3.

743 50 0
                                    

"Pah hasilnya positif." Kata yeri sambil sesenggukan saat menelfon ayahnya.

"Iya nak papa juga udah menduga soalnya gejala yang kamu ceritakan itu persis dengan gejala covid19" jelas ayah yeri.

"Ya terus yeri harus gimana paaa? Yeri takut banget mana yeri sekarang sendirian gabisa ketemuin siapa-siapa.." rengek yeri semakin keras membuat ayah yeri merasa sedih.

"Udah tenang dulu sayang. Teman papa ada seorang dokter yang bekerja sebagai kepala unit igd di rumah sakit XX. papa akan minta dia untuk memesan satu kamar untuk kamu. Kamu akan dirawat disana. Mau ya sayang?" Ayah yeri mencoba memberi pengertian kepada anak tunggalnya itu.

"Tapi yeri takut pa, yeri kan belum pernah dirawat di rumah sakit" yeri masih menangis, dia juga memikirkan hal buruk yang mungkin akan terjadi padanya.

"Gapapa sayang, beberapa teman papa dirawat disana dan sembuh kok dari covid19. Kamu masih muda, pasti kamu gaakan kenapa-napa ya sayang. Kamu percaya kan sama papa? Intinya kamu gaboleh stres sayang, berdoa saja yang banyak, kamu juga harus jaga imun tubuh kamu. Udah ya papa telfon dulu teman papa itu kamu jangan nangis lagi yer" kata ayah yeri berusaha menenangkan putri kesayangannya.

~~

"Papa sudah mendapat kamar untuk kamu ya sayang. Kamu akan ditunggu jam 5 sore nanti untuk datang." Ayah yeri kembali menyambungkan telfonnya dengan anaknya.

"Oh gitu yaudah pa. Tapi aku kesananya gimana pa? Apa aku harus nyetir sendiri?" Tanya yeri.

"Kalau kamu kuat, kamu boleh nyetir sendiri sayang. Tapi jika kamu tidak kuat papa akan minta supaya kamu dijemput pakai ambulance" jelas ayah yeri.

"Aaahh gamau dijemput ambulance ah pa, nanti yeri dianggep freak lagi di apartment, yeri gamau diasingin nantinya. Udah yeri bisa kok nyetir sendiri, yeri gapapa" tegas yeri.

"Kamu serius sayang? Yakin ya bisa. Baiklah pokoknya kamu harus semangat ya biar cepat sembuh!" Kata ayah yeri menyemangatinya.

"Oke pa yeri bakal siap-siap. Tapi papa jangan kasih tau mama dulu ya, nanti yeri disuruh pulang kesana lagi gaboleh tinggal sendiri lagi sama mama".

"Tenang sayang papa gaakan bilang apa apa, oke kamu nanti hati hati ya." Ayah yeri menutup telfonnya.

~~

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 sore. Yeri sudah menyiapkan segala keperluannya untuk di rumah sakit nanti. Ia langsung mengambil kunci mobilnya, dan bergegas keluar ruang apartemen nya dan segera pergi ke rumah sakit XX yang telah di shareloc oleh ayahnya.

Perasaan yeri campur aduk. Ia terus memikirkan hal buruk yang tidak seharusnya ia pikirkan. Yeri merasa takut sekaligus gugup. "Semoga semuanya baik-baik aja deh" doa yeri dalam hati.

IN BLOOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang