sudah hampir dua hari tidak ada komunikasi diantara irene dan yeri karena perawat yang merawat yeri saat ini diganti sementara oleh suster dahyun. irene sedang ada suatu tugas lain dengan perawat yang lain juga, maka dari itu irene dan yeri belum bertemu lagi.
pikiran yeri sekarang dihatui oleh nama 'bogum'. kenapa waktu itu irene terlihat panik ketika mendengar namanya, dan meninggalkan yeri begitu saja sampai sekarang. yeri tidak mengerti. tentu saja yeri memiliki pikiran buruk tentang itu. apakah itu kekasih irene? jujur yeri sangat benci dengan pikirannya itu, bagaimana kalau itu benar? sekarang yeri merasa sangat cemas, cemas karena takut jika irene benar benar memiliki kekasih. kenapa yeri sekarang menjadi begini ya? kenapa ia seakan mengingini yang jelas jelas bukan miliknya. ya yeri mulai memiliki perasaan kepada irene. betul sekali yeri tipe orang yang sangat mudah jatuh cinta, jatuh cinta karena perlakuan sederhana irene yang belum tentu hanya dilakukan pada dirinya. yeri merasa menjadi orang yang paling konyol sekarang. jatuh cinta karena perhatian yang diberi oleh seorang perawat rumah sakit, mungkin saja itu hanya perlakuan biasa yang diberikan kedapa pasien lain juga. yeri membenci dirinya sendiri saat ini karena terlalu mudah terbawa perasaan.
"halo nona yeri, hari ini kamu ada jadwal test swab pcr ya". tiba tiba suster dahyun datang memecah lamunan yeri. "eh iya suster, nanti siang ya?" yeri sedikit terkejut dengan kehadiran suster dahyun yang tiba tiba itu. "iya kira kita nanti siang, kamu semangat ya, kalau hasilnya negatif besoknya kamu udah boleh pulang". jelas suster dahyun. "oh gitu ya sus, okedeh makasih banyak ya suster". pulang? rasanya baru kemarin yeri masuk kesini. jujur yeri ingin merasa senang tapi kenapa rasanya tidak bisa? apa karena ia belum siap untuk tidak bertemu dengan irene lagi? yeri memaksakan perasaannya untuk bisa merasa senang karena kalau negatif ia akan segera pulang. tapi disisi lain yeri tidak ingin negatif dulu, aneh sekali manusia satu ini. benar benar tidak tertebak apa maunya. yeri hanya bisa menerima apapun hasilnya nanti. tetapi ia hanya ingin melihat suster kesayangannya itu sebelum ia pulang.
~~
yeri sudah di test swab pcr tadi siang. katanya hasilnya akan diberi tahu nanti malam atau besok pagi. yeri degdegan, tidak tau kenapa. walaupun yeri sudah merasa jauh lebih baik dari sebelumnya, tapi yeri merasa kurang bila irene tidak mengetahui keadaannya sekarang. yeri memutuskan untuk tidur saja karena ia tidak mau terus terlarut memikirkan irene terus terusan.
ternyata yeri terbablas tidur sampai esok paginya. seperti biasa suster dahyun datang membawa sarapan milik yeri. "selamat pagi nona yeri, ini sarapannya ya. oh iya aku mau menginfokan kalau hasil test swab pcr kamu udah negatif ya. hari ini kamu tinggal ambil foto rontgen thorax, baru setelah itu kamu boleh pulang". suster dahyun menjelaskan dengan detail tetapi yeri terlihat murung mendengat perkataan dari suster dahyun. "eh kenapa? kok kamu murung gitu? apa masih ada keluhan? masih ada yang sakit kah? kalau kamu masih ada keluhan kita gak bisa memulangkan pasien. gapapa bilang aja yaa" kata suster dahyun yang terlihat sedikit khawatir. mendengar hal itu yeri memiliki ide untuk berbohong tentang keadaannya, dia ingin bilang kalau dia masih memiliki keluhan kepada suster dahyun. kenapa? ya jelas pasti karena ia ingin bertemu dengan irene sebelum ia pulang. yeri masih memiliki harapan untuk itu. "i-iya sus aku masih mual banget sama kepala aku sakit" yeri sebenarnya takut jika ia ketahuan bohong tapi ya percaya diri saja dulu kan. "oh gitu, kalau gitu aku kasih dulu obat lambungnya ya sebelum kamu makan, lalu setelah makan kamu minum paracetamol ya, tunggu sebentar". suster dahyun bergegas mengambil obat untuk yeri. bukan itu jawaban yang yeri mau, yeri masih ingin dirawat disini sampai suster irene datang menemuinya.
