mereka berdua tidak bosannya menghabiskan waktu di dalam akuaruim berjalan itu mengitari seluruh sudut kota. sampai yeri harus mengisi bensin mobilnya full sebanyak dua kali. tapi yeri tidak sedikitpun mengeluh atau merasa kesal, selagi tangan mereka masih menggenggam satu sama lain, semua akan terasa indah. tak peduli sudah berapa banyak keringat yang keluar dari tangan mereka masing-masing. senyuman dari irene yang menghilangkan rasa pegal dikakinya yang tak berhenti menancap gas.
hari mulai menjelang sore, perut yeri terasa lapar lagi. di daerah yang termasih asing ini, yeri sebenarnya bingung mau membeli makanan dimana. saat mengitari jalan raya yang besar dengan percaya diri, kebetulan tidak jauh terlihat sebuah restoran taco yang lumayan terkenal. yeri merasa itu merupakan pilihan yang tepat untuk makan disitu.
yeri memesan dua buah taco beserta minumannya untuknya dan suster kesayangannya. kali ini yeri yang membayar makanan mereka. lagi-lagi irene menghabiskan makanannya duluan, ia ternyata lapar tapi dia diam saja. yeri yang melihat itu merasa kalau susternya itu masih lapar. taco miliknya masih ada setengah lagi. yeri berinisiatif untuk memberikannya pada irene.
"masih laper gak sus? kalo iya nih ambil aja punya aku", kata yeri sambil menyodorkan setengah taco sisa milik dirinya. irene menggeleng dengan cepat, saat sore ia tidak ingin makan banyak dengan alasan ingin menjaga tubuhnya. "engga yeri aku udah kenyang kok", mendengar jawaban itu yeri hanya mengangguk dan melanjutkan untuk menghabiskan makanannya.
"kita mau kemana lagi nih sus?" tanya yeri yang fokus menyetir. tidak lupa tangan mereka masih bergenggaman. lucu sekali saat yeri selesai makan dan ingin kembali menyetir, tiba tiba tangan yeri dirampas lagi oleh irene seperti sudah mempunyai hak milik atas tangan mantan pasien mudanya itu. "kemana aja asal masih sama kamu yeri" jawab irene santai. "oke kalo gitu", yeri melajukan mobilnya ke suatu tempat.
~
mereka sampai di suatu sungai yang indah di tengah kota. hari yang semakin gelap tidak menghalangi mereka untuk tetap menghabiskan waktu bersama. memang kini mereka sudah sangat jauh dari lokasi rumah mereka. tapi siapa peduli? selama yeri dan irene bersama maka semua akan baik-baik saja.
mereka keluar dari SUV milik yeri dan sampai di pinggir sungai yang indah itu. udaranya sangat sejuk dan menenangkan. irene terlihat senang memandangi sekitar sungai itu, dan yeri tentunya memandangi sosok yang sangat dicintainya itu.
yeri mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi kamera. ia hendak memotret suster kesayangannya itu yang sedang asyik dengan ponselnya itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"hmm dari samping aja cantik", batin yeri. yeri tersenyum sambil memandangi foto irene yang baru saja ia ambil itu.
sadar akan ada sesuatu yang terjadi pada yeri yang sedari tadi senyum-senyum tidak jelas memandangi ponselnya, irene mendekat dan melihat apa yang sedang dilihat oleh yeri di ponselnya.
melihat ada gambar candid dirinya di dalam ponsel yeri, irene diam-diam blushing dibalik maskernya. ia salah tingkah. "IHH KAMU FOTO-FOTO AKU YAAA!! NAKAL DEH KAMU" kata irene sedikit berteriak sambil memukul pelan lengan yeri, tetapi yeri hanya dapat tertawa melihat reaksi irene yang menggemaskan itu. "lagian siapa suruh cantiknya kelewatan.. huuu.." ledek yeri kepada irene membuat yeri mendapa satu cubitan kecil di lengannya itu.
"aww sakit sus huhu" kata yeri sambil mengusap-usap lengannya.
"biarin abis nakal sihh", irene membuat ekspresi pout dibalik maskernya. walaupun tertutup masker tetapi irene tetap terlihat menggemaskan buat yeri.
"aku gasuka dicuekin sama kamu sampe berbulan-bulan kaya kemarin", tiba tiba irene bersuara. jantung yeri langsung berdetak dengan cepat setelah mendengar pernyataan irene. mengingat alasannya disebabkan oleh irene sendiri membuat yeri terdiam sejenak. sungguh bukan waktu yang tepat untuk menyalahkan suster cantik itu sekarang. karena tidak ingin merusak suasana, maka yeri memutuskan untuk mengubur dalam-dalam pikiran mengenai kejadian itu. yeri hanya minta maaf padanya dan berjanji untuk tidak akan mendiami irene lagi. irene tersenyum karena itu.
tanpa dipikir panjang tiba-tiba yeri bertanya sesuatu kepada irene.
"menurut suster, perempuan yang menyukai sesama perempuan itu gimana?", wow pertanyaan yang cukup offensive ya.
deg. irene sungguh terkejut dengan pertanyaan dari yeri, sebab saat ini ia pun sedang berada di fase itu. tidak tau juga.
"hmm.. menurut aku sih biasa aja ya, kita boleh mencintai siapapun yang kita mau", dengan jantung yang berdebar kencang irene menjawab itu dengan mencoba untuk percaya diri.
"oh gitu.. bagus deh. emm.. k-kalo aku yang sedang ada di posisi itu sekarang, suster bakal beci aku gak?" lagi-lagi yeri menjadi sangat berani, entah apa yang ada di dalam dirinya sekarang.
DEG! untuk yang kedua kalinya irene tersontak di dalam hatinya. sekarang ia mematung memikirkan apa yang yeri katakan barusan.
"e-eh.., um a-aku.. eh.. ya engga lah yer, masa iya aku benci kamu karena itu. emm, emangnya ada perempuan yang kamu suka sekarang?" irene sudah sangat bingung sekarang tetapi harus tetap stay cool.
"iya ada", jawab yeri singkat.
damn. irene saat ini sudah lemas. jawaban yeri membuatnya begitu rapuh. tak ada lagi harapan untuknya kali ini. irene sungguh sakit hati sekarang.
"wah beruntung banget ya dia bisa disukain sama orang yang cantik dan super baik banget kaya kamu. semoga kalian bisa jadian ya hehe" dengan sedikit kekehan miris di akhir kalimatnya, irene berbicara seperti tidak terjadi apa apa, tetapi hatinya sungguh ter-iris. ia ingin menangis saat ini juga.
"emm, iya.. orang yang aku suka ada disini"
"huh?" irene makin dibuat bingung sekarang.
"i-iya.. aku suka sama suster.." yeri tersenyum ragu dan jantungnya sudah ber-disko di dalam dadanya sekarang.
~
end.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
HAHAHA ga dehhhhh belum end kok, aku cuman bercanda teman teman mwaa.. ditunggu lanjutannya yaaah