagi ya. Kamu harus selalu sehat". Yeri terkejut dengan aksi irene yang selalu tiba tiba itu. Yeri merasakan jantungnya berdetak tidak normal. "Makasih ya sus, suster juga harus jaga kesehatan ya. Sebenernya ada yang mau aku sampaikan ke suster, cuman aku malu banget hehe". Kata yeri yang memalingkan wajahnya akibat malu. "Apa sih, kok malu? Kan kamu pake baju" irene sedikit bercanda supaya suasananya tidak canggung. Sebenarnya ia juga menutupi rasa malunya agar tidak jelas terlihat. Yeri murung dengan jawaban irene, melihat itu irene langsung minta maaf dan membiarkan yeri berbicara. "Engga ih aku bercanda, kamu mau bilang apa sih emangnya?" Yeri mengatakan apa yg sudah lama ia mau sampaikan kepada irene. "Sebenarnya aku penasaran banget sama muka suster, di ig yang bisa aku lihat cuman pemandangan" yeri cemberut saat mengatakan itu, ya benar saja yeri selalu menebak nebak didalam pikirannya tentang bagaimana wajah irene sebenarnya.

Irene terkejut dengan perkataan yeri, ia lupa kalau yeri hanya bisa melihat matanya saja selama ini. "Ah kamu bener juga ya, atau ngga gini deh, kamu semangat supaya cepet sembuh, nanti kita main bareng gimana? Setuju ga?" Irene mengusulkan hal yang sedikit mengejutkan, tentu saja yeri tidak bisa menolak hal itu. Tapi apa benar irene sedang bersungguh-sungguh? Atau cuman mau menyenangkan hati yeri? Apakah ia bisa menemui irene setelah keluar dari rumah sakit nanti? Kalau irene lupa dengan janjinya bagaimana? Yeri tidak bisa setuju begitu saja kalau nanti ini jadinya hanya wacana belaka.

"Kalau aku lihat muka suster sekarang aja boleh ga? Suster buka maskernya sambil jauh jauh aja jangan deket aku" usul yeri kali ini terdengar sangat konyol, bagaimana ia bisa menyuruh seseorang yang sehat walafiat, membuka masker didepan orang yang positif covid19? Irene shock mendengar usul yeri. Jujur irene tipe orang yang tidak enakan dan tidak mudah menolak orang, tapi kalau ini resikonya pasti akan parah. "Maaf yer kalau kaya gitu aku gak bisa, maaf yaa bukannya aku gamau tapi-" ucapan irene terpotong oleh bruder jaemin yang datang dengan hpnya tersambung dengan telfon seseorang, ya yaitu sambungan telfon bogum, kekasih irene. "Rene nih bogum nelfon" mendengar itu irene langsung melepas genggaman tangannya dengan yeri lalu dengan cepat menghampiri bruder jaemin. Benar saja ini sudah lewat dari jam irene untuk pulang, pasti bogum menunggu irene untuk diantar pulang. Yeri hanya bisa melihat irene yang meninggalkannya tanpa menyelesaikan kalimatnya terlebih dahulu.

IN BLOOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang