sudah seminggu lamanya setelah mereka menghabiskan waktu bersama di apartment yeri malam itu. mereka mulai intense mengobrol dengan satu sama lain setiap harinya, entah hanya sekedar menanyakan kabar atau mengingatkan untuk makan. yeri menjalani hari harinya dengan baik seperti biasanya, berkuliah, hang out dengan teman-temannya, atau bahkan memanjakan dirinya di salon kecantikan.
angka pertumbuhan virus covid19 semakin mereda saat ini, jadi yeri bisa berpergian keluar sekarang tapi tetap membatasinya.
hari sudah mulai sore, yeri baru selesai berkuliah. dia diajak oleh temannya untuk mengopi sebentar tapi ia menolaknya. yeri sangat lapar dan tidak ingin hanya minum kopi. jadi yeri memutuskan untuk pergi ke restoran cepat saji kesukaannya yang berada lumayan jauh dari kampusnya. yeri masuk kedalam mobilnya, dan mulai mengendarainya sendirian menuju restoran itu. walaupun berjarak lumayan jauh, yeri tidak mempermasalahkan itu karena ia lapar dan hanya ingin makan di restoran sayap ayam itu.
sesampainya disana yeri langsung memesan apa yang ingin dimakannya. setelah itu ia memilik tempat duduk yang kosong, yang terletak di sebelah jendela. saat makanan tiba, yeri menoleh kearah pelayan untuk berterima kasih. tetapi pada saat ia melihat kearah seberang mejanya, terdapat sosok yang sangat jelas ia kenali, dan dia sedang bersama seorang pria. ya, itu suster irene bersama seorang laki laki muda yang sangat tampan. tiba tiba yeri memiliki inisiatif untuk menelfon suster cantik itu, hanya ingin tau saja. yeri berpindah ke tempat duduk yang lebih berjauhan dari suster irene agar dirinya tidak terlihat jelas. yeri menelfon irene.
"iya yeri ada apa?", terlihat oleh yeri irene mengangkat telfonnya, berarti itu adalah benar dirinya.
"hmm gapapa sus aku cuman lagi kangen ajaa, suster lagi apa?" yeri menjawab
"ahaha kamu lucu banget sih, ini aku masih tugas di rumah sakit, eh iya kamu udah makan belum?" jawab irene santai dengan nada yang menyenangkan.
irene berbohong.
"oh gitu, aku baru mau makan, yaudah deh sus aku tutup dulu ya telfonnya. suster semangat KERJA nya dan jangan lupa makan ya" yeri langsung menutup telfonnya karena sudah merasa sesak karena dibohongi irene. tapi mengapa ia melakukan itu? kenapa harus berbohong? yeri benci dibohongi, sungguh benci. apalagi dibohongi oleh orang tersayang.
rasa lapar yeri perlahan memudar, ia jadi hanya memperhatikan irene dari tempatnya. irene terlihat sumringah dan senang. sesekali pria itu menyuapi kentang goreng kepada irene dan bertukar minuman. apakah itu bogum? kalau iya, pantas saja irene jatuh hati. ia pria yang sangat tampan, apa yang bisa dibandingkan dengan yeri? lagi pula yeri adalah seorang perempuan. sungguh tidak mungkin bila irene akan menyukai dirinya.
apakah yeri mundur saja? yeri pikir rasanya percuma bila ia terus mengejar orang yang tak pasti. apalagi ia sudah memiliki kekasih yang TAMPAN. rasanya tidak mungkin bila irene meninggalkan pria tampan hanya untuk seonggok beban keluarga seperti yeri.
tak terasa air mata yeri perlahan jatuh saat memandangi irene dan kekasihnya. melihat gerak gerik bereka yang begitu romantis membuat yeri kehilangan harapan akan mendapatkan irene. untuk menjamah makanannya saja rasanya yeri tidak sanggup. ia sudah tidak nafsu. yeri ingin pulang saja rasanya. saat ingin menuju pintu keluar tiba tiba perut yeri keroncongan. yeri semakin kesal karena badannya tidak bisa diajak kompromi sedikit saja.
yeri kembali ke meja tempat ia ingin makan tadi, dan syukurlah makanan miliknya masih utuh. yeri kembali duduk dan memanggil seorang pelayan. ia minta makanannya yang masih utuh ini agar dibungkus saja untuk dibawa pulang.
setelah semuanya beres, yeri bergegas pulang. sebelum benar benar keluar dari restoran itu, yeri melihat kearah irene sekali lagi. hatinya sungguh merasa sakit.
yeri menyetir mobilnya dengan diam. hari sudah gelap. ia ingin menangis tapi ditahan, tidak ingin suatu hal buruk terjadi bila ia menyetir mobil sambil menangis di malam hari. sesampainya di apartment nya, yeri langsung membuka box berisi sayap ayam miliknya. ia makan sendirian di meja makan, sambil menangis.
yeri sadar betul bahwa ia tidak memiliki hak sama sekali untuk menangisi atau merasa kesal dengan kebahagiaan irene. irene telah memilih pria itu sebagai kekasihnya, bukan yeri.
air matanya mengalir begitu deras saat yeri sedang makan. yeri tau makan sambil menangis itu pamali, tapi air mata nya sudah tidah dapat ia tahan lagi tetapi disisi lain ia sangat lapar.
"mengapa aku terlahir sebagai perempuan, kenapa bukan laki laki saja" yeri bergumam.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN BLOOM
Fiksi Penggemar"Kalau tau begini, rasanya jadi ingin sakit terus" -Yerene fanfiction (gxg) Just for fun.