"selamat siang nona yeri. kita foto rontgen thorax dulu yuk di lantai bawah, oh iya hasil catatan medis kamu udah bagus ya, kamu udah boleh pulang setelah ini ya" seorang perawat laki laki menghampiri unit yeri untuk mengajak yeri foto rontgen thorax. lagi lagi yeri merasa cemas karena ia belum melihat tanda tanda kehadiran irene disana. yeri tidak bisa jika belum melihat irene disisinya sebelum ia pulang. tapi mau bagaimana lagi jika prosedurnya seperti itu yeri tidak bisa berbuat apa apa. ia hanya berharap kalau irene tidak lupa dengan janjinya yaitu mereka bertemu setelah yeri sembuh. yeri mengikuti bruder jaehyun ke lantai bawah untuk melakukan prosedur selanjutnya.
setelah semua selesai yeri kembali ke unitnya, bruder jaehyun meminta kepada yeri untuk merapihkan barang barang milik yeri sambil menunggu hasil foto rontgen thorax yeri. saat mengemas pakaian miliknya, yeri tidak berhenti memikirkan tentang irene, ia rindu pada suster cantik itu. ditinggal tanpa sepatah katapun membuat hati yeri terasa sakit. karena telfon dari bogum bogum tidak jelas itu. yeri kesal pada semua hal termasuk dirinya sendiri. beberapa menit kemudian suster dahyun datang ke unit yeri. "halo yeri kita lepas infusan kamu dulu yaa" yeri sudah malas berinteraksi dengan siapa siapa lagi, ia hanya mengangguk kepada suster dahyun tanda setuju. "satu, dua, tiga.. tarik nafas! aku cabut ya, maaf ya" suster dahyun memberi aba aba lalu melepas infusan yeri. darahnya lumayan banyak mengucur keluar. dengan lembut suster dahyun mengusap bagian tangan yeri yang berdarah dengan lembut. lagi lagi yeri kembali teringat oleh sentuhan irene. harusnya irene yang melakukan ini. seharusnya irene yang merawatnya hingga ia pulang, tapi yeri hanya menghela nafas. percuma berkhayal tentang hal yang tidak akan terjadi. wajahnya terus saja tertekuk. mood yeri benar benar hancur saat ini. "beres beresnya sudah selesai? kalau sudah sebentar lagi ku antar kamu ke lobby yaa, oh ya kamu sudah beri tau keluarga kamu untuk dijemput?" tanya suster yang selalu tersenyum itu. "engga sus aku nyetir mobil sendiri" jawab yeri datar. "oh gitu, yaudah aku siapkan beberapa surat yang harus kamu tanda tangan, dan juga nanti obatnya kita ambil di bawah ya" kata suster dahyun lalu pergi meninggalkan unit yeri.
"oke sudah semua ya, yuk kita turun kebawah" suster dahyun mengajak yeri ke lobby. tas yeri dibantu angkat oleh suster dahyun, suster ini memancarkan banyak positive vibes, sehingga bawaannya senang bila melihatnya. mereka sekarang sudah sampai di lobby, ada seorang nakes yang menghampiri yeri untuk memberikan obat pulang kepadanya. "yeri maaf boleh pinjam kunci mobil kamu? soalnya mobil kamu mau di semprot disinfektan sama nakes yang lain. oh ya mobil kamu yang mana ya?" yeri memberikan kunci mobil miliknya lalu memberi tau ciri ciri dan nomor polisi mobilnya. tak lama kemudian mobil suv hitam milik yeri telah sampai di lobby diantar oleh nakes yang menyemprot disinfektan tadi. "ini mobil kamu ya?" suster dahyun bertanya. "iya sus ini mobil aku. oh ya sus aku boleh titip salam untuk suster irene ga?" kata yeri sedikit ragu kepada suster dahyun. "oh boleh, suster irene yang pegang kamu kemarin ya? boleh nanti aku sampaikan yaa". suster dahyun ternyata sangat baik. "ah makasih banyak yaa sus udah mau ngerawat aku, maaf ya kalau aku ngerepotin selama disini" yeri berterimakasih kepada suster dahyun karena dia terlah banyak menolong yeri. "kembali kasih ya, kamu hati hati ya nyetirnya, jangan lupa minum obatnya" kata suster dahyun. "oke sus, aku pulang dulu yaa, sekali lagi makasih banyak suster" yeri berjalan menuju tempat duduk supir dan barang barang milik yeri dimasukan ke bagasi mobil oleh satpam. yeri membuka jendela mobilnya dan melambaikan tangan kepada suster dahyun, lalu dibalas oleh suster dahyun dengan lambaian tangan dan juga senyuman. yeri mulai menjalankan mobilnya menuju apartemennya.
diperjalanan yeri tiba tiba air matanya menetes. ia menangis, ya menangisi irene. ia tidak merasa senang harus sembuh di waktu yang menurutnya tidak tepat.
![](https://img.wattpad.com/cover/285722434-288-k868444.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IN BLOOM
أدب الهواة"Kalau tau begini, rasanya jadi ingin sakit terus" -Yerene fanfiction (gxg) Just for fun.