18.

407 36 4
                                    

sekarang adalah hari minggu. yeri menyesap teh hangat sambil membaca sebuah novel di ruang makannya. cuacanya sangat dingin karena hujan deras yang tidak berhenti dari semalam. sepertinya yeri akan bermalas-malasan hari ini. 

tiba-tiba ponselnya berdering, ternyata itu adalah panggilan masuk dari joy. ada apa ya pagi-pagi gini sudah telfon, pasti mau ajak main, pikir yeri. yeri sangat malas untuk melakukan apa-apa ataupun bertemu siapa-siapa hari ini, yeri mau bersantai. yeri pun mengangkat panggilan itu.

"halo yeriiiii, kamu hari ini ada acara gaaaa?" joy membuka percakapan sengan sangat semangat.

yeri menghela nafas, lalu menjawab sapaan joy. "halo joy, tumben pagi-pagi telfon. ada apa ya?"

"iyaa yer, kalau kamu gak ada acara, hari ini aku mau ajak kamu ke pameran music, yang lagi rame itu lohh" joy menjelaskan tujuannya menelfon yeri.

mendengar kata 'ramai' saja sudah membuat yeri malas. sepertinya yeri akan berbohong kali ini untuk bisa menolak tawaran joy dengan halus. "ya Tuhan maaf, aku ga bermaksud tapi aku lagi mager banget", batin yeri. "wah pameran music yang itu ya, yah joy maaf kayanya aku gak bisa deh, soalnya hari ini aku ada janji sama sepupu aku" yeri menjawab dengan ragu, jujur ia sebenarnya tidak tega menolak joy, tapi mau bagaimana, badan tidak bisa dipaksa.

"ah gabisa ya... yaudah deh kalo gitu maaf ya udah ganggu kamu pagi pagi" nada bicara joy berubah, seperti penuh kekecewaan. maafin aku joy, "gak selamanya aku harus jadi people pleaser kan" yeri bicara dalam hati lagi.

"iya joy aku mint-.. eh halo? halo joy?" kalimat yeri terhenti karena joy menutup telfonnya duluan tanpa memberinya kesempatan untuk menyelesaikan kalimat. joy kecewa karena penolakan yeri kali ini. padahal baru sekarang yeri menolak ajakan joy, biasanya ia selalu menerimanya walaupun sedang malas sekalipun karena merasa tidak enak akan teman barunya yang baik itu.

yeri dibuat bingung ditambah frustasi pagi-pagi karena sikap joy pagi ini. yeri memutuskan untuk pindah ke sofanya agar bisa duduk lebih nyaman. yeri lanjut membaca bukunya agar bisa tenang. urusannya dengan joy sudah ia pasrahkan kepada Tuhan. terserah saja.

saat tengah asyik membaca novelnya, yeri diusik lagi dengan suara panggilan masuk dari ponselnya yang masih terletak di meja makan. "aduhhh kenapa lagi sih joyyyy" yeri berbicara sendiri karena ketenangannya sudah terganggu untuk yang kedua kalinya. yeri mulai beranjak dari posisi nyaman nya itu dan menghampiri sumber suara.

kini ponsel sudah berada di genggamannya, dan saat yeri melihat nama nya, bukan joy yang menelfonnya, melainkan suster irene.

tentu saja yeri terkejut. setelah sekian lama, akhirnya ia menghubungi yeri. yeri tidak tau harus bagaimana sekarang. yeri tidak mau mengangkatnya. tapi bila dipikir lagi olehnya, mungkin saja ini panggilan yang penting, karena begitu tiba tibanya. oke akan yeri angkat.

"halo suster.." sapa yeri duluan.

"........"

"suster...?"

"........"

"halo suster, bisa denger aku gaaa?"

"hiks... hiks... hiks..." terdengar seperti suara tangisan

"eh haloooo? suster kenapaa? suster nangis kah?? haloooo?" yeri mulai panik karena irene tidak menjawabnya melainkan hanya menangis.

"hiks... y-yeri... aku butuh kamu sekarang... hiks.. hikss.." irene mulai membuka suara ditengah sesenggukannya.

keadaan ini mulai membuat yeri khawatir sekaligus bingung. tapi yeri tidak mau terlalu banyak bertanya. ia tidak enak. tapi ia benar-benar khawatir sekarang. "iyaa suster sekarang dimana biar aku jemput yaaa? suster dirumah kan?"

IN BLOOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